Senin, 28 Agustus 2017

ULASAN LAGU "KHUSNUL KHOTIMAH" KARYA OPICK DENGAN ARENSEMEN "ETA TERANGKANLAH"

Akhir-akhir ini kita sering mendengar lagu berjudul "Khusnul Khotimah" karya Opick yang dinyanyikan dengan cara berbeda. adanya enambahan kata "eta" di awal lirik dan dinyanyikan dengan nada dan tempo yang lain versi anak muda. Sekilas tampak adanya apresiasi positif dari para remaja yang menyanyikan kembali lagu bernuansa religi tersebut dengan cara dan gaya mereka. perhatikan lirik lagu tersebut berikut ini:

KHUSNUL KHOTIMAH

Terangkanlah, terangkanlah
jiwa yang berkabut langkah penuh dosa
bila masa telah tiada
kereta kencana datang tiba-tiba

air mata dalam duka
tak merubah ceritanya
hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah

terangkanlah, terangkanlah
hati yang mengeluh saat hilang arah
detik waktu yang memburu
detak yang tak pernah kembali padamu

terangilah, terangilah
bimbing kami dalam langkah
ampunilah, maafkanlah
dosa hidup sebelum di akhir masa

ya Alloh biha ya Alloh biha
ya Alloh bi khusnil khotimah
Ya Alloh biha ya Alloh  biha 
ya Alloh bi khusnil khotimah

Jika kita pahami dan hayati isi lagu tersebut, rasanya ada sesuatu yang menyesakkan dada dalam menghadapi hidup ini karena hidup ini pada hakikatnya menuju kematian. Waktu yang telah diberikan Alloh Robbil izzati akan berkurang detik demi detik tanpa kita sadari. Maka sudah selayaknya kita untuk bermohon pada Sang Maha Kuasa untuk selalu menuntut kita dalam menjalani hidup ini sehingga diharapkan akhir hayat kita khusnul Khotimah atau akhir yang baik.

Kematian merupakan sebuah keniscayaan. Kita tak perlu takut mati karena setakut apapun kita terhadap kematian, di akan datang juga di mana saja, dalam waktu dan tempat yang telah dinashkan Alloh. Tapi bukan berarti kita menantang mati, dengan melakukan tindakan yang sok hebat atau melecehkan sesuatu ajaran dan kebenaran Illahiyah.

kembali pada fenomena lagu Khusnul Khotimah yang dimodifikasi oleh para remaja kita, apakah pantas lagu bertema menjelang kematian dinyatnyikan di pinggir jalan atau bahkan di zebra cross saat lampu lalu lintas menyala merah. Apalagi menyanyikannya dengan cara joget-joget yang terkesan melecehkan hakikat isi dari lagu tersebut. rasanya kontradiktif, harapan khusnul khotimah yang terungkap dalam doa khusyuk kita  dinyanyikan dengan cara seolah menantang kematian itu sendiri.
yang lebih memrihatinkan adalah, fenomena tersebut menjadi viral dan diikuti oleh remaja lain.
Astaghfirullohal adzim.

ini video yang saya unduh dari youtube secara acak
silahkan diresapi sendiri


READ MORE - ULASAN LAGU "KHUSNUL KHOTIMAH" KARYA OPICK DENGAN ARENSEMEN "ETA TERANGKANLAH"

Rabu, 09 Agustus 2017

JEJAK SANG PROKLAMATOR MUHAMMAD HATTA


Muhammad Hatta
Sumber : Yahoo
Tahukah kalian nama presiden dan wakil presiden Indonesia yang pertama? Yap betul. Presiden Indonesia yang pertama adalah Ir. Soekarna dan wakilnya adalah Muhammad hatta. Beliau dijuluki sebagai Bapak Proklamator karena beliaulah yang menandatangai dan mengumumkan proklamsi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada kesempatan ini, kita akan menggali salah satu bapak proklamator kita itu. Kali ini kita akan belajar tentang Bapak Muhammad Hatta atau yang dikenal juga dengan Bung Hatta. Yuk, kita lihat cerita kehidupan beliau!
Mohammad Hatta lahir di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat) pada tanggal 12 Agustus 1902. Nama asli beliau adalah Mohammad Athar.  Ayahnya bernama Muhammad Djamil dan ibu Siti Saleha. Mereka berasal dari Minangkabau. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya merupakan keturunan ulama tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Hatta kecil adalah anak yang patuh terhadap orang tuanya. Sehingga apapun yang dikatakan orang tua akan dia turuti.
Mohammad Hatta pertama kali bersekolah di sekolah swasta. Setelah enam bulan, ia pindah ke sekolah rakyat. Namun, baru sampai kelas tiga ia pindah ke ELS di Padang sampai tahun 1913, kemudian melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917.
Selain pengetahuan umum, ia telah ditempa ilmu-ilmu agama sejak kecil. Dengan semangat mencari ilmu ia belajar agama kepada beberapa orang guru seperti Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Sehingga kehidupan beragamanya pun sangat bagus. Dia termasuk musik yang taat beribadah.
Pergerakan politik ia jalani dimulai sewaktu bersekolah di Belanda dari 1921-1932. Ia bersekolah di Handels Hogeschool. Selama bersekolah di sana, ia masuk organisasi sosial Indische Vereniging (Perhimpunan Indonesia atau disingkat PI). Organisasi ini  kemudian menjadi organisasi politik dengan adanya pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker. Tujuannya adalah mewujudkan Indonesia merdeka.
Pada tahun 1926, ia menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia (PI). Sebagai akibatnya, ia terlambat menyelesaikan studi. Di bawah kepemimpinannya, PI lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan di Indonesia.
Pada tahun 1927, ia mengikuti sidang "Liga Menentang Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan Nasional" di Frankfurt. Dalam sidang ini, pihak komunis dan utusan dari Rusia nampak ingin menguasai sidang ini, sehingga Hatta tidak bisa percaya terhadap komunis.
Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Datuk Pamuntjak, dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap oleh penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang yang dikait-kaitkan dengan PKI yang terlibat pemberontakan di Indonesia yang tahun 1926-1927. Di samping itu mereka juga dituduh menghasut supaya menentang Kerajaan Belanda. Akhirnya Moh. Hatta sendiri dihukum tiga tahun penjara.
Pada Desember 1931, para pengikut Hatta membuat gerakan tandingan yang disebut Gerakan Merdeka yang diberi nama Pendidikan Nasional Indonesia. Gerakan ini kemudian disebut PNI Baru. Ini mendorong Hatta dan Syahrir yang pada saat itu sedang bersekolah di Belanda untuk mempersiapkan kepemimpinan di sana. Oleh karenanya, Syahrir pulang untuk memimpin PNI. Hatta kembali pada 1932 setelah menyelesaikan pendidikan di Belanda. diharapkan Syahrir dapat melanjutkan studinya di Belanda.
Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan karena dianggap berbahaya. Mereka kemudian dibuang ke Boven Digoel. Sebelum dibuang, Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul Krisis Ekonomi dan Kapitalisme.
Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel. Di pembuangan Hatta membukukan tulisannya “Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan” dan “Alam Pikiran Yunani.” (empat jilid).
Setelah pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 9 Maret 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta pada 22 Maret 1942. Ada hal yang menarik dari ucapan Hatta yaitu Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali.” Atas dasar itulah dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI. Saat itu ditunjuk Soekarno sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua.
Tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas dengan menuliskan kata-kata yang didiktekannya. 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekarno sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa.


Bersama dengan anggota PPKI mempersiapkan kemerdekaan RI
(Sumber : Yahoo)
Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekarno, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah selesai Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai perwakilan dari seluruh rakyat Indonesia. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh.

Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta. Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.
Itulah sekelumit perjalanan sang pahlawan Kita Bapak Muhammad Hata. Banyak ketauladanan yang dapat kita ambil dari perjalanan beliau. Menurut kalian, apa saja yang bisa kita teladani dari beliau. Yap, benar sekali jawabanmu. Kita bisa meneladani beliau dari beberapa hal seperti:
1.     kepatuhan terhadap orang tua. Anak yang patuh akan mendapatkan rdho dari orang tua. Bukankah Allah juga ridho kepada kita jika orang tua ridho.
2.     semangat menuntut ilmu. Beliau mau belajar semua ilmu baik ilmu agama maupun pengetahuan umum. Bahkan beliau sampai menuntut ilmu ke negeri Belanda.
3.      Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Beliau rela menunda sekolahnya demi cita-cita perjuangan mencapai Indonesia Merdeka.
4.     Bertanggung jawab dalam mengemban tugas yang diberikan kepadanya. Di samping itu jiwa pengabdian dan sifat amanah atau dapat dipercaya mengantarkan Muhammad Hatta menjadi pemimpin Perhimpuan Indonesia beberapa kali.
5.     tak putus asa. Beberapa kali dibuang, tetapi semangatnya tak pernah hilang. Bahkan semakin bergelora untuk mencapai cita-citanya.

6.     Hidup sederhana dan lemah lembut. Dalam kehidupan beliau selalu menampilkan sosok yang sederhana dalam segala hal. Beliau juga lemah lembut dengan teman sehingga banyak disukai oleh teman-temannya.
READ MORE - JEJAK SANG PROKLAMATOR MUHAMMAD HATTA