FARICHIN
Pernah menulis? Yap semua orang pernah menulis. Ada yang menulis buku harian, menulis surat, menulis catatan tertentu, atau menulis yang lainnya. He…he…. Itu memang kegiatan menulis tapi untuk postingan kali ini bukan menulis jenis itu yang ingin saya sampaikan. Lalu? Ya… menulis dalam arti khusus.
Menulis merupakan suatu kegiatan mencurahkan ide dan pikiran dalam bentuk tulisan secara sistematis. Nah, untuk itu agar tulisan kita bias sistematis, diperlukan satu alat yang disebut kerangka karangan. Kerangka karangan itu akan membantu kita dalam mencurahkan gagasan atau ide-ide agar tidak tumpang tindih dalam penyampaiannya.
Apa semua penulis harus membuat kerangka karangan? Bagi yang sudah terbisa menulis apalagi yang sudah bergelar penulis, tentunya kerangka karangan yang dibuat tidak perlu ditulis. Mereka cukup dengan membayangkan suatu konsep tertentu di kepala mereka. Namun bagi kita yang baru taraf belajar alangkah lebih bijaknya kalau kerangka tersebut ditulis karena kita sulit untuk meneyelesaikan tulisan dalam satu waktu.
Bagaimana sih ujud dari kerangka karangan? Ujudnya bisa apa saja tapi yang terpenting kita bisa terbantu dalam mengembangkan tulisan. Jangan sampai kita membuat kerangka karangan tapi kita sendiri malah bingung maksudnya. Oleh karena itu, buatlah sesederhana mungkin agar kita bias memahaminya. Apakah orang lain memahaminya tau tidak itu sudah lain soal.
Kalau saya membuat kerangka karangan, langkah yang saya lakukan adalah
1. Awali dari penentuan tema atau idea pa sih yang akan kita tulis. Setelah itu, baru kita bayangkan apa saja yang terkait dengan tema yang kita pilih. Biasanya saya akan membuat lingkaran tema. Tema yang saya pilih saya tulis di tengah-tengah kertas kemudian identifikasi ide-ide yang menunjang tema tersebut di sekeliling tema pilihan. Tulis saja apa yang muncul di kepala tanpa harus dicegah.
2. Pilih ide-ide pendamping yang dianggap penting, setengah penting, dan tidak penting. Yang dianggap tidak penting buang saja. Yang dianggap setengah penting mungkin bias kita gabungkan dengan ide-ide penting yang sejenis.
3. Ide-ide yang telah terkumpul dan penting tersebut, kita atur urutan penulisannya. Kalau tulisan tersebut terdiri dari beberapa bab, kita atur yang di bab satu isinya apa saja. Demikian pula bab selanjutnya.
4. Perhatian draf kerangka tersebut, apakah sudah cukup baik. Kalau belum kita perbaiki dengan cara mengubah atau menambah bagian yang dirasa perlu.
5. Perbaiki kerangka agar siap untuk dikembangkan.
Jangan lupa kalau kerangka karangan telah selesai, kita berburu referensi. Ingat, kita bias menulis karena kita membaca. Jangan sampai tulisan kita dangkal karena kita malas untuk nambah informasi.
terima kasih semoga bermanfaat
Rabu, 26 September 2012
Sabtu, 22 September 2012
MENYUNTING : KOHESI DAN KOHERENSI
Oleh : Farichin
Assalamua 'alaikum wr.wb.
Sudah hampir satu bulan saya tidak posting. Rasanya kangen banget. Nah, sekarang saya coba membuat tulisan sederhana tentang menyunting. Untuk bagian ini materi menyunting yang akan ditampilkan adalah terkait dengan Kohesi dan koherensi. Materi menyunting ini memang sangat sederhana, tapi mudah-mudahan da[pat bermanfaat untuk memahami materi menyunting yang ada di kelas IX.
Kohesi adalah keterikatan antarunsur dalam struktur bahasa. Kohesi ini menjadikan sebuah paragraf menyatu antarkalimat pembentuknya. Kohesi dapat dibentuk dengan penggunaan konjungsi atau kata hubung, pengulangan kata atau frasa, penyulihan atau penggantian kata atau frasa, dan pelesapan. Untuk lebih jelasnya penggunaan kohesi-kohesi tersebut, berikut ini contoh penggunaan penanda-penanda kohesi.
1) Kohesi yang ditandai dengan penggunaan kata hubung atau konjungsi antarkalimat. Sebagai contoh, perhatikan paragraf berikut ini
Marni, si Ronggeng kampung masih asyik dengan goyangnya yang membuat decak kagum para lelaki. Akan tetapi, tepat di bawah pohon jambu air tak jauh dari tempat itu, Susi bersungut-sungut melihat suaminya ikut bergoyang mengikuti goyangan Marni.
Paragraf di atas penggunaan kohesi ditandai dengan penggunaan konjungsi akan tetapi. Dengan adanya penanda itu, kalimat pertama dan kedua meskipun bercerita dua hal yang berbeda tampak adanya kelogisan dan kesatuan. Beberapa konjungsi antarkalimat yang ada dalam bahasa Indonesia adalah akan tetapi, oleh sebab itu, namun, dengan demikian, walaupun begitu, dan oleh karena itu.
2) kohesi yang ditandai dengan pengulangan kata atau frase. Di samping penggunaan konjungsi antarkalimat, kita juga dapat menggunakan bentuk pengulangan kata yang ada pada kalimat sebelumnya. Yang perlu diperhatikan, yang dimaksud pengulangan kata bukanlah kata ulang. Pengulangan kata adalah penggunaan kembali kata atau frase yang ada pada kalimat sebelumnya untuk kalimat selanjutnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini
Tubuh jangkung Flora terlihat berayun seirama dengan langkah kakinya. Langkah kaki ketergesaan mengejar Gagas yang tengah asyik berjalan dengan Randi di depan pintu gerbang sekolah.
Pada paragraf di atas tampak penggunaan pengulangan kata. kata langkah kaki yang telah digunakan pada kalimat pertama digunakan kembali sebagai awal kata pada kalimat kedua.
3) Kohesi yang ditandai dengan penyulihan atau penggantian kata atau frase yang memiliki makna sama. Perhatikan contoh berikut ini
Jamal tak kuasa menahan kantuk yang begitu dahsyat menyerang matanya. Berbagai cara usaha untuk memelototkan matanya sebisa yang dia bisa. Namun, kelopak matanya tanpa dikomando menutup dengan sendirinya. Sementrara di depan bu Kania sedang asyik menerangkan tentang puisi. Guru bahasa Indonesia yang cantik itu belum melihat kondisi Jamal. Jamal masih terus berjuang untuk tetap terjaga selama pelajaran berlangsung. Dia tidak mau kredibiltasnya menurun sebagai ketua OSIS di mata guru yang begitu memikat hati anak-anak di sekolahnya itu.
Pada paragraf di atas terdapat contoh penyulihan kata. Kata Jamal pada kalimat pertama diganti dengan kata dia. Kata bu Kania pada kalimat keempat diganti dengan klausa Guru bahasa Indonesia yang cantik itu. Penyulihan sebuah kata dapat diganti dengan kata lain yang semakna, kata ganti, atau klausa yang memiliki maksud sama dengan kata yang disulih.
1. Pelesapan atau penghilangan kata atau frase yang digunakan demi keefektifan kalimat. Sebagai contoh kalimat /dia masih tetap belajar meskipun sudah mengantuk/ kalimat tersebut pada hakikatnya terdiri dari dua klausa yaitu /dia masih belajar/ dan /dia sudah mengantuk/. Kedua klausa ini memiliki kesamaan kata /dia/ oleh kerana itu, kata dia harus dihilangkan.
Koherensi atau keterpaduan paragraf yaitu tersusunnya hubungan logis antara bagian karangan atau antarkalimat dalam sebuah paragraf. Apabila paragraf-paragraf telah menyatu padu maka disebut sebagai karangan yang koherens. Keterpaduan paragraf dapat dilihat dari kesatuan kalimat dengan kalimat pada paragraf dengan digunakannya kohesi-kohesi.
Oke cukup sekian dulu semoga bermanfaat.
Minggu, 02 September 2012
TERSELAMATKAN DARI KERETA API KARENA SEDEKAH
Alhamdulillahi
Robbil ‘alamin.
Memang Alloh
Robbul Jalal tidak pernah berbohong dengan apa yang telah dijanjikannya.
Sedekah yang pernah diberikan pada seseorang terbukti telah menyelamtkan Aku
dalam kemungkinan tertabrak kereta api. Kisah ini merupakan kisah nyata yang
saya alami sendiri. Alhamdulillah Alloh masih memberikan saya kesempatan hidup.
Semoga kesempatan ini dapat saya gunakan dengan bijak untuk mendapatkan ridlo
Alloh SWT.
Cerita berawal
dari pagi. Saat itu hari Sabtu tapi saya lupa tanggalnya. Pagi begitu cerah, dengan sinar mentari yang
hangat. Embun pagi masih setia bergelayut di dedaunan di depan rumah. Saya telah
siap untuk melaksanakan kewajibanku sebagai guru di salah satu SMP negeri di
Kabupaten Tegal. Sepeda motor telah aku bersihkan
dan dipanaskan. Jaket dan helm telah aku siapkan. Menjelang berangkat, istriku
cerita kalau salah satu tetangga kami mendapatkan musibah, smentara mau berobat
tidak punya uang. Saat itu pula jatuh rasa iba dan kasihan dalam diri saya. Tanpa
pikir panjang aku keluarkan selembar uang lima puluh ribu rupiah kemudian
menyuruh istri saya memberikan pada dia. Saya pikir uang itu cukup untuk
berobat di dokter umum yang berada di kota kecamatan atau pada mantri yang ada
di desa kami.
Saya berangkat
ke sekolah dengan sepeda motor. Waktu itu saya juga sekalian pamit pada karena
selepas pulang sekolah akan menghadiri syukuran khitanan anak teman saya yang
berada di daerah pagonga, Tegal. Jarak tempuh
hanya sekitar lima menit karena sekolah
dengan rumah sangat dekat.
Tanpa terasa
waktu pulang sekolah hampir tiba. Jam dinding menunjukkan pukul 11.15. Kebutulan sekali dua jam terakhir saya tidak
ada jadwal mengajar. Karena jarak yang cukup jauh antara Bojong dengan
Pagongan, saat itu saya memberanikan diri untuk izin pada kepala sekolah untuk
pulang lebih awal. Alhamdulillah, kepala sekolah mengizinkan.
Segera saya
kenakan jaket dan helm kemudian motor segera dikeluarkan dari tempat parkir. Motor
segera kustater dan segera melaju dengan diawali basmalah. Tanpa terasa satu
jam telah kulalui dalam deru kendaraan yang meramakan lalu lintas. Sampailah motor
saya di pertigaan Kodim di daerah Pagongan. Saya segera membelokkan motor ke arah barat
samapailah pada rel kereta api. Dari situ saya harus berbelok ke arah utara
sekitar dua meter kemudian harus menyeberangi rel kereta untuk sampai ke rumah
teman saya.
Karena jalan becek, yang
tergenang air, saya memilih jalan yang dekat rel kereta api karena daerah itu
agak tinggi. Sesaat sebelum belokan untuk menyeberangi rel kereta api, terjadi
suatu keajaiban. Tanpa bisa dikontrol
sepeda motor saya berbelok ke arah menjauhi rel kereta api. Selang beberapa
detik melajulah kereta api dengan kecepatan yang cukup tinggi. Subhanallah,
astaghfirullah, Allohu akbar. Sungguh jantung terasa berhenti berdetak.
Bagaimana tidak, kereta sedekat itu, dari arah di hadapan saya, saya tidak
mendengar suara apapun dan juga tidak melihat kereta sebesar itu. Selisih sekian detik kalau motor saya jadi
menyebarangi rel kereta api, tamatlah riwayat saya. Rasa syukur di antara rasa
lemas dan deg-degan menyelimuti seluruh
perasaan. Ya Rob, terima kasih telah engkau berikan saya kesempatan untuk
menikmati seluruh karunia-Mu.