Minggu, 17 November 2013

Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013



  Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013 dan upaya yang harus dilakukan oleh pihak yang berkepentingan

Pada pelaksanaannya Kurikulum 2013 di daerah masih menyisakan berbagai persoalan. Meski tujuan kurikulum baru itu baik, namun pelaksanaan di lapangan harus mendapat banyak perbaikan. Persoalan-persoalan yang muncul antara lain :
1.        Guru sebagai manajer di kelas belum memahami benar implementasi kurikulum 2013 yang seharusnya. Meskipun sudah dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru, tetapi belum semua guru memahaminya secara baik. Pun guru yang mengikuti pelatihan belum semua informasi terkait dengan implementasi kurikulum terserap dengan baik.
2.        Kurangnya buku panduan pelajaran dari Pemerintah Pusat. Bahkan di beberapa sekolah SMP yang menjadi pilot project penerapan Kurikulum 2013 di Kabupaten Tegal (dan mungkin di kabupaten lainnya di Indonesia), hanya terdapat dua buku panduan. Untuk mengatasi itu, pihaknya mengunduh buku panduan dari internet dan memperbanyaknya.
3.        Buku siswa yang idealnya juga dimiliki siswa dengan komposisi satu buku satu siswa masih belum dapat disediakan dengan cukup. Kondisi tersebut memaksa sekolah untuk melakukan pengadaan buku tersebut dengan penggandaan yang tentunya membutuhkan biaya tambahan.
4.        Sistem rapor. Masalah mungkin muncul pada pertengahan Oktober depan, berkaitan dengan sistem rapor kepada orang tua siswa. Hingga sekarang belum ada petunjuk teknis bagaimana rapor itu nanti dibuat, yang mengacu kepada sistem penilaian di perguruan tinggi dengan nilai A, B, C, dan seterusnya.
5.        Lainnya adalah keberatan para orang tua siswa berkaitan dengan adanya kata-kata kasar dalam buku panduan Kurikulum 2013.
6.        Terdapat beberapa daerah yang memaksakan diri dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Sebagai contoh Kota Tegal, pada tahun pelajaran 2013/2014 secara serentak mewajibkan seluruh sekolah untuk menerapkan kurikulum 2013. Hal ini jelas menimbulkan permasalahan, misalnya mahalnya biaya pengadaan buku. Masalah ini menjadi lebih parah manakala siswa diwajibkan untuk membeli buku sendiri. (sekolah menjadi terkesan sangat mahal)
Terkait dengan permasalahan yang dijumpai dalam implementasi kurikulum tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M.Nuh membeberkan tiga hal yang menjadi poin monitoring dan evaluasi (monev) dalam kurikulum 2013, yaitu :
a.         Pertama mengenai buku, kedua tentang proses pelaksanaan pembelajaran dan ketiga menyangkut kemampuan guru. Evaluasi terhadap buku diperlukan agar terdapat perbaikan di periode berikutnya. Sebab buku dalam kurikulum bersifat model yang harus diidealkan dengan tujuan kurikulum.
b.        Sementara untuk guru, kementerian berharap memiliki rapor penilaian seluruh guru. Penilaian dapat diperoleh melalui pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan. Evaluasi, ujar Mendikbud, juga akan mempersiapkan pendampingan terhadap para guru.
c.         Sedangkan tahap ketiga untuk kompetensi, para guru akan diukur rasionalitasnya terhadap kurikulum. "Berapa nilainya, terhadap bagaimana analisis mengajar materinya, bagaimana dia menyusun rencana pembelajaran.
Sementara itu dari pihak dinas pendidikan setempat seharusnya melakukan beberapa tindakan seperti:
a.       Pendataan guru yang valid sehingga penempatan tenaga pendidik lebih tepat sesuai dengan kebutuhan.
b.      Pengadaan pelatihan implementasi kurikulum pada guru pada tingkat kabupaten dan atau sekolah agar seluruh guru memahami kurikulum 2013 secara utuh.
c.       Pengalokasian dana untuk pengadaan buku panduan dan buku siswa agar implementasi kurikulum dapat berjalan dengan lancar.
READ MORE - Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013

Sabtu, 09 November 2013

Hasil Pembelajaran dan Faktor yang mempengaruhi



Oleh : Farichin

A.     Faktor-faktor yang dapat dikontrol yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil pembelajaran di suatu sekolah tergambar melalui peningkatan kemampuan siswa. Kemampuan siswa yang menjadi salah satu indikator keberhasilan ada tiga yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemampuan kognitif berkaitan dengan daya nalar dan pikir siswa. Kemampuan afektif terkait dengan sikap dan pengahayatan siswa terhadap norma. Sementara kemampuan psikomotor terkait dengan kemampuan gerak siswa terhadap kompetensi tertentu.
Dalam pembelajaran, kemampuan tersebut dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontro. Faktor yang dapat dikontrol yang mempengaruhi hasil belajar siswa di antaranya adalah kondisi sosial ekonomi dan kecerdasan. Kedua faktor yang dapat dikontrol tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut diakrenakan beberapa hal seperti:
1.      Dengan kondisi sosial ekonomi yang baik, tentunya orang tua akan lebih mudah memberikan fasilitas terhadap siswa untuk mengembangkan potensi dirinya. Di samping itu ketersediaan sarana sekolah untuk siswa akan dapat disediakan apabila kondisi ekonomi orang tua mencukupi. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat ekonomi keluarga semakin tinggi pula seseorang berpotensi untuk memiliki hasil pendidikan yang lebih baik.
2.      Kecerdasan siswa yang menjadi kemampuan awalnya dalam mengikuti pembelajaran di kelas berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Dengan kecerdasan yang bagus, seorang siswa akan dengan mudah memahami konsep pengetahuan yang diajarkan di sekolah. Di samping itu, kecerdasan siswa akan dapat membantu siswa untuk termotivasi dalam menganalisis permasalahan yang ada dan mencari solusi yang dihrapkan secara otodikdak. Dengan kata lain, kecerdasan siswa akan membantu melakukan inkuiri dalam pembelajaran. dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan siswa, semakin berpotensi pula siswa tersebut memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.

B.     Faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Di samping faktor yang dapat dikontrol, ada juga faktor yang tidak dapat dikontrol yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor yang tidak dapat dikontrol di anatarnya adalah sikap, minat, kebanggaan diri, pengendalian diri, suasana kelas, kualitas pengajaran, dan kuantitias pengajaran.
1.      Faktor yang pertama yang tidak dapat dikontrol adalah Sikap. Sikap siswa dinilai turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Sikap apriori seseorang terhadap suatu mata pelajaran tentunya akan menghambat siswa tersebut mengusai materi tersebut. Sementara sikap positif seperti perhatian, fokus,kepedulian  akan dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Dengan demikian hasil akhirnya adalah peningkatan kompetensi atau hasil belajar.
2.      Faktor Minat. Faktor minat ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Bukankah seorang yang memiliki minat terhadap suatu pelajaran akan dapat menciptakan motivasi diri untuk menguasai pelajaran tersebut? Dengan demikian hasil belajar pun akan meningkat.
3.      Faktor kebanggaan diri. Siswa yang memiliki kebanggaan diri terhadap sekolah dan segala sesuatu yang berada di dalamnya akan meningkatkan kepedulian menjaga nama baik sekolahnya tersebut. Di samping itu, kebanggan diri akan mampu meningkatkan empati dan motivasi untuk bisa berbuat lebih demi tercapainya prestasi diri secara khusus ataupun dalam kaitannya dengan lingkungan sekolah.
4.      Faktor keempat adalah pengendalian diri. Pengendalian diri yang baik akan menjadikan seseorang bersikap lebih logis, terkontrol, dan hati-hati. Dengan sikap tersebut siswa kan lebih mudah mengatasi permasalahan dirinya. Semakin tinggi kepercayaan diri seseorang, akan semakin mudah dia akan mampu mengatasi permasalahannya. Dengan demikian hasil belajar pun akan lebih baik.
5.      Suasana kelas yang kondusif akan dapat membantu siswa belajar lebih nyaman. Dengan belajar yaman siswa akan mudah menyerap informasi yang disampaikan oleh guru. dengan demikian, hasil belajar pun akan meningkat pula.
6.      Kualitas pembelajaran ditandai dengan proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif, dan menyenangkan sesuai dengan harapan siswa. Ketersedian sarana dan media pembelajaran turut berperan dalam meningkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran yang berkualitas, akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
7.      Kuantitas pembelajaran. Semakin sering atau banyak kuantitasnya suatu materi pembelajaran dilakukan akan membuka peluang bagi siswa untuk menguasai materi pelajaran.

C.    Pengelolaan Faktor yang tidak dapat dikontrol agar mendukung proses pembelajaran

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran harus dapat terkontrol dengan baik. Dengan kontrol dan manajemen yang baik, faktor-faktor tersebut dapat berkontribusi positif terhadap keberhasilan pembalajaran. Ada beberapa usaha yang harus dilakukan dalam pengelolaan faktor agar dapat mendukung proses pembelajaran yang baik terutama pengelolaan faktor yang tidak dapat dikontrol. Kegiatan tersebut antara lain:
1.      Pemberdayaan guru bimbingan,wali kelas, dan guru mata pelajaran secara optimal. Tugas mereka bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mendidik dan memotivasi siswa agar kesadaran siswa akan minat, sikap, kebanggaan diri, dan pengendalian diri mereka terus bertumbuh.
2.      Adakan kegiatan siswa yang dapat memupuk dan memotivasi  kesadaran siswa akan minat, sikap, kebanggaan diri, dan pengendalian diri seperti kegiatan outbond, bakti sosial, renungan, atau ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan karakter-karakter positif.
3.      Pelatihan dan bimbingan bagi guru untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan proses pembelajaran yang berkualitas.
4.      Lakukan monitoring terhadap kinerja guru agar suasana kelas dan proses pembelajaran yang berkualitas terus terpelihara.
5.      Penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang  dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan proses pembelajaran yang berkualitas.
6.      Pembelajaran tambahan dan bimbingan siswa dalam bentuk kokurikuler agar kuantitas pembelajaran dapat meningkat.
READ MORE - Hasil Pembelajaran dan Faktor yang mempengaruhi