Rabu, 28 September 2011

KATA BENDA (NOMINA) DALAM BAHASA INDONESIA

Oleh : Farichin

Kata benda atau disebut sebagai nomina dalam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa. dari proses pembentukannya, nomina terdiri dari dua yaitu nomina dasar dan nomina turunan. lalu apakah yang dimaksud dengan nomina dasar dan nomina turunan tersebut?

sebelum kita memasuki jenis nomina, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu nomina. Nomina atau kata benda adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk benda. Rujukan benda tersebut dapat bersifat abstrak atu konkret. secara gampang, apabila kita menyebutkan sebuah kata kemudian kitamengetahui makna kata tersebut sebagi sebuah bentuk benda, maka kata tersebut kita kategorikan sebagai kata benda. (maaf paling tidak itu menurut saya)

nomina dilihat dari proses pembentukan katanya terdiri dari nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar adalah kata-kata yang dasar katanya sudah menunjkkan pada sebuah benda. kata jenis ini tidak dapat diuraikan lagi menjadi bagian pembentuknya. sebagai contoh, kata-kata berikut merupakan nomina dasar:
[rumah], [sawah], [langit], [buku], [kitab], [angin], [gunung], [sekolah], [rambut], [surga]

nomina turunan adalah nomina yang terbentuk dari proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. proses pembentukannya dapat terdiri dari beberapa bentuk. bentuk-bentuk tersebut di antaranya adalah
1. verba + -an seperti [makanan], [minuman], [tahanan]
2. Pe- + verba seperti [pemukul], [penjahit], [pencemburu]
3. Pe- + adjektif seperti [pemerah], [pemarah], [pencemburu]
4. per- +nomina+ -an seperti [perbudakan], persengketaan], [pertempuran]
bentuk afik yang lain yang juga dapat membentuk nomina adalah
-or seperti  pada kata [motivator], [regulator], [promotor]
-wan/-wati seperti pada kata [budayawan], [relawan], [wartawati]

itu dulu yah, barangkali benar dapat dimanfaatkan. kalau salah mohon dikoreksi.
READ MORE - KATA BENDA (NOMINA) DALAM BAHASA INDONESIA

Jumat, 23 September 2011

Senin, 19 September 2011

MUSIKALISASI HANI CS-SMPN 2 BOJONG

Musikalisasi puisi tentunya bukan ha lasing lagi bagi guru bahasa Indonesia. Musikalisasi puisi merupakan bentuk penyajian puisi dengan cara dimusikkan. Dimusikkan atau dimusikalisasi berarti penyaian puisi sebagaimana layaknya sebuah music. Dia dinyanyikan sebagaimana sebuah lagu. Akan halnya music pengiring, bukanlah suatu yang bersifat wajib. Tanpa music pengiring pun sebuah lagu tetaplah dianggap sebagai sebuah music.

Video di atas merupakan salah satu contoh sederhana  dari musikalisasi puisi anak kelas IX di SMP Negeri 2 Bojong Tegal. sebuah pusi dari Bernedeth. berikut adalah bait-bait puisi tersebut:
<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/SrLyld9WI8c" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>


Saat sepi datang
merasuk menjelma menghampiri
relung kalbuku bergetar
menyeret anganku mengembara
tertegun, terpaku
tersudut dalam kegelisahan


gelapnya nurani angkuh menyapa
membelai sunyi, sepi sendiri
sakiti raga memenjara jiwa


apabila ego dipaksakan
keangkuhan diri dipertahankan
prasangka kan hadir membayangi
mencabikkoyakkan rasa hati
tancapkan luka di kedalaman batin
hingga akhirnya kacaukan segalanya
tanpa bisa temukan jawab


ingin kumampu
menghapus duga prasangka
yang datang mendera
ingin kumampu
tepiskan rasa kecewa
membalut lara jiwa


Pembelajaran musikalisasi puisi dapat digunakan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Berikut beberapa langkah yang harus disiapkan dalam pembelajaran puisi dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Langkah ini hanyalah contoh. Jadi perubahan bisa dilakukan sesuai dengan kondisi kita. Langkah tersebut adalah:
1. Siapkan beberapa puisi yang menurut kita bisa dimusikalisasikan. Biasanya puisi tersebut merupakan puisi balada.
2. Jelaskan batasan musikalisasi puisi.
3. Perdengarkan contoh musikalisasi puisi baik dari hasil karya orang lain, siswa lain, atau guru sendiri.
4. Berilah satu contoh langkah memusikalisasikan puisi
5. Tugas berkelompok pada siswa
6. Penguatan terhadap hasil kerja siswa.

Semoga bermanfaat.
READ MORE - MUSIKALISASI HANI CS-SMPN 2 BOJONG

Jumat, 16 September 2011

BAB IV PTK




Bab IV dalam sebuah PTK atau penelitian biasanya berupa uraian tentang hasil penelitian. Ada beberapa model penulisan Bab IV terutama pada PTK. Pembahasan pada bagian ini didasarkan pada bentuk atau sistematika penulisan bab IV PTK versi LPMP Jawa Tengah. 

langsung saja pada bagian ini disampaikan hasil salah satu penelitian yangt ada


BAB IV HASIL PENELITIAN

A.    Kondisi Awal
Penelitian dengan judul Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Matematika Kelas IX SMP Negeri 2 Bojong Melalui Supervisi Klinis di lakukan di SMP Negeri 2 Bojong Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian dengan subjek Guru Matematika Kelas IX ini dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan supervise klinis yang dilakukan di sekolah. Supervisi ini dilakukan atas permintaan guru sendiri yang ingin memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.
Berawal dari keprihatinan guru melihat hasil pencapaian belajar siswa dalam ujian nasional pada tahun sebelumnya yang dinilai tidak berhasil. Data pencapaian hasil belajar matematika dalam ujian nasional selama tiga tahun terakhir adalah 6.58, 4.21, dan 4.85
Di samping perolehan nilai Ujian Nasional pada mata pelajaran matematika yang rendah, juga adanya keinginan guru yang bersangkutan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Hal ini terjadi karena kondisi pembelajaran matematika di kelas yang dirasa kurang memuaskan. Dari kondisi siswa, siswa terlihat tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Di samping itu, mereka terlihat tertekan dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal itu tentunya akan berakibat buruk terhadap hasil yang akan dicapai siswa. Dari segi guru, sebenarnya sangat menginginkan pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan diminati siswa. Namun, guru masih belum mampu menciptakan suasana tersebut. Hal tersebut disebabkan karena kekurangmampuan guru dalam  pembuatan perencanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas yang hidup.
Kondisi tersebut di atas dibuktikan dengan hasil kegiatan prapenelitian yang telah dilakukan. Hasil tersebut menunjukkan kompetensi guru membuat perencanaan pembelajaran dengan skor 74%; pelaksanaan PBM 55%, pelaksanaan evaluasi 64%, dan analisis hasil dan remidial 50%.
Dilihat dari aktivitas siswa dalam mengikuti KBM, tampak adanya gejala ketidakminatan siswa dalam mengikuti KBM. Hal ini dibuktikan pada hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan kegitan prapenelitian.

B.     Deskripsi Penelitian Secara Umum
Penelitian Tindakan sekolah dengan judul Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Matematika Kelas IX SMP Negeri 2 Bojong Kabupaten Tegal Melalui Supervisi Klinis dilakukan dalam dua siklus penelitian. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap kegiatan yaitu perencanaan kegiatan, Pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya, kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahap tergambar pada deskripsi berikut ini:
1.      Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada setiap siklus. Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama dimaksudkan untuk memantapkan permasalahan kelemahan guru matematika kelas IX dalam melaksanakan tugas pokoknya. Setelah diyakini permasalahan yang terjadi, akan didiskusikan solusi yang paling tepat dan mungkin untuk bisa dilaksanakan. Sementara itu, pada siklus kedua dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a.       Mengkaji kelemahan dan kekuatan yang dialami pada pelaksanaan siklus pertama.
b.      Diskusi mencari penyebab kelemahan yang dialami.
c.       Diskusi solusi menutup kelemahan yang terjadi dan meningkatkan kekuatan.
2.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus, dilakukan kegiatan supervise. Pelaksanaan kegiatan supervise difokuskan pada lima tugas pokok guru yaitu membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan PBM, melaksankan evaluasi, melakukan analisis hasil evaluasi, dan melakukan remedial dan pengayaan. Diawali dari supervise kompetensi guru membuat perencaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan remedial dan pengayaan.
3.      Tahap observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan.  Untuk memperoleh data yang valid, digunakan instrument supervise yang telah dibuat sebelumnya.
4.      Tahap refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan supervise pada masing-masing bagian dari lima tugas pokok guru. Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah:
a.       Diskusi tentang hasil pengamatan selama pelaksanaan supervise.
b.      Diskusi tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan.
c.       Diskusi tentang penyebab kelemahan yang terjadi
d.      Diskusi tentang keputusan tindakan selanjutnya.

C.    Deskripsi Pelaksanaan Siklus
Siklus Pertama
Siklus pertama dilakukan sebanyak dua pertemuan tatap muka di kelas dalam PBM, dua pertemuan kegiatan di luar kelas untuk melakukan supervise administrasi, dan satu pertemuan untuk kegiatan remidial dan pengayaan. Siklus pertama menggunakan empat tahap kegiatan yaitu membuat perencanaan, pelaksanaan siklus, observasi, dan refleksi.
Tahap perencanaan Siklus pertama dilakukan kegiatan sbb:
a.       Konsultasi dan diskusi tentang kesulitan mengajar dari guru matematika.
b.      Diskusi akar penyebab kesulitan mengajar guru. Dari hasil diskusi diketahui bahwa penyebab permasalahan guru adalah kurangnya kompetensi guru mengelola kelas yang menyenangkan. Hal tersebut juga diperparah dengan pelaksanaan tugas poko guru yang lain yang terkesan hanya sekadar untuk memenuhi tuntutan administrasi.
c.       Pelaksanaan kegiatan prapenelitian untuk meyakinkan permasalahan yang sebenarnya. Pada kegiatan ini dilakukan supervise terhadap tugas pokok guru yaitu membuat perencanaan, melaksanakan KBM, melaksanakan evaluasi, dan remial. Hasil dari kegiatan prapenelitian, meyakinkan bahwa kompetensi pedagogis guru masih perlu ditingkatkan.
d.      Menentukan solusi pemecahan masalah. Solusi yang diambil adalah bagaimana upaya meningkatkan kompetensi pedagogis guru dalam melaksankan tugas pokoknya. Hasil diskusi menyepakati dilaksankan supervise klinis.
e.       Menyiapkan instrument penelitian
Tahap pelaksanaan siklus pertama dilakukan kegiatan sbb:
a.       Supervise yang terkait dengan kompetensi guru membuat perencanaan pembelajaran.
b.      Supervisi  yang terkait dengan kompetensi guru melaksanakan PBM. Supervise ini biasa dikenal dengan supervise kunjungan kelas. Tahapan ini dilakukan sebanyak dua pertemuan.
c.       Supervise yang terkait dengan kompetensi guru melakukan evaluasi. Supervise ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan supervise kunjungan kelas.
d.      Supervise yang terkait dengan kompetensi guru melakukan analisis hasil evaluasi.
e.       Supervise yang terkait dengan kompetensi guru melakukan emidial dan pengayaan setelah analisis hasil evaluasi dilakukan.
Tahap observasi siklus pertama. Tahap ini  dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan supervise yang dilakukan dengan focus pada lima tugas pokok guru. Untuk dokumentasi data, digunakan lembar supervisi.
Tahap yang terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi dilakukan diskusi terhadap hasil supervise yang dilakukan pada lima tugas pokok guru. Hasil refleksi yang ada adalah:
1.      Kompetensi guru membuat perencaan pembelajaran. Hasil yang ada adalah:
a.       Guru masih menggunakan silabus yang dibuat oleh MGMP kabupaten
b.      RPP belum sepenuhnya dibuat oleh guru
2.      Kompetensi guru melaksanakan KBM. Hasil pengamatan yang ada adalah:
a.       Guru belum melaksanakan kegiatan apersepsi secara baik.
b.      Guru belum melaksanakan penguatan atau motivasi terhadap siswa dengan baik.
c.       Guru belum mampu menerapkan perencaan pembelajaran yang dibuat secara baik.
d.      Penilaian telah banyak dilakukan tetapi masih terkesan kurang control.
e.       Bimbingan terhadap siswa telah dilaksanakan tetapi belum menyeluruh
3.      Kompetensi guru dalam melaksankan evaluasi. Hasil pengamatan menunjukkan:
a.       Evaluasi telah dilaksanakan dengan berbagai teknik tetapi belum merata pada keseluruhan siswa terutama pada evaluasi proses.
b.      Waktu yang diberikan pada evaluasi proses masih kurang.
c.       Hasil pekerjaan PR siswa belum direspon dengan baik karena hanya dibahas di depan kelas dan tidak dilakukan penilaian.
d.      Hasil penilaian lebih difokuskan pada penilaian akhir, sementara penilaian proses kurang mendapatkan porsi yang sewajarnya.
e.       Guru belum memperhatikan tingkat kesulitan soal secara intensif.
4.      Kompetensi guru melakukan analisis hasil evaluasi. Pada siklus pertama analisis dilakukan menggunakan blangko analisis yang disediakan sekolah. Hasil yang diperoleh adalah analisis butir soal belum dilakukan secara benar. Dalam analisis guru lebih menekankan pada nilai akhir bukan pada kesulitan siswa menguasai indicator tertentu.
5.      Kompetensi guru melakukan remedial dan pengayaan. Hasil temuan menunjukkan bahwa:
a.       Guru masih menggabungkan kegiatan remedial dan pengayaan dalam satu waktu kegiatan dalam jam KBM.
b.      Remedial yang dilakukan merupakan remedial tes bukan remedial teaching.
c.       Setiap siswa yang remidi mendapatkan soal yang sama dengan tingkat keslitan yang lebih rendah dari tes sebelumnya.
Siklus kedua juga dilakuan hamper sama dengan siklus pertama.  Perbedaan terjadi pada kegiatan yang dilakukan. Beriku adalah kegiatan pada siklus kedua:
Tahap perencanaan Siklus kedua dilakukan kegiatan sbb:
a.       Konsultasi dan diskusi tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus pertama.
b.      Diskusi akar penyebab kelemahan siklus pertama. Dari hasil diskusi diketahui bahwa penyebab kelemahan terjadi antara lain perencanaan yang kurang baik, kurangnya apersepsi, sikap guru yang kurang dapat memotivasi dan menghargai keberhasilan siswa, kemampuan menejerial guru dalam kelas.
c.       Disukusi tentang langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperbaiki kelemahan siklus pertama.
Tahap pelaksanaan siklus kedua dilakukan kegiatan untuk memantau kemajuan guru dalam menguasai lima kompetensi atau tugas pokok guru. Kegiatan tersebut adalah:
a.       Supervise yang terkait dengan kompetensi guru membuat perencanaan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati silabus dan RPP yang telah dibuat guru. Dalam kegiatan ini pula disampaikan upaya memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus pertama agar tidak terulang pada siklus kedua. Pembuatan rencana pelajaran dilakukan bersama dalam diskusi antara supervisor dan guru.
b.      Supervisi  yang terkait dengan kompetensi guru melaksanakan PBM. Supervise ini biasa dikenal dengan supervise kunjungan kelas. Tahapan ini dilakukan sebanyak dua pertemuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diusahan memanfaatkan contoh kesebangunan yang ada dalam lingkungan kelas dengan melakukan observasi atau pengamatan.
c.       Supervise yang terkait dengan kompetensi guru melakukan evaluasi yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan supervise kunjungan kelas.
d.      Supervise yang terkait dengan kompetensi guru melakukan analisis hasil evaluasi.
e.       Supervise yang terkait dengan kompetensi guru melakukan emidial dan pengayaan setelah analisis hasil evaluasi dilakukan.
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan siklus kedua.
Tahap refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi terhadap hasil observasi selama pelaksanaan siklus. Hasil refleksi siklus kedua adalah:
1.      Kompetensi guru membuat perencaan pembelajaran. Hasil yang ada adalah:
a.       Guru masih menggunakan silabus yang dibuat oleh MGMP kabupaten
b.      RPP dibuat oleh guru dengan lebih detail.
2.      Kompetensi guru melaksanakan KBM. Hasil pengamatan yang ada adalah:
a.       Guru telah melaksanakan kegiatan apersepsi secara baik.
b.      Guru telah melaksanakan penguatan atau motivasi terhadap siswa dengan baik.
c.       Guru belum telah menerapkan pembelajaran sesuai rencana (RPP).
d.      Control terhadap penilaian sudah lebih baik
e.       Bimbingan terhadap siswa telah dilaksanakan dengan lebih baik dan menyeluruh
3.      Kompetensi guru dalam melaksankan evaluasi. Hasil pengamatan menunjukkan:
a.       Evaluasi telah dilaksanakan dengan berbagai teknik tetapi dan telah diusahakan merata pada keseluruhan siswa terutama pada evaluasi proses.
b.      Hasil pekerjaan PR siswa direspon dengan baik dengan pembahasan di depan kelas dan pendataan penilaian.
c.       Guru belum memperhatikan tingkat kesulitan soal secara intensif.
4.      Kompetensi guru melakukan analisis hasil evaluasi. Pada siklus pertama analisis dilakukan menggunakan blangko analisis yang disediakan sekolah. Hasil yang diperoleh adalah analisis butir soal dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada. Sehingga dapat diketahui indicator yang perlu ditekankan kemabli oleh setiap siswa.
5.      Kompetensi guru melakukan remedial dan pengayaan. Hasil temuan menunjukkan bahwa:
d.      Guru telah melakukan kegiatan remedial terpisah dari pengayaan dengan waktu pelaksanaan di luar jam KBM.
e.       Remedial yang dilakukan merupakan remidial diawali dari remedial teaching dan diakhiri dengan tes sebnagai tolak ukur pencapaian siswa.
f.       Tes remedial disesuaikan dengan indicator yang belum tuntas.

D.    Analisis Data
Data yang diperoleh salama pelaksanaan siklus berkaitan dengan hasil pelasanaan supervise. Pelaksanaan supervise difokuskan pada lima tugas pokok guru yang meliputu kemampuan membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan PBM di kelas, pelaksanaan evaluasi, analisis hasil evaluasi, dan pelaksanaan remedial dan pengayaan. Hasil dari kegiatan prapenelitian terhadap lima kompetensi guru, diperoleh data kompetensi membuat perencanaan pembelajaran 74%, Melaksanakan 55%, Melaksanakan evaluasi 64%, Melakukan analisis 88%, melakukan remidial dan pengayaan.
            Setelah dilakukan diskusi dan dilakukan supervise, kondisi tersebut meningkat pada pelaksanaan siklus pertama. Berikut ini adalah perolehan hasil supervise pada pelaksanaan siklus pertama. Hasil dari kegiatan siklus 1 terhadap lima kompetensi guru, diperoleh data kompetensi membuat perencanaan pembelajaran 78%, Melaksanakan 66%, Melaksanakan evaluasi 72%, Melakukan analisis 88%, melakukan remidial dan pengayaan 38%.
Pada pelaksanaan siklus kedua, telah diupayakan menutup kelemahan dan meningkatkan kekuatan yang terjadi pada siklus pertama.


E.     Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Penilaian selama pelaksanaan penelitian tindakan sekolah difokuskan pada lima kemampuan guru dalam melaksankan tugas pokoknya. Kelima tugas pokok guru tersebut adalah membuar rencana pembelajaran, melaksankan pembelajaran, melakukan evaluasi, melakukan analisis hasil evaluasi, dan melaksanakan remedial dan pengayaan. Kegiatan tersebut dilakukan pada keseluruhan kegiatan baik pada kegiatan prapenelitian maupun pada pelaksanaan siklus.
Dari kemampuan guru membuat perencanaan pembelajaran selama pelaksanaan penelitian terjadi perkembangan yang cukup baik. Kekurangan yang terjadi pada tahap prapenelitian dilakukan perbaikan pada siklus pertama. Demikian pula kelemahan yang terjadi pada siklus pertama diperbaiki pada siklus kedua.

Dari unsur kompetensi guru melaksanakan pembelajaran, juga terdapat kemajuan yang cukup signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil supervise kunjungan kelas yang menunjukkan PBM berjalan semakin baik dari tahap sebelumnya.
Dari grafik tersebut tampak adanya kemajuan  yang cukup baik. Dari persentase nilai 55% pada prapenelitian menjadi 66% pada siklus pertama, naik lagi menjadi 88% pada siklus kedua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru dalam melaksanakan PBM telah berhasil ditingkatkan melalui pelaksanaan supervise klinis.
Dari unsure kompetnsi guru melakukan evaluasi juga terdapat kenaikan yang cukup baik. Kenaikan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini:
               
            Data di atas menunjukkan guru telah mampu membuat analisis hasil evaluasi pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan skor yang sudah di atas 85%. Apabila kita melihat pada penilaian kualifikasi, untuk mendapatkan kualifikasi baik sekali, skor minimal harus mencapai 76%. Dengan demikian, dari keseluruhan kegiatan menganalisis hasil evaluasi, guru sudah mencapai kualitas baik sekali. Namun demikian, ada beberapa hal yang terjadi pada setiap tahapan penelitian. Pada tahap prapenelitian, guru masih melaksanakan analisis baru tahap formalitas dan kelengkapan administrasi. Hasil analisis ini tentunya belum mampu menggambarkan kesulitan belajar siswa yang sebenarnya. Pada tahap siklus, guru sudah mulai melakukan analisis sesuai dengan kondisi nyata yang ada sehingga hasil analisis dapat dijadikan sebagai patokan pelaksanaan remedial dan pengayaan.
            Dari unsure kompetensi guru melakukan remedial dan pengayaan diperoleh data kemajuan kemampuan guru sebagai berikut:
            Dari grafik tersebut tampak adanya lonjakan yang cukup signifikan pada pelaksanaan siklus kedua. Keunggulan yang terjadi pada siklus kedua adalah dengan dilakukannya remedial teaching dan remedial tes dengan pengelompokkan ketidaktuntasan siswa. Dengan dilakukannya kedua kegiatan tersebut, kegiatan remedial tepat sasaran.
            Dari keseluruhan hasil yang diperoleh selama kegiatan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervise klinis mampu meningkatkan kompetensi pedagogis guru. Peningkatan tersebut, tampak terjadi pada keseluruhan kompetensi yang terkait dengan tugas pokok guru. Bahkan pada akhir siklus kedua, semua kompetensi tersebut telah mencapai kualifikasi baik sekali. Dengan demikian, pelaksanaan siklus tidak dilanjutkan karena indicator keberhasilan sudah tercapai semua.
























READ MORE - BAB IV PTK