Kamis, 06 April 2017

CINTA DUSTA, CINTA PALSU, ATAU CINTA SUCI

       Pernah dengar kata cinta? Bahkan mungkin sering mengatakan kata cinta pada pasangan kita. "Aku cinta Kamu", "Cintaku seputih salju", " Hanya engkau cintaku" dan seabreg kata-kata cinta yang gombal. Ada cinta yang bermakna, ada cinta yang tanpa makna. Nah untuk menguji apakah cinta Anda itu cinta murni atau cinta dusta, lihatlah cerita berikut ini. Setelah itu, Anda tinggal tentukan seberapa dalamkah cinta Anda pada pasangan Anda yang sebenarnya.

CINTAKU CINTA MATI

Namanya Supiati, umur 45 tahun. memiliki suami bernama Arif dengan umur 53 tahun. Mereka sudah menikah selama 28 tahun. Selama dua puluh delapan tahun kebersamaan mereka, tak ada sedikitpun permasalahan yang berarti. Paling-paling masalah timbul anak yang susah diatur, atau cucian tidak kering di musim penghujan. 

kesetiaan Arif yang terbilang sukses sungguh patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, tak sekalipun dia pernah dekat dengan wanita lain. Bukan karena tak ada yang mau, tapi karena kesetiaan terhadap istrinya yang begitu besar. Cinta mati katanya. 

Pernah suatu hari Arif ngobrol dengan Danar rekan kerjanya. Saat Danar bertanya pada Arif tentang sejauh mana cinta Arif terhadap Supiyati, istrinya, ia menjawab dengan jawaban yang pasti akan membuat istrinya melayang sampai ke langit ke tujuh. Saat itu Arif menjawab:
"Rasanya cintaku pada istrinya takkan pernah tergantikan oleh apapun. Rayuan gombal yang ada di dunia ini rasanya tepat sekali dengan apa yang aku rasakan terhadap istriku. Aku takkan sanggup hidup tanpa dia"

Pun dengan supiyati, istrinya. cinta Arif yang begitu dalam berbalas dengan cinta istrinya dengan kadar yang lebih besar. Ibarat kat kala cinta Arif pada istrinya berkadar 100%, maka cinta Supiyati terhadap Arif mencapai 150% (wkwkwk, kalau ada)

Namun kisah-kasih mereka yang begitu manisssss harus mengahadapi satu musibah yang luar biasa. Sepulang kerja, mobil yang ditumpangi Arif bertabrakan dengan truk tronton. Arif meninggal seketika. Mendengar berita tragis tersebut, Supiayati histeris dan pingsan beberapa kali. Dunia terasa runtuh bersamaan dengan meninggalnya Arif. Setelah beberapa waktu berselang, akhirnya Supiyati dapat merelakan kepergian Arif, suaminya meski dengan berat hati.

Tepat hari ketujuh wafat Arif, Supiyati dikagetkan oleh suara ketukan di pintu depan rumahnya. Saat itu jam di dinding menunjukkan pukul 23.30. Dengan malas-malas Supiyati membuka tirai jendela untuk mengetahui siapa tamu yang datang malam-malam. Namun, hanya tampak badan bagian sampingnya yang terlihat. Seorang laki-laki yang rasanya tidak asing lagi dengan supiyati. Akhirnya Supiyati membuka pintu.

Sreeegh. jantung Supiyati rasanya berhenti berdetak. Tampak sosok Arif dengan baju putih berdiri di hadapannya. Wajahnya pucat. Tatapan matanya penuh harap.
"Ma.... aku pulang ma, Aku kesepian dan kedinginginan,"
"Ppppa....pa.....???"
"Ya, aku suamimu....."
"Tapi...?"
"Aku kesepian, Ma. Aku mau pulang saja,"
"Kembalilah pak, Aku sudah ikhlas,"
"Tapi Ma, bukankah dulu engkau bilang kamu tidak bisa hidup tanpaku, Ma....???"
"Iya, tapi......"
"Tapi apa Ma?"
"Tapi papa kan sudah meninggal. Tidak mungkin kita hidup bersama lagi,Pah. kembalilah dengan tenang pah,"
"Bukankah engkau dulu berjanji sehidup semati, ma?"
"Sudahlah pah, jangan ungkit-ungkit yang dulu. Biarlah masa lalu kita, kita jadikan kenangan saja,"
"Tidak, ma. Aku mau kembali ke rumah ini. Kalau kamu tidak mau, berarti kamu harus tinggal bersamaku, Tidak ada tawar-menawar. Pokoknya titik,"
"tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak"

Supiyati terbangun, Ada rasa lega karena itu hanya mimpi. 
READ MORE - CINTA DUSTA, CINTA PALSU, ATAU CINTA SUCI