Kamis, 24 Maret 2011

REKONSTRUKSI SCENE VIDEOKLIP MUSIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 BOJONG KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kompetensi menulis naskah drama merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada silabus bahasa Indonesia, pembelajaran menulis naskah drama terdapat pada kelas VIII dan kelas IX. Kelas VIII merupakan dasar penulisan naskah drama sesuai dengan aturan sedangkan pada kelas IX lebih menekankan pada pengembangan kompetensi yang telah diperoleh di kelas VIII dengan memanfaatkan sumber yang lebih bervariasi. Pada kelas VIII terdapat dua kompetensi dasar tentang menulis naskah drama yaitu
1. Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide.
2. Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.
Untuk KD menulis naskah drama yang terdapat pada pada kelas IX semester kedua yaitu
1. Menulis kreatif naskah drama berdasarkan cerpen yang telah dibaca.
2. Menulis kreatif naskah drama berdasarkan peristiwa nyata.
Dari standar kompetensi di atas, menunjukkan bahwa menulis naskah drama merupakan kompetensi yang penting yang harus dikuasai oleh siswa. Secara berjenjang siswa dilatih untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan media apa saja.
Namun, saat di lapangan, sering kita menemui kesulitan bagaimana membelajarkan kompetensi tersebut dengan baik tanpa siswa merasa terbebani. Sementara itu, kita memahami betul berdasakan daftar KD yang ada, pemebalajaran menulis naskah drama untuk kelas VIII merupakan hal yang sangat menentukan. Pemahaman dan kemampuan siswa mencapai ketuntasan sangat berpengaruh terhadap tindak lanjut pengajaran KD yang serupa di pada tingkatan di atasnya.
Pembelajarn menulis naskah drama di SMP negeri 2 Bojong dirasa kurang maksimal. Guru sering merasa bingung bagaimana menciptakan suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga siswa dapat dengan mudah belajar. sementara media yang ada masih sangat terbatas. Akibatnya KD ini sering diajarkan hanya secara teoretis. Praktik siswa menulis belum tampak. Akibatnya dari dua KD tentang menulis naskah drama pada kelas VIII dianggap sama yaitu teori menulis naskah drama bukan praktik menulis naskah drama. Yang lebih parah lagi, pada saat siswa kelas IX, pembelajaran menulis naskah drama juga diabaikan. Hal tersebut dikarenakan pada saat siswa kelas IX semester kedua, siswa sudah harus difokuskan pada persiapan ujian nasional. Persiapan ujian nasional mengakibatkan KD-KD yang sudah pernah diajarkan pada kelas-kelas sebelumnya tidak perlu diajarkan lagi. Kalau pun diajarkan hanya bersifat teoretis.
Kondisi semacam itu tentunya sangat jauh dari yang diharapkan pemerintah melalui standar pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang mampu mengantarkan siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Pendidikan berarti membelajarkan siswa menemukan satu inti pembelajaran melalui bimbingan dari orang-orang sekitar. Dalam kaitannya dengan ini, guru sangat berperan untuk mengantarkan siswa memiliki kompetensi tertentu yang tertuang dalam standar isi.
Untuk menciptakan semua itu, diperlukan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat diperoleh dengan pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa, siswa akan belajar dengan senang tanpa merasa terbebani. Mereka akan terlibat secara emosional dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian, pemahaman dan kompetensi mereka terhadap satu materi tertentu akan dengan mudah dikuasai.
Namun kondisi ideal semacam itu tidak dijumpai di SMP Negeri 2 Bojong. Dalam pembelajaran menulis naskah drama, guru cenderung bersifat teori. pembelajaran semacam itu membuat proses pembelajaran bertumpu pada guru bukan pada siswa sebagai subjek didik. Dalam PBM guru mengajar tanpa penggunaan media yang sesuai dengan minat siswa. Dengan pembelajaran tanpa media itu, pengetahuan anak praktis hanya bersifat verbalismme. Dengan kondisi semacam itu, kemudian siswa disuruh membuat naskah drama sesuai dengan langkah yang telah ditentukan. Tentunya kondisi semacam ini tentunya akan membuat siswa bekerja dengan beban dan tekanan untu menyelesaikan tugas tepat waktu. Hasil yang akan kita peroleh tentunya sangat jauh dari apa yang kita harapkan.
Melihat fenomena di atas, perlu dicari suatu jalan agar siswa mau belajar dengan baik sesuai dengan amanat kurikulum tanpa merasa terbebani. Di samping itu, guru pun akan lebih mudah menciptakan suasana pembelajaran yang berarti bagi siswa. Keterlambatan kita selaku pendidikan dalam penyelesaian masalah ini tentunya akan berakibat fatal. Akibat tersebut adalah terciptanya mental asal selesai tanpa mempertimbangkan kualitas. Yang lebih parah lagi adalah munculnya cap pada diri siswa terhadap guru tertentu yang bersifat negatif seperti “guru killer” atau cap negatif lain. Tentunya ini akan mempengaruhi cara pandang siswa terhadap guru yang akan mengakibatkan anak tidak senang terhadap mata pelajaran tertentu.
Salah satu alternatif pembelajaran menulis naskah drama yang bisa dilaksanakan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan adalah dengan menghadirkan media untuk membantu siswa membuat naskah drama. Salah satu media yang dapat diperoleh sekaligus menyenangkan adalah dengan pemanfaatan video klip lagu Indonesia. Mengapa harus video klip? Ada beberapa alasan yang mungkin logis yang dapat diajukan di sini. Alasan tersebut adalah
1. Siswa SMP merupakan siswa dalam usia pubertas. Pada masa itu pada umumnya anak menyukai lagu-lagu dan artis sebagai tokoh idola. Dengan menghadirkan video klip di hadapan mereka sebagai sarana pembelajaran, diharapkan pembelajaran akan lebih menyenangkan.
2. Video klip merupakan satu bentuk dramatisasi pendek dari isi lagu. Dengan demikian siswa akan lebih mudah membuat naskah drama berdasarkan contoh ilustrasi drama dari penayangan video klip. Mereka tinggal mengembangkan video klip yang ada dengan bagian drama yang lain sehingga akan menjadi naskah drama yang utuh.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang cara meningkatkan kompetensi menulis naskah drama dengan memanfaatkan videoklip musik sebagai media pembelajaran. Dengan pemanfaatan media videoklip, diharapkan siswa akan lebih mudah membuat naskah drama dengan menyenangkan. Sementara guru akan lebih mudah menciptakan pembelajaran karena kegiatan akan berpusat pada siswa.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, timbul beberapa permasalahan yang muncul. Permasalahan tersebut adalah
1 Bagaimanakah proses pemanfaatan videoklip musik untuk membantu siswa menulis naskah drama?
2 Seberapakah peningkatan dari kompetensi menulis naskah drama siswa dengan pemanfaatan videoklip musik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
1 Meningkatkan kompetensi menulis naskah drama siswa kelas VIII.
2 Mencari alternatif pembelajaran yang menyenangkan,aktif, inovatif, dan efektif.
Manfaat Penelitian
1 Bagi siswa
a. Siswa akan dapat belajar dengan mudah dan menarik.
b. Kompetensi menulis naskah drama akan lebih mudah diperoleh dengan adanya praktik secara langsung dengan media nyata serta kerja sama.
c. Prestasi belajar akan meningkat.
2 Bagi Guru Bahasa Indonesia
a. Memberikan gambaran tentang cara membelajarkan kompetensi menulis naskah drama.
b. Memberikan motivasi untuk memanfaatkan media yang mudah dan menarik untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
3 Bagi Bidang Keilmuan Pendidikan
a. Memberikan gambaran tentang alternatif penggunaan media belajar dan proses belajar yang inovatif dan menyenangkan.

D. Definisi Operasional
a. Naskah Drama
Naskah drama atau skenario drama adalah skrip cerita yang berisi tokoh dan dialog-dialog yang harus diucapkan saat pelaksanaan pentas drama. Dalam naskah drama juga terdapat deskripsi atau gambaran yang berkaitan dengan fisik tokoh, tindakan tokoh, tata letak panggung, dan pergerakan antartokoh.

b. Rekonstruksi
Realurisasi pada hakikatnya membangun kembali suatu alur cerita yang sudah ada sehingga cerita tersebut akan lebih mudah dipahami oleh orang lain. Alur yang akan dilakukan rekonstruksi adalah alur cerita pada videoklip musik. Tindakan rekonstruksi ini dilakukan karena alur cerita yang ditayangkan pada videoklip musik hanya mengungkapkan bagian-bagian tertentu sehingga perlu penguraian alur yang lebih jelas. Bentuk jadi dari proses rekonstruksi scene video klip ini berupa kerangka karangan yang siap untuk dikembangkan menjadi naskah drama.
c. Scene adalah adegan yang ada dalam video klip. Perlu dibedakan antara scene berupa ilustrasi cerita dan scene berupa tampilan penyanyi yang sedang menyanyikan lagu. Scene yang direkonstruksi adalah scene berupa ilustrasi.
d. Videoklip Musik
Videoklip musik adalah tayangan musik dengan latar belakang dramatisasi isi syair lagu. Tayangan musik yang hanya mengungkapkan adegan penyanyi saat menyanyikan lagu seperti konser atau musik langsung, pada penelitian ini tidak dikategorikan sebagai videoklip
e. Editing Tambal sulam
Tambal sulam adalah proses memperbaiki naskah drama yang telah dibuat dengan menambahkan bagian-bagian yang terlupa atau terlewat (menambal) dan menghapus atau mengganti bagian-bagian yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan konsep awal cerita (menyulam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar