Sabtu, 23 Maret 2013

CONTOH RANCANGAN TESIS : IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU SMP SE-KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL


Latar Belakang

              Guru atau pendidik dalam dunia pendidikan menjadi salah satu indikator kualitas suatu lembaga pendidikan.  hal ini sesuai dengan pendapat Jalal yang menyatakan  Guru merupakan kunci peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada dalam titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan. Setiap usaha peningkatan mutu pendidikan hanya akan berarti bila melibatkan guru (Jalal, 2001:262). Pendidik yang berkualitas tinggi dengan penguasaan kompetensi yang memadai akan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. kualitas proses pembelajaran itulah yang akan mengantarkan peserta didik mencapai keberhasilan dalam pendidikannya.
            Senada dengan hal di atas, dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, 2006: 3 ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran, posisi guru sangat strategis karena guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, menggerakkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Untuk mampu bersaing di forum nasional maupun internasional, guru dituntut untuk terus mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan khusus guru dalam menyampaikan materi dan membimbing siswa.
              Guru yang bermutu harus memiliki kompetensi dasar. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi, akademik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Kompetensi akademik meliputi penguasaan materi atau bahan ajar. Menguasai materi dan bahan ajar menjadi kompetensi yang dapat diukur pertama kali oleh peserta didik. Guru yang tidak menguasai bahan ajar akan dicibirkan oleh peserta didik. Kompetensi pedagogis ditunjukkan dengan guru yang piawai menggunakan strategi dan metode mengajar yang tepat dan melaksanakan penilaian hasil belajar yang terus – menerus dan jujur. Selain penguasaan terhadap materi dan bahan ajar, juga harus dituntut memiliki antusiasme yang tinggi, dalam arti memiliki semangat dan senang mengajar. Kemampuan dalam penguasaan materi, metode dan penilaian pendidikan akan menjadi kurang bermakna jika tidak disertai dengan antusiasme yang tinggi, serta menyayangi peserta didiknya. Kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya akan menjadi syarat utama bagi terbentuknya profil guru yang efektif. Kedua kompetensi  tersebut akan tampak pada sikap yang penuh kasih sayang kepada muridnya, dan setia kepada profesinya (Suparlan,  2006:91).
            Selain dari unsur guru sebagai lini depan mutu pendidikan, masih ada kepala sekolah yang turut menentukan jalannya pendidikan. Kepala sekolah memilki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru karena salah satu kewajiban kepala sekolah adalah memberdayakan guru. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat seolah-olah kepemimpinan mengahadapi berbagai macam faktor seperti : struktur atau tatanan, koalisasi, kekuasaan,  dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya, kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi (Wahjosumijo, 2007:15).
           Kepemimpinan dipandang pula sebagai inti manajemen. Pandangan ini mendukung pernyataan masyarakat pada umumnya, bahwa jatuh bangunnya suatu organisasi ada di tangan pemimpin atau keberhasilan sebuah organisasi terletak pada kemampuan pemimpinnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan harus mampu memotivasi guru agar tumbuh kemauan yang kuat dan rasa percaya diri mereka dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Selain itu kepala sekolah harus pula mampu mengkoordinasikan dan menyelaraskan semua sumber daya yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor pendorong yang memungkinkan stakeholder mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
             Hal ini sesuai dengan simpulan Miner, 1965 (dalam, Gary Yukl, 2000: 218 ) bahwa sifat / karakteristik pemimpin dalam mengefektifkan organisasi melalui anggota-anggotanya adalah sebagai berikut: (1) Sikap yang positif terhadap oreng-oreng yang berwewenang, (2) suatu keinginan untuk bersaing dengan orang lain untuk memperoleh status sumber daya, dan dukungan (3) suatu keinginan untuk memimpin menjadi seorang yang tegas, (4) keinginan untuk menjalankan tugasnya terhadap orang lain, (5) keinginan untuk mendapatkan posisi yang baik dalam mutu pendidikan, (6) kesediaan untuk melaksankan kegiatan-kegiatan administrasi rutin seperti perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan, para pemimpin yang efektif mampu mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuan
              Di samping itu memiliki kemampuan melakukan sosialisasi dengan orang lain khususnya anggota organisasi, serta memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang cukup tinggi; memiliki motifasi dan keinginan berprestasi, yaitu para pemimpin yang efektif memiliki dorongan besar dari dalam dirinya untuk menyelesaikan sesuatu secara sukses, memiliki kemampuan hubungan manusiawi, yaitu mengetahui bahwa usahanya untuk mencapai sesuatu sangat tergantung pada orang lain, khususnya untuk mencapai sesuatu sangat tergantung orang lain, khususnya anggota organisasinya.
Salah satu tugas menejerial yang harus dikuasai oleh kepala sekolah adalah malakukan supervisi.  Supervisi dilakukan untuk memperbaiki kualitas kompetensi pedagogis guru sehingga guru dapat terus mengembangkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan zaman. Kualitas kerja dari guru yang berkompetensi bagus, akan berimplikasi positif terhadap kualitas hasil pembelajaran atau prestasi sekolah secara menyeluruh.
               Namun, tidak semua sekolah memiliki pemimpin sekolah yang visioner dengan jiwa kepemimpinan yang bagus demi terwujudnya tujuan sekolah secara umum. Masih banyak kepala sekolah yang pengetahuan dasar kepemimpinannya masih belum memadai. Sehingga tugas kepemimpinannya seolah berjalan di tempat tanpa adanya inovasi dan dinamika menuju ke arah yang lebih baik terhadap kemajuan sekolah. Terkait dengan tugas pelaksanaan supervisi sebagai salah satu tugas monitoring dan menejerial kepala sekolah, masih banyak kepala sekolah yang melaksanakannya hanya sebatas pelengkap administrasi.
          Beberapa hal negatif yang ditemui dalam pelaksanaan supervisi di sekolah adalah (1) supervisi tidak terencana dengan matang; (2)pemantauan dan penilaian hasil supervisi tidak mencerminkan kondisi nyata guru karena adanya unsur “ewuh pekewuh” terhadap guru yang dinilai. Hal ini terjadi manakala pelaksanaan supervisi dibantu oleh guru senior di sekolah tersebut; (3) kepala sekolah tidak melakukan tindak lanjut hasil pelaksanaan supervisi sehingga tidak terjadi perebaikan kemampuan guru yang disupervisi; (4) dari arah guru saat pelaksanaan supervisi terjadi kamuflase karena mereka lebih mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugasnya mengajar saat dilakukan supervisi daripada saat tidak ada supervisi. Dengan demikian, kondisi pembelajaran yang kurang bagus selama satu semester tertutupi oleh kegiatan supervisi yang hanya sekali.
              Melihat pada kondisi di atas, kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana implementasi kepemimpinan sekolah dan pelaksanaan supervisi sebagai salah satu upaya meningkatkan kompetensi pedagogis guru. dengan penelitian ini akan ditemui kelemahan yang terjadi dalam kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi untuk kemudian diajukan rekomendasi solusi pemecahannya. Di samping itu, akan juga ditemukan kekuatan dari implementasi kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi agar menjadi dasar atau acuan bagi kepala sekolah yang lain.

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, diajukan beberapa pertanyaan penelitian yaitu:
1.      Bagaimana implementasi kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogis guru SMP se-Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal?
2.      Bagaimana implementasi supervisi dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogis guru SMP se-Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal?
3.      Bagaimana kondisi kompetensi pedagogis guru SMP se-Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal?

Latar Penelitian dan Penentuan Sampel

Penelitian tentang implementasi kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi terhadap upaya peningkatan kompetensi pedagogis guru dilakukan pada guru SMP di Kecamatan Bojong. Penentuan subjek penelitian dilakuan dengan beberapa pertimbangan yaitu:
1.      Dekat dengan domisili peneliti sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
2.      Dari hasil wawancara awal dengan beberapa orang guru SMP di kecamatan Bojong, masih terdapat kelemahan dalam pengimplementasian kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi.
Data subjek penelitian yang dipakai tampak pada tabel berikut ini:
NO
NAMA SEKOLAH
JUMLAH GURU
PNS
NON-PNS
JUMLAH TOTAL

SMP 1 Bojong
24
12
36

SMP 2 Bojong
16
8
24

Jumlah
40
20
60

Sampel : karena jumlah populasi kurang dari 100, maka sampel yang diambil keseluruhan populasi yaitu sebanyak 60 orang guru yang terdiri dari 40 guru PNS dan 20 guru non-PNS.

Landasan Teori

A.     Kepemimpinan

Ø  Hakikat kepemimpinan
Ø  Fungsi kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi
Ø  Empat fase pendekatan kepemimpinan
Ø  Perkembangan teori kepemimpinan
a.       Teori sifat
b.      Teori tingkah laku
c.       Teori kemungkinan
d.      Teori kepemimpinan mutakhir
v  Kepemimpinan atribusif
v  Kepemimpinan karismatik
v  Kepemimpinan transaksional
v  Kepemimpinan representatif
v  Kepemimpinan transformasional
v  Kepemimpinan visioner
Ø  Peranan kepemimpinan kepala sekolah
Ø  Tugas pokok kepala sekolah
a.       educator
b.      manager
c.       Motivator
d.       Administrator
e.        Supervisor
f.       Leader
g.      innovator, dan
h.      motivator
Ø  Kepemimpinan kepala sekolah berperan untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Ø  Upaya peningkatan tugas kepala sekolah
Ø  Indikator kepemimpinan kepala sekolah
a.       Kemampuan menyusun program
b.      Kemampuan menyusun organisasi personalia
c.       Kemampuan memberdayakan tenaga pendidik
d.      Kemampuan memberdayakan sumber daya sekolah
e.       Kemampuan pengelolaan administrasi
f.       Kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi
g.      Kemampuan menysusun strategi peningkatan mutu
h.      Kemampuan memberikan motivasi.

B.     Supervisi

Ø  Definisi motivasi untuk membangkitkan semangat diri dan orang lain
Ø  Motivasi ada dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik
Ø  Motivasi ada beberapa teknik yang bisa diterapkan
Ø  Teori motivasi dari beberapa tokoh
Ø  Indikator motivasi
a.       Motivasi membuat orang semangat mencapai tujuan
b.      Proses adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan diri dan kelompoknya
c.       Kebutuhan menyebabkan dorongan agar hasil usaha menjadi menarik.

1.      Kompetensi Pedagogis

Ø  Definisi kompetensi pedagogis yaitu kompetensi seorang guru menguasai tugas pokoknya melaksanakan pembelajaran.
Ø  Tugas pokok guru
Ø  Strategi peningkatan kompetensi pedagogis
Ø  Indikator pencapaian kompetensi pedagogis guru
a.       Kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran
b.      Kemampuan melaksanakan pembelajaran
c.       Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran
d.      Kemampuan menganalisis hasil evaluasi
e.       Kemampuan memanfaatkan hasil analisis evaluasi untuk program perbaikan dan pengayaan.

Contoh Instrumen

Instrumen untuk variabel Kepemimpinan Kepala sekolah
Untuk penilaian kepemimpinan kepala sekolah dilakukan dua pengisian angket dari subjek yang berbeda. Satu angket berupa penilaian diri sendiri oleh kepala sekolah terkait dengan kepemimpinan yang diterapkannya dan yang kedua penilaian kepemimpinan kepala sekolah oleh guru. angket berupa pertanyaan yang sama dengan menggunakan rentang penilaian Baik Sekali (BS)=5, Baik (B)=4, Cukup (C)=3, Kurang (K)=2, dan Kurang Sekali (KS)=1.
Berikut adalah instrumen penilaian kepemimpinan kepala sekolah
BUTIR PERTANYAAN
5
4
3
2
1
Kemampuan Menyusun Program Sekolah










1
Kepala sekolah melakukan pembuatan program sekolah jangka pendek.










2
Kepala sekolah melakukan pembuatan program sekolah jangka menengah.










3
Kepala sekolah melakukan pembuatan program sekolah jangka panjang.










4
Kepala sekolah melakukan pembuatan program keuangan










5
Kepala sekolah melakukan pembuatan program supervisi akademik










6
Kepala sekolah melakukan pembuatan program supervisi administrasi










7
Kepala sekolah melakukan pembuatan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan










8
Kepala sekolah melakukan pembuatan program pembinaan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan.










Pemberdayaan Tenaga Pendidik










9
Kepala sekolah melibatkan tenaga pendidik dalam penyusunan program sekolah.










10
Kepala sekolah mendelegasikan tugas-tugas tertentu kepada tenaga pendidik










11
Kepala sekolah mendelegasikan tugas atas dasar kemampuan dan kecakapan tenaga pendidik.










Pemberdayaan Sumber Daya Sekolah










12
Kepala sekolah melakukan pendataan terhadap kekuatan dan kelemahan sumber daya sekolah yang ada.










13
Kepala sekolah memanfaatkan potensi sekolah untuk peningkatan kualitas sekolah.










Pengelolaan Administrasi










14
Kepala sekolah melakukan pengadministrasian yang lengkap










15
Kepala sekolah menunjuk tenaga administrasi untuk melakukan pengadministrasian secara tertib










16
Kepala sekolah melakukan perbaikan terhadap tingkat kemudahan akses administrasi bagi seluruh warga sekolah.










17
Kepala sekolah melakukan terobosan pemendekan alur birokrasi terkait dengan administrasi sekolah.










Penyususnan dan Pelaksanaan Program Supervisi










18
Kepala sekolah membuat program supervisi secara teratur.










19
Kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara berkala










20
kepala sekolah melakukan supervisi administrasi










21
kepala sekolah melakukan supervisi klinis










22
Kepala sekolah melakukan sosialisasi hasil supervisi kepada guru yang disupervisi.










23
Kepala sekolah melakukan pembinaan terhadap kelemahan guru hasil temuan supervisi.










24
Kepala sekolah melakukan pemantauan pasca supervisi










Strategi Peningkatan Mutu










25
Kepala sekolah memiliki strategi peningkatan mutu










26
Kepala sekolah mensosialisasi strategi peningkatan mutu terhadap warga sekolah










27
Kepala sekolah menyusun rancangan aksi pencapaian peningkatan mutu.










Pemberian Motivasi










28
Kepala sekolah memberikan motivasi kepada warga sekolah










29
Kepala sekolah menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah










30
Kepala sekolah menjadi orang yang dapat dijadikan rekan dalam memecahkan permasalahan seluruh warga sekolah.












Instrumen untuk Penilaian Supervisi
NO
BUTIR PERTANYAAN
5
4
3
2
1
Pembuatan Perencanaan Pembelajaran






Guru mampu menentukan tujuan pembelajaran






Guru mampu menentukan indikator berdasarkan KD






Guru mampu menentukan materi sesuai tujuan






Guru mampu metode pembelajaran yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran






Guru mampu menyusun langkah pembelajaran dengan menitikberatkan pada kesempatan siswa melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.






Guru mampu menentukan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran






Guru mampu menentukan sumber belajar yang bervariasi.






Guru mampu menentukan media pembelajaran yang tepat






Guru mampu menyusun evaluasi






Guru mampu membuat rubrik penilaian





Pelaksanaan Pembelajaran






Guru mampu melakukan apersepsi dengan baik






Guru mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran






Guru mampu mengusai kelas






Guru mampu menggunakan situasi kelas untuk pembelajaran






Guru mampu memberikan kesempatan bertanya secara luas






Guru mampu menguasai materi pelajaran dengan baik





Kemampuan Bertanya






Guru mengajukan pertanyaan dengan benar






Guru memberikan pertanyaan untuk menguji daya serap secara perbagian





Kemampuan memotivasi dan penguasaan kelas






Guru mampu memotivasi belajar siswa






Situasi belajar hidup dan kondusif






Instrumen untuk Kompetensi Pedagogis
NO
BUTIR PERTANYAAN
5
4
3
2
1
Pembuatan Perencanaan Pembelajaran






Guru mampu membuat silabus






Guru mangetahui bagian-bagian silabus






Guru mampu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran






Guru mangetahui sistematika RPP





Pelaksanaan Pembelajaran






Guru mampu mengaplikasikan model pembelajaran






Guru mampu menerapkan RPP






Guru mampu mengatasi permasalahan di kelas






Guru mampu memanfaatkan waktu belajar






Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara sistematis





Pelaksanaan Evaluasi






Guru mampu melakukan evaluasi proses






Guru mampu melakukan evaluasi hasil






Guru mampu melakukan evaluasi secara valid





Pelaksanaan Analisis Hasil Evaluasi






Guru melaksanakan analisis hasil evaluasi






Guru menentukan pemanfaatan hasil analisis evaluasi untuk peneingkatan mutu pembelajaran





Pelaksanaan Remidial dan Pengayaan






Guru mampu membuat program remidial






Guru melakukan remidial teaching






Guru melakukan pengayaan






Guru melakukan analisis hasil remidial dan pengayaan







Simulasi

Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, penilaian dilakukan dengan dua subjek penilai yaitu penilaian kepemimpinan kepala sekolah yang diperoleh dari evaluasi diri kepala sekolah dan penilaian dari guru di sekolah tersebut.  Hasil akhir dari penilaian tersebut adalah Mean yang diperoleh dari penjumlahan penilaian guru dan evaluasi diri kepala sekolah.
Penilaian kepemimpinan kepala sekolah dilakukan di dua SMP yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Hasil dari masing-masing sampel ini kemudian akan dijadikan dasar penentuan kecenderungan implementasi kepemimpinan yang ada di sekolah. Data ini juga akan dapat diketahui tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi terkait dengan implementasi kepemimpinan kepala sekolah.
Aspek-aspek yang didata pada penilaian kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari beberapa yaitu:
a.       Kemampuan menyusun program
b.      Kemampuan menyusun organisasi personalia
c.       Kemampuan memberdayakan tenaga pendidik
d.      Kemampuan memberdayakan sumber daya sekolah
e.       Kemampuan pengelolaan administrasi
f.       Kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi
g.      Kemampuan menysusun strategi peningkatan mutu
h.      Kemampuan memberikan motivasi.
Pada penilaian kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 2 Bojong Kabupaten Tegal, tergambar pada grafik berikut ini:

Dengan Mean 55,5 dapat diketahui unsur yang dikategorikan tinggi adalah unsur yang telah mencapai batas di atas mean sedangkan kategori rendah apabila berada di bawah batas mean. Perbandingan unusr penilaian kepemimpinan kepala sekolah tampak pada grafik berikut ini:
Terkait dengan penghitungan, dapat dilihat pada tabel penghitungan data penilaian kepemimpinan kepala sekolah, tampak pada tabel penghitungan berikut ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar