Senin, 25 Februari 2013

SOSIALISASI

Oleh : FARICHIN setiap orang tidak akan pernah luput dari kegiatan bernama sosialisasi. Sebagaimana fitrahnya manusia sebagai mahluk sosial, kita tidak pernah bisa lepas dari sosialisasi. Sosialisasi ini sebgai salah satu pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain. Manusia yang lebih beradap dan mertabat salah satunya ditandai dengan sosialisasi. Sejarah menunjukkan bahwa manusia primitif yang sudah dianggap lebih bermartabat dikelompokkan dalam Homososius yaitu manusia yang bersosialisasi. Ini satu tingkat di atas manusia primitif yang tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. dalam pembahasan ini akan dibahas tentang sosialisasi dari beberapa perspektif. semoga pembahasan tentang sosialisasi ini akan bermanfaat untuk para pembaca. Oh, ya jangan lupa kasih komentar. A. Sosialisasi dari sudut pandang agama, sosiologi, dan psikologi Manusia adalah makhluk social yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosialnya. Dalam menjalani kehidupan sosialnya, manusia melakukan sosialisasi. Namun, apa sebenarnya sosialisasi itu? Sebelum membahas lebih jauh tentang sosialisasi, berikut ini ada beberapa pendapat tentang hakikat sosialisasi. a. Charlotte Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya. b. Peter Berger Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. c. Paul B. Horton Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. d. Soerjono SoekantoSosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Dalam kajian Islam sosialisasi salah satunya diungkapkan dalam alquran surat Ar Rum ayat 21 yang artinya kurang lebih 021. (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri) Siti Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam sedangkan manusia yang lainnya tercipta dari air mani laki-laki dan perempuan (supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya) supaya kalian merasa betah dengannya (dan dijadikan-Nya di antara kamu sekalian) semuanya (rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir) yakni yang memikirkan tentang ciptaan Allah swt. (Tafsir Jalalain oleh Jalaludin Asy Syuyuthi dan Jalaludin Muhammad ibn Ahmad Al Mahalliy) Begitu indahnya Islam sehingga etika dalam pergaulan juga diberikan aturannya. Seperti terungkap dalam hadist yang berbunyi Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, sesungguhnya Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim) Dari hadist ini dapat ditarik beberapa pelajaran yaitu adanya hak manusia atas Alloh dan hak manusia atas manusia yang lainnya. Hak sesama manusia adalah menjaga lisan dan memuliakan orang. Menjaga lisan bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan berkata baik atau kalau tidak mampu maka diam. Dengan demikian diam kedudukannya lebih rendah dari pada berkata baik, namun masih lebih baik dibandingkan dengan berkata yang tidak baik. Berkata baik terkait dengan 3 hal, seperti tersebut dalam surat An-Nisa’: 114, yaitu perintah bershadaqoh, perintah kepada yang makruf atau berkata yang membawa perbaikan pada manusia. Perkataan yang di luar ketiga hal tersebut bukan termasuk kebaikan, namun hanya sesuatu yang mubah atau bahkan suatu kejelekan. Pada menjaga lisan ada isyarat menjaga seluruh anggota badan yang lain, karena menjaga lisan adalah yang paling berat. Memuliakan berarti melakukan tindakan yang terpuji yang bisa mendatangkan kemuliaan bagi pelakunya. Dengan demikian memuliakan orang lain adalah melakukan tindakan yang terpuji terkait dengan tuntutan orang lain. Salah satunya adalah memuliakan tetangga dan tamu. Tetangga menurut syariat adalah sesuai dengan pengertian adat, artinya kapan secara adat dinilai sebagai tetangga maka dinilai sebagai tetangga juga oleh syariat. Kaidah menyatakan semua istilah yang ada dalam syariat dan tidak ada batasannya secara syariat dan bahasa maka pengertiannya dikembalikan kepada adat. Batasan tamu yang wajib diterima dan dilayani adalah jika dia tidak memiliki kemampuan untuk mencari tempat untuk tinggal atau untuk makan. Jika mampu maka hukumnya sunnah. Adapun batasan lamanya adalah 1 hari 1 malam, sempurnanya 3 hari 3 malam. Masih banyak lagi ajaran Islam yang terkait dengan sosialisai manusia dengan manusia yang lainnya. Dari sudut pandang sosiologi, sosialisasi dipandang sebagai sarana manusia untuk mengenal diri dan lingkungannya serta bagaimana dia dapat mengembangkan dirinya secara maksimal. Ada beberapa kegiatan masnusia dalam interaksi social yaitu sosialisasi belajar dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Proses sosialisasi adalah suatu proses belajar, bagaimana seorang individu harus berbuat dan bertingkah laku di tengah masyarakatnya. Dalam sosialisasi juga seorang individu akan belajar tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya agar ia dapat hidup, diterima dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.Segala sesuatu yang dipelajari individu mula-mula dipelajari dari orang lain di sekitarnya terutama dari anggota keluarganya. Individu belajar secara sadar dan tak sadar. Secara sadar individu menerima apa yang diajarkan oleh orang di sekitarnya, misalnya seorang ibu mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana cara makan yang benar. Sedangkan secara tidak sadar, individu belajar dari mendapatkan informasi dalam berbagai situasi dengan memperhatikan tingkah laku orang lain, menonton televisi, membaca koran, mendengar percakapan orang lain, dan lain sebagainya. Sosialisasi terjadi melalui kondisi lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan fundamental, seperti berbahasa, cara berjalan, duduk, makan, berekalkuan sopan, dan sebagainya.Menurut Bruce J. Cohen sebagaimana dikutip dalam Elly M. Setiadi, sosialisasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:Memberikan bekal keterampilan yang dibutuhkan bagi individu pada masa kehidupannya kelak. Dalam persepektif Abu Ahmadi, tingkah laku manusia itu dapat diterangkan sebagai reaksi-reaksi terhadap tuntutan atau tekanan dari lingkungannya. Di daerah dingin manusia harus berpakaian yang tebal untuk mengatasi tuntutan iklim. Hal ini berarti bahwa tingkah laku manusia merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan fisik, disebut juga sebagai adaptasi. Di samping itu, tingkah laku manusia juga merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan dan tekanan sosial orang lain. Hal ini juga disebut dengan istilah adjusment.Selanjutnya, tuntutan dalam proses sosialisasi tersebut dapat diklasifikasi menjadi tuntutan internal dan eksternal. Tuntutan internal adalah tuntutan yang berupa dorongan atau kebutuhan yang timbul dari dalam, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Sebaliknya tuntutan eksternal adalah tuntutan atau dorongan yang timbul dari luar dirinya sebagai seorang individu, misalnya penyesuaian diri akibat tuntutan dari orang tua, istri/suami, guru, anak, masyarakat, dan lain sebagainya, sehingga tingkah laku yang timbul setelah itu merupakan cerminan dari tuntutan tersebut. Dari belajar dan penyesuaian diri ini acapkali muncul suatu permasalahan psikologi. Permasalahan atau konflik yang muncul tersebut bias berbentuk (1) konflik antara tuntutan internal yang satu dengan tuntutan internal yang lain, misalnya untuk mendapatkan status atau prestige sosial seseorang harus bersaing atau bertentangan dengan teman-teman sendiri. (2), konflik antara tuntutan eksternal yang satu dengan tuntutan eksternal yang lain, mislanya seorang anak laki-laki mendapat tuntutan dari ayahnya agar dia meiliki sifat kelakian dan menjadi olahragawan, sedangkan ibunya menuntut agar dia memiliki sifat-sifat yang halus sebagai seniman. (3) konflik antara tuntutan internal dengan tuntutan eksternal, mislanya konflik antara dorongan seksual di satu pihak dengan tuntutan masyarakat agar dorongan itu disalurkan dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat (misalnya melalui perkawinan). Dari ketiga macam pola konflik tersebut, pola konflik yang ketiga adalah yang paling sering kita jumpai dan rasakan dalam masyarakat. B. Yang harus dipahami pendidik terkait dengan lingkungan Lingkungan sebagai salah satu komponen pendidikan sangatlah penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Dengan memahami lingkungan secara menyeluruh, pendidik akan dapat memanfaatkan lingkungan tersebut secara maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. di samping itu, permasalahan-permasalahan yang terjadi pada peserta didik juga akan dapat dengan mudah diselesaikan tanpa adanya tekanan atau intimidasi. Intimidasi hanya akan menjadikan peserta didik tertekan yang pada akhirnya akan melakukan pemberontakan-pemberontakan. Seluruh komponen lingkungan secara signifikan mendukung pendidikan dapat berjalan dengan baik asalkan pendidik mampu memanfaatkannya dengan tepat. Bahkan di lingkungan social yang oleh sebagian orang dinilai kurang baik dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. keraifan pendidik sangat dituntut dalam hal ini. Lingkungan pembelajaran merupakan komponen PBM yang sangat penting demi suksesnya belajar siswa. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan psikologis pada waktu PBM berlangsung. Semua komponen pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa, sehingga belajar anak dapat maksimal untuk mencapai hasil yang maksimal pula.Mengelola lingkungan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas bukan merupakan tugas yang ringan. Oleh karenanya guru harus banyak belajar. Menurut Suharsini Arikunto (1990: 216), unsur-unsur atau komponen-komponen yang dapat mendukung kualitas pembelajaran, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung berkaiatan dengan berlangsungnya proses belajar tersebut terdiri atas 6 komponen, yaitu:guru,siswa, kurikulum, konteks, metode, dan sarana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:Gambar 4. Unsur-unsur Pembelajaran(Adaptasi dari Suharsini Arikunto, 1990: 216)Dari gambar di atas, nampaknya setiap unsur dapat dikatakan penting dan menentukan.Namun apabila dicermati lebih mendalam satu persatu unsure unsur selain guru, yakni konteks, siswa, kurikulum, metode, dan sarana, tidak dapat menunjukkan peran yang berbeda tanpa mengubah posisinya, namun disisi lain guru yang profesional mampu mengubah,mengupayakan atau memanipulasi ke-5 (lima) variabel tersebut untuk kepentingan pembelajaran yang ia kehendaki. C. Hal-hal yang perlu disosialisasikan kepada peserta didik Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran terkait dengan sosialisasi, maka ada beberapa hal yang perlu disosialisikan kepada siswa. Hal-hal tersebut adalah: 1. Cara memilih tema Teman sejawat sangat berpengaruh terhadap pola pergaulan anak. Pada akhirnya pola pergaulan ini anak mempengaruhi pendidikan yang dilakukan di lingkungan keluarga atau sekolah. Hal tersebut terutama terjadi pada masa-masa pubertas. Saat itu anak cenderung lebih percaya terhadap komunitasnya daripada dengan keluarga atau gurunya. Oleh karena itu, salah memilih teman akan berakibat fatal terhadap pendidikan anak selanjutnya. 2. Etika pergaulan Dalam bersosialisasi seseorang akan berhadapan dengan orang lain dengan berbagai tingkatan strata,gender, dan usia. Oleh karena itu, perlu adanya bimbngan bagaimana seseorang bersikap dan bersosialisasi dengan keanekaan lingkungan pergaulan tersebut. Sosialisasi dengan pejabat tentunya akan berbeda dengan sosialisasi antar teman. Demikian pula bagaimana kita bergaul dengan lawan jenis atau dengan orang yang lebih tua. Etika pergaulan sangat penting untuk menunjukkan karakter bangsa yang luhur. 3. Cara belajar efektif Peserta didik memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi dirinya dengan optimal. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dan pantauan yang baik agar mereka dapat belajar dengan efektif. Keefektifan belajar tersebut tentunya akan dapat membantu mereka mengasah kemampuan dirinya secara maksimal. 4. Cara memanfaatkan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya. Lingkungan memberikan fasiltas yang sangat banyak. Beberapa fasilitas lingkungan terkait dengan pendidikan adalah a. Lingkungan dapat dimanfaatkan untuk mengaplikasikan hasil pengetahuannya di sekolah. Misalnya mempraktikan pembelajaran bahasa, keterampilan dan lainnya. b. Lingkungan dapat digunakan untuk menajamkan pengetahuan yang diterimanya di sekolah dengan melakukan observasi-observasi tertentu. Misalnya pengamatan terhadap hokum pasar, pengamatan terhadap lingkungan biotic dan abiotik dan lainnya. c. Lingkungan juga dapat dipakai untuk menggali pengetahuan. Ingat, di lingkungan kita banyak orang-orang dengan berbagai macam karakteristik yang berbeda-beda. Tentunya pengalaman mereka akan menjadi bahan pengetahuan yang tidak akan pernah kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar