Rabu, 19 Februari 2014

TEORI DAN STRATEGI ORGANISASI

Oleh : Farichin

BAB I PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Bicara soal organisasi tidak lepas dari sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama, berbagai cara dilakukan untuk menyapai tujuan tersebut, dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama antar kelompok organisasi. Hal ini sejalan fitrah manusia. Kita semua mengetahui bahwa manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Dilihat dari aspek tujuan, Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut adalah pertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Misalnya organisasi buruh bertujuan untuk kepentingan buruh, organisasi wanita bertujuan untuk hak wanita, organisasi mahasiswa bertujuan untuk pencapaian mahasiswa dan sebagainya.
Dilihat dari segi prosesnya, proses kerja sama dalam suatu organisasi sedikitnya antar dua orang. Proses tersebut sedikitnya melibatkan antar dua orang, makin banyak orang yang melakukan kerjasama, maka proses organisasi tersebut harus disusun lebih baik dan teroganisir lagi. Supaya tidak bentrok atau terjadi kesalahpahaman, setiap anggota organisasi sudah ada tugasnya masing-masing, tugas tersebut disesuaikan dengan keahlian dari setiap anggota, sehingga sudah jelas apa yang harus dilakukan masing-masing anggota. Ada tujuan tertentu Suatu perencanaan manager yang baik akan membuat organisasinya menghasilkan hasil yang baik pula, keuntungannya perkerjaan akan efesien dan efektif.
Dilihat dari unsur pendukungnya, suatu organisasi memiliki unsur-unsur Manusia (Man), Kerjasama, Tujuan Bersama, Peralatan (Equipment), Lingkungan, Kekayaan alam, dan Kerangka/Konstruksi mental. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu organisasi dengan suatu manajemen yang disepakati untuk mencapai tujuan oraganisasi tersebut. Hal ini sejalan dengan ciri-ciri organisasi.
Ciri-ciri organisasi
1.      Organisasi Mempunyai Tujuan dan Sasaran Utama Untuk Dicapai Bersama-sama
Artinya, organisasi diciptakan tidak untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama anggota.
2.      Organisasi Mempunyai Aturan
Setiap organisasi mempunyai aturan, aturan tersebut harus ditaati oleh setiap anggota, tujuan aturan tersebut dibuat yaitu supaya organisasi terkendali dan teroganisir.
3.      Organisasi Termanajemen
Untuk mencapai tujuan maka diperlukan kerja team.
4.      Organisasi terkoordinasi
Mengkoordinasi tugas merupakan salah satu tugas manager atau pimpinan, pimpinan yang baik yaitu pimpinan yang mengajarkan anggotanya sebelum memberikan perintah untuk dikerjakan, beda dengan ‘bos’ yang hanya terima beres.
           
            Maju mundurnya suatu organisasi bergantung pada keterpaduan seluruh unsur yang ada secara sadar bersinergi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman yang mendalam tentang teori dan strategi organisasi agar organisasi tersebut dapat berkembang dengan lebih optimal. Teori dan strategi ini akan menjadi dasar penentuan arah dan kebijakan suatu organisasi sehingga berjalan sesuai dengan rencana.

B.     Permasalahan

Berdasarkan latar  belakang di atas, kami akan mengajukan permasalahan sebagai berikut:
1)      Bagaimana teori organisasi yang ada dan berkembang?
2)      Bagaimana strategi organisasi?

BAB II PEMBAHASAN


A.    Definisi Teori Organisasi

Dalam kehidupan manusia , kita sebagai makhluk sosial merupakan makhluk yang tidak bisa hidup secara sendiri- sendiri,  kita dikelilingi oleh banyak sekali orang- orang , oleh karena itu kita harus bisa berinteraksi dengan sesama manusia , dimana dalam penerapanya di dasari oleh ilmu, salah satu ilmu dalam berinteraksi adalah ilmu organisasi, secara umum teori organisasi  adalah suatu pedoman yang diberikan orang terbuka atau sekitarnya yang mampu memberi proses pekerjaan. Jadi, Teori Organisasi Umum adalah suatu pikiran yang merupakan sekelompok orang yang membagi tugas dengan cara ter struktur untuk mendapatkan pedoman dan tujuan yang ingin dicapai bersama-sama.

Teori Organisasi menurut para ahli, yaitu:
1.      James D. Mooney : Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Stoner : Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
3.      Kast & Rosenzweig, mendefinisikan organisasi kedalam beberapa point yaitu :
·    Suatu subsistem dari lingkungan yang lebih luas
·    Terdiri dari orang-orang yang berorientasi kepada tujuan
·    Suatu subsistem teknik yaitu orang2 yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan dan fasilitas
·    Suatu subsistem struktural yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu
·    Suatu sistem psikososial yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
·    Suatu subsistem manajerial yang merencanakan dan mengendalikan semua usaha
4.      Chester I. Bernard : Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi adalah suatu wadah atau pun tempat dimana orang-orang dapat bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
5.      Cyrill Soffer : Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas dibagikan diantara pemegang peranan dan kemudian digabung dalam beberapa bentuk hasil.

Terkait dengan organisasi, Lubis dan Husein (1987) mengatakan bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
Masih banyak lagi pendapat tentang teori organisasi umum dari para ahli dimana tidak bisa di jabarkan secara satu persatu, tetapi inti dari pendapat dari para ahli tersebut tidak jauh berbeda. Dari pendapat- pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teori organisasi  adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.
1.      Teori Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Defisi Organisasi menurut Teori Klasik:
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan- peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.
Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. 
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
Menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok yaitu: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, dan  Disiplin.
Oleh karena itu, yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
Istilah  BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL:
“Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:
     Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR). Definisi Manajemen Ilmiah: “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”. F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific Management” dan “Testimony before the Special House Comitte”. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen modern maka F.W. TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”.


a.      Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b.      Kelompok orang
c.       Kerjasama
d.      Kekuasaan & Kepemimpinan

a.       Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b.      Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c.       Struktur (hubungan antar kegiatan)
d.      Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
2.      BIROKRASI) Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
3.      ADMINISTRASI) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi. dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
4.      MANAJEMEN ILMIAH) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi. dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
Untuk lebih jelasnya dari ketiga aliran tersebut di atas, akan kami jelaskan sebagai berikut:
TEORI BIROKRASI
Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”.
·          Pembagian kerja
·          Hirarki wewenang
·         Program rasional
·         Sistem Prosedur
·         Sistem Aturan hak kewajiban
·         Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

TEORI ADMINISTRASI
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:
·         Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)
·         Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
·         Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)
·         Kegiatan Keamanan
·         Kegiatan Akuntansi
·         Kegiatan Manajerial

MANAJEMEN ILMIAH
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor: 
·         Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan. 
·         Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan 
·         Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan. 
·          Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah


2.      Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
Ø  Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
Ø  Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
Ø  Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

3.      Teori Organisasi Modern
Teori modern ditandai  dengan  ahirnya  gerakan contingency yang dipelopori Herbert Simon, yang  menyatakan  bahwa teori organisasi  perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan  keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya,  dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern merupakan  multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan an saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Teori Organisasi Modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu:
1)      Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2)      Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
3)      Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,
skalar dan vertikal.
Dalam pembicaraan tentang teori organisasi modern, kita bisa merujuk pada teori sistem umum. Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titk awal.
Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1.      Struktur static
2.      Sistem dinamik sederhana
3.      Sistem sibernetik
4.      System terbuka
5.      System genetika social
6.      System hewani
7.      System manusiawi
8.      System social
9.      System transdental
Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.
Telah di kemukakan di awal bahwa teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system.
Dalam analisis sistem suatu oraganisasi dapat kita ketahui bahwa bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.
Ø  Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
Ø  Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
Ø  Organisasi informal.
Ø  Struktur status dan peranan.
Ø  Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan. 
Ditinjau dari proses hubungan sistem, teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
Ø  Komunikasi ,
Ø  Berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
Ø  Pengambilan keputusan.
 Karakteristik dari teori organisasi Modern, antara lain:
1)      Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,
2)      Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3)      Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
4)      Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5)      Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
           
Kontributor Teori Modern
Berikut ini adalah para tokoh dalam Teori Organisasi Modern beserta teorinya tentang organisasi, yaitu:
1)      Alfred Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya tanggapan),
2)      Mary Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara perhatian individu dan organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan kepentingan organisasi),
3)      Chester I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis; individu, organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan organisasi; aspek organisasi formal dan informal),
4)      Norbert Wiener, 1948 (menemukan sibernetika=orang=pengemudi, pengendalian sistem pada pengaruh arus balik informasi; menunjang perkembangan komputer eletronik, penggunaan komputer dalam proses pengawasan, suatu sistem terdiri atas input, proses, output, arus balik, dan lingkungan),
5)      Ludwig Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah yang utama bagi seluruh kehidupan; kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional, multi level; suatu sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan yang modern merupakan suatu sistem).

suatu teori pasti memiliki karakteristik atau sifat tertentu yang membedakannya dari suatu teori yang lain. Sifat-sifat dari Teori Organisasi Modern adalah:
1)      Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
2)      Kedinamisan,
3)      Multi Level dan Multi Dimensional,
4)      Multi Motivasi,
5)      Multi Disipliner,
6)      Despkriptif,
7)      Multi Variabel,
8)      Adaptif.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah perbandingan pendekatan Klasik, pendekatan Neo-Klasik, dan pendekatan Modern
Klasik
Neo-Klasik
Modern
Manusia=Makhluk rasional
Manusia=Makhluk Psikososial
Manusia tidak diperhatikan sebagai individu. Perhatian pada kelompok individu.
Mampu menentukan anatomi organisasi
Tidak mampu menentukan anatomi organisasi
Mampu menentukan anatomi organisasi (secara makro)
Fokus perhatian: Anatomi organisasi/jumlah personil
Hubungan antar manusia
Hubungan organisasi dengan lingkungan
Organisasi=Sistem tertutup
Organisasi=Sistem tertutup
Organisasi=Sistem terbuka

B.     Strategi Organisasi

Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah adalah komandan perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertian saat ini strategi adalah rencana rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjuk untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah keberhasilan. Strategi merupakan penerjemahan dan analisis terhadap kemampuan internal atau kapabilitas organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam struktur organisasi.

Menurut Chandler Jr, strategi merupakan penetapan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumberdaya yang diperlukan guna mencapai sasaran-sasaran tersebut.

 

Menurut Robbins, (dalam Kusdi, 2009:87). “Pengertian strategi dalam konteks organisasi adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut”.

Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas organisasi pada bidang-bidang baru dalam rangka merespons lingkungan (misalnya perubahan permintaan, perubahan sumber pasokan, fluktuasi kondisi ekonomi, perkembangan teknologi baru, dan aktivitas-aktivitas para pesaing).

Terdapat dua pendapat yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam organisasi. Kelompok pertama adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan suatu tindakan (planning mode). Hal ini berkaitan dengan model rasional yang dikembangkan para pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary mode,melihat bahwa strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mereka melihat bahwa dalam praktiknya tidak jarang pengelola organisasi mengambil keptusan strategi secara bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan perkembangan organisasi itu sendiri, sebelum pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.

Model rasional penyusunan strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahap: (1) analisis; (2) formulasi; (3) implementasi. Pada tahap analisis, terdapat proses analisis eksternal dan analisis internal. Analisis eksternal merupakan tujuan terhadap tinjauan terhadap lingkungan yang menghasilkan data mengenai berbagai ancaaman (threaths) dan peluang(opportunities). Sedangkan analisis internal merupakan tinjauan terhadap berbagai kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness) dalam organisasi itu sendiri. Kombinasi dari kedua hal inilah yang merupakan bahan bagi pengambil kebiajakan untuk menyusun strategi organisasi. Lazimnya, proses analisis ini disebut analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths).

Menurut Robbins (dalam Kusdi, 2009:90) ada empat dimensi pokok yang terkandung dalam strategi yaitu:

1.      Inovasi

Strategi inovasi secara khusus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing. Tidak semua perusahaan atau organisasi melakukan strategi inovasi, tetapi pada saat-saat tertentu barangkali strategi ini dirumuskan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Misaalnya, perombakan bersifat khusus dalam rangka memperbaiki pelayanan.

2.      Diferensiasi Pasar

Strategi diferensiasi pasar ditunjukan untuk menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu produk atau jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dai yang telah ada dipasar. Straategi ini tidak mesti dengan menciptakan produk atau jasa yang berkelas tinggi atau mahal, melaainkan sesuatu yang memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk-produk atau jasa yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan, segmentasi pasar, dan permainan haarga (pricing).

3.      Jangkauan (Breadth)

Strategi jangkauan adalah penetapan ruang lingkup pasar yang akan dilayani oleh organisasi: ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis produk aatau jasa yaang akan ditawarkan. Ada organisasi yang sengaja memilih fokus jangkauan yang terbaatas, misalnya hanya untuk kategori konsumen, wilayah, atau produk dan jasa tertentu, ada pula yang mengembangkan jangkauan seluas-luasnya dnegan tujuan mengusai pangsa pasar.

4.      Pengendalian biaya (cost-control)

Strategi pengendalian biaya adalah sejauh mana perusahaan mengontrol biaya atau anggaran secara ketat. Strategi ini penting, khususnya ketika pengelola organisasi harus mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai secara maksimum tujuan-tujuan organisasi.

 

Jenis-jenis (tingkatan) strategi yaitu:

1.      Strategi korporat (corporate strategy atau corporate-level srtategi). Tujuan dari strategi korporat adalah mengidentifikasi dan mengimplementasikan sinergi di antara bisnis. Sanchez dan Heene (dalam Kusdi, 2009:94). Keuntungan ditingkat korporat adalah berupa: (1) penekanan biaya (cost reductions); (2) perbaikan produk atau proses; dan (3) peningkatan kecepatan. Strategi ini untuk menjalankan misi yang telah kita siapkan dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidang yang telah menjadi bagiannya. Strategi ini biasa disebut dengan Grand Strategy karena akan menjadi akibat sangat fatal ketika kita salah dalam menjawab misi dari sebuah organisasi baik dari kata-kata maupun kebiajkan yang ditearpkan dalam organisasi.

2.      Strategi level bisnis (bussiness-level strategi). jadi, perusahaan multi bisnis, masing-masing divisi akan mengembangkan strateginya sendiri berkaitan dengan produk dan seterusnya. Titik beratnya adalah memperkuat daya saing unit bisnis.

3.      Strategi level fungsional (functional-level strategy). Fungsi pemasaran, sebagai contoh tentu perlu merumuskan sendiri cara-cara operasional terbaik dalam rangka memasarkan produk-poduk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Demikian pula fungsi-fungsi lain, seperti fungsi produksi, keuangan, penjualan (sales), pembelian (purchasing) dan lain-lain. Fokusnya adalah pada efisiensi . artinya setiap fungsi perlu merumuskan cara-cara yang paling efisien dalam mencapai berbagai sasaran yaang ditetapkan padanya.

Dalam pengelolan organisasi dilakukan dengan penyusunan serangkaian strategi

 

berdasarkan keempat perspektif tersebut:

1.      Strategi finansial, yaitu strategi mengelolah pertumbuhan, tingkaat keuntungan, dan risiko ini merupakan strategi yang dilihat dari kacamata pemilik perusahaan atau pemegang saham.

2.      Strategi pelanggan, yaitu strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi produk strategi ini dilihat dari kacamata pelanggan.

3.      Strategi proses internal, yaitu penentuan prose-proses internal strategis yang mampu untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan pemilik saham.

4.      Strategi learning and growth, yaitu strategi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pembelajaran organisasi, inovasi, dan pertumbuhan.

Berdasarkan empat perspektif yang dijalankan secara seimbang itu, organisasi dapat mengejar berbagai sasaran jangka pendek tanpa mengabaikan tujuan jangka panjang.

           

Perbedaan Startegi dan Tujuan Organisasi

Strategi dan tujuan organisasi merupakan dua hal yang berkaitan erat. Dalam sebuah organisasi mereka menetapkan tujuan-tujuannya terlebih dahulu kemudian menyusun strategi yang diperlukan untuk mencapainya. Namum sebaliknya, organisasi kadang-kadang terlebih dahulu mengembangkan suatu rencana strategis yang sistematis dab terperinci, dimana kemudian tujuan-tujuan organisasi disusun sebagai bagian dari perencanaan tersebut. Menurut Robbins (dalam kusdi, 2009:91), tujuan-tujuan organisasi (goals) mengacu pada tujuan-tujuan akhir organisasi (ends) dan cara-cara mencapainya (means). Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa tujuan-tujuan organisasi merupakan bagian dari strategi.

Tujuan organisasi terbagi atas dua yaitu tujuan-tujuan resmi (official goals) dan tujuan-tujuan operasional (Operating Goals). Tujuan-tujuan resmi biasanya dikemukakan melalui bahasa yang umum dan cenderung abstrak, sebagaimana lazim kita temukan pada buku panduan perusahaan, laporan tahunan, dan pernyataan-pernyataan resmi para eksekutif atau juru bicara organisasi. Sementara tujuan-tujuan operasional berkaitan langsung dengan kebijakan dan prosedur operasional yang sesungguhnya dari suatu unit atau jabatan tertentu. tujuan-tujuan operasional tidak jarang pula menjadi tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja unit atau individu, seperti misalnya pada program MBO (Management By Objectives) dan TQM (Total Quality Management).

Tidak selamanya organisasi memiliki tujuan-tujuan yang koheren atau selaras  satu sama lain. Organisasi-organisasi dewasa ini dihadapkan pada tuntutan stakeholder  yang berbeda-beda, sebagaian besar organisasi selalu menghadapi tujuan yang beragam dan tidak jarang saling berbenturan. Mekanisme organisasi  adalah dengan menciptakan unit atau bagian khusus dari organisasi untuk menangani  tuntutan hubungan eksternal organisasi dengan masyarakat, pemerintah, dan lain-lain. Ataucustomer service dibuat untuk menangani hubungan organisasi dengan pelanggan.


BAB III PENUTUP

A.     Simpulan
teori organisasi  adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

strategi dalam konteks organisasi adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut”.

Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas organisasi pada bidang-bidang baru dalam rangka merespons lingkungan.

Strategi dan tujuan organisasi merupakan dua hal yang berkaitan erat. Dalam sebuah organisasi mereka menetapkan tujuan-tujuannya terlebih dahulu kemudian menyusun strategi yang diperlukan untuk mencapainya. Namum sebaliknya, organisasi kadang-kadang terlebih dahulu mengembangkan suatu rencana strategis yang sistematis dab terperinci, dimana kemudian tujuan-tujuan organisasi disusun sebagai bagian dari perencanaan tersebut.

 

 

 


SUMBER REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar