Bab IV dalam sebuah PTK atau penelitian biasanya berupa uraian tentang hasil penelitian. Ada beberapa model penulisan Bab IV terutama pada PTK. Pembahasan pada bagian ini didasarkan pada bentuk atau sistematika penulisan bab IV PTK versi LPMP Jawa Tengah.
langsung saja pada bagian ini disampaikan hasil salah satu penelitian yangt ada
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Kondisi
Awal
Penelitian
dengan judul Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Matematika Kelas IX SMP
Negeri 2 Bojong Melalui Supervisi Klinis di lakukan di SMP Negeri 2 Bojong
Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian dengan subjek Guru Matematika Kelas IX ini dilakukan berkenaan
dengan pelaksanaan supervise klinis yang dilakukan di sekolah. Supervisi ini
dilakukan atas permintaan guru sendiri yang ingin memperbaiki kualitas
pembelajaran di sekolah.
Berawal
dari keprihatinan guru melihat hasil pencapaian belajar siswa dalam ujian
nasional pada tahun sebelumnya yang dinilai tidak berhasil. Data pencapaian
hasil belajar matematika dalam ujian nasional selama tiga tahun terakhir adalah 6.58, 4.21, dan 4.85
Di samping perolehan
nilai Ujian Nasional pada mata pelajaran matematika yang rendah, juga adanya
keinginan guru yang bersangkutan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Hal
ini terjadi karena kondisi pembelajaran matematika di kelas yang dirasa kurang
memuaskan. Dari kondisi siswa, siswa terlihat tidak aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Di samping itu, mereka terlihat tertekan dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Hal itu tentunya akan berakibat buruk terhadap hasil
yang akan dicapai siswa. Dari segi guru, sebenarnya sangat menginginkan
pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan diminati siswa. Namun, guru
masih belum mampu menciptakan suasana tersebut. Hal tersebut disebabkan karena
kekurangmampuan guru dalam pembuatan
perencanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas yang hidup.
Kondisi
tersebut di atas dibuktikan dengan hasil kegiatan prapenelitian yang telah
dilakukan. Hasil tersebut menunjukkan kompetensi guru membuat perencanaan pembelajaran dengan skor 74%; pelaksanaan PBM 55%, pelaksanaan evaluasi 64%, dan analisis hasil dan remidial 50%.
Dilihat
dari aktivitas siswa dalam mengikuti KBM, tampak adanya gejala ketidakminatan
siswa dalam mengikuti KBM. Hal ini dibuktikan pada hasil pengamatan yang
dilakukan selama pelaksanaan kegitan prapenelitian.
B.
Deskripsi
Penelitian Secara Umum
Penelitian Tindakan
sekolah dengan judul Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Matematika Kelas IX
SMP Negeri 2 Bojong Kabupaten Tegal Melalui Supervisi Klinis dilakukan dalam
dua siklus penelitian. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap kegiatan
yaitu perencanaan kegiatan, Pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih
jelasnya, kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahap tergambar pada
deskripsi berikut ini:
1. Tahap
Perencanaan
Dalam
tahap ini dilakukan beberapa kegiatan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
pada setiap siklus. Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama dimaksudkan
untuk memantapkan permasalahan kelemahan guru matematika kelas IX dalam
melaksanakan tugas pokoknya. Setelah diyakini permasalahan yang terjadi, akan
didiskusikan solusi yang paling tepat dan mungkin untuk bisa dilaksanakan. Sementara
itu, pada siklus kedua dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengkaji
kelemahan dan kekuatan yang dialami pada pelaksanaan siklus pertama.
b. Diskusi
mencari penyebab kelemahan yang dialami.
c. Diskusi
solusi menutup kelemahan yang terjadi dan meningkatkan kekuatan.
2. Tahap
Pelaksanaan
Pada
tahap pelaksanaan siklus, dilakukan kegiatan supervise. Pelaksanaan kegiatan
supervise difokuskan pada lima tugas pokok guru yaitu membuat perencanaan
pembelajaran, melaksanakan PBM, melaksankan evaluasi, melakukan analisis hasil
evaluasi, dan melakukan remedial dan pengayaan. Diawali dari supervise
kompetensi guru membuat perencaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan
remedial dan pengayaan.
3. Tahap
observasi
Tahap
observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Untuk memperoleh data yang valid, digunakan
instrument supervise yang telah dibuat sebelumnya.
4. Tahap
refleksi
Tahapan
refleksi dilakukan setelah pelaksanaan supervise pada masing-masing bagian dari
lima tugas pokok guru. Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah:
a. Diskusi
tentang hasil pengamatan selama pelaksanaan supervise.
b. Diskusi
tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan.
c. Diskusi
tentang penyebab kelemahan yang terjadi
d. Diskusi
tentang keputusan tindakan selanjutnya.
C.
Deskripsi
Pelaksanaan Siklus
Siklus Pertama
Siklus pertama
dilakukan sebanyak dua pertemuan tatap muka di kelas dalam PBM, dua pertemuan
kegiatan di luar kelas untuk melakukan supervise administrasi, dan satu
pertemuan untuk kegiatan remidial dan pengayaan. Siklus pertama menggunakan
empat tahap kegiatan yaitu membuat perencanaan, pelaksanaan siklus, observasi,
dan refleksi.
Tahap perencanaan
Siklus pertama dilakukan kegiatan sbb:
a. Konsultasi
dan diskusi tentang kesulitan mengajar dari guru matematika.
b. Diskusi
akar penyebab kesulitan mengajar guru. Dari hasil diskusi diketahui bahwa
penyebab permasalahan guru adalah kurangnya kompetensi guru mengelola kelas
yang menyenangkan. Hal tersebut juga diperparah dengan pelaksanaan tugas poko
guru yang lain yang terkesan hanya sekadar untuk memenuhi tuntutan
administrasi.
c. Pelaksanaan
kegiatan prapenelitian untuk meyakinkan permasalahan yang sebenarnya. Pada
kegiatan ini dilakukan supervise terhadap tugas pokok guru yaitu membuat
perencanaan, melaksanakan KBM, melaksanakan evaluasi, dan remial. Hasil dari
kegiatan prapenelitian, meyakinkan bahwa kompetensi pedagogis guru masih perlu
ditingkatkan.
d. Menentukan
solusi pemecahan masalah. Solusi yang diambil adalah bagaimana upaya
meningkatkan kompetensi pedagogis guru dalam melaksankan tugas pokoknya. Hasil
diskusi menyepakati dilaksankan supervise klinis.
e. Menyiapkan
instrument penelitian
Tahap pelaksanaan
siklus pertama dilakukan kegiatan sbb:
a. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru membuat perencanaan pembelajaran.
b. Supervisi yang terkait dengan kompetensi guru
melaksanakan PBM. Supervise ini biasa dikenal dengan supervise kunjungan kelas.
Tahapan ini dilakukan sebanyak dua pertemuan.
c. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru melakukan evaluasi. Supervise ini dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan supervise kunjungan kelas.
d. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru melakukan analisis hasil evaluasi.
e. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru melakukan emidial dan pengayaan setelah
analisis hasil evaluasi dilakukan.
Tahap observasi siklus
pertama. Tahap ini dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan supervise yang dilakukan dengan focus pada lima tugas pokok
guru. Untuk dokumentasi data, digunakan lembar supervisi.
Tahap yang terakhir
adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi dilakukan diskusi terhadap hasil
supervise yang dilakukan pada lima tugas pokok guru. Hasil refleksi yang ada
adalah:
1. Kompetensi
guru membuat perencaan pembelajaran. Hasil yang ada adalah:
a. Guru
masih menggunakan silabus yang dibuat oleh MGMP kabupaten
b. RPP
belum sepenuhnya dibuat oleh guru
2. Kompetensi
guru melaksanakan KBM. Hasil pengamatan yang ada adalah:
a. Guru
belum melaksanakan kegiatan apersepsi secara baik.
b. Guru
belum melaksanakan penguatan atau motivasi terhadap siswa dengan baik.
c. Guru
belum mampu menerapkan perencaan pembelajaran yang dibuat secara baik.
d. Penilaian
telah banyak dilakukan tetapi masih terkesan kurang control.
e. Bimbingan
terhadap siswa telah dilaksanakan tetapi belum menyeluruh
3. Kompetensi
guru dalam melaksankan evaluasi. Hasil pengamatan menunjukkan:
a. Evaluasi
telah dilaksanakan dengan berbagai teknik tetapi belum merata pada keseluruhan
siswa terutama pada evaluasi proses.
b. Waktu
yang diberikan pada evaluasi proses masih kurang.
c. Hasil
pekerjaan PR siswa belum direspon dengan baik karena hanya dibahas di depan
kelas dan tidak dilakukan penilaian.
d. Hasil
penilaian lebih difokuskan pada penilaian akhir, sementara penilaian proses
kurang mendapatkan porsi yang sewajarnya.
e. Guru
belum memperhatikan tingkat kesulitan soal secara intensif.
4. Kompetensi
guru melakukan analisis hasil evaluasi. Pada siklus pertama analisis dilakukan
menggunakan blangko analisis yang disediakan sekolah. Hasil yang diperoleh
adalah analisis butir soal belum dilakukan secara benar. Dalam analisis guru
lebih menekankan pada nilai akhir bukan pada kesulitan siswa menguasai
indicator tertentu.
5. Kompetensi
guru melakukan remedial dan pengayaan. Hasil temuan menunjukkan bahwa:
a. Guru
masih menggabungkan kegiatan remedial dan pengayaan dalam satu waktu kegiatan
dalam jam KBM.
b. Remedial
yang dilakukan merupakan remedial tes bukan remedial teaching.
c. Setiap
siswa yang remidi mendapatkan soal yang sama dengan tingkat keslitan yang lebih
rendah dari tes sebelumnya.
Siklus kedua juga
dilakuan hamper sama dengan siklus pertama.
Perbedaan terjadi pada kegiatan yang dilakukan. Beriku adalah kegiatan
pada siklus kedua:
Tahap perencanaan Siklus kedua dilakukan
kegiatan sbb:
a. Konsultasi
dan diskusi tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada siklus pertama.
b. Diskusi
akar penyebab kelemahan siklus pertama. Dari hasil diskusi diketahui bahwa
penyebab kelemahan terjadi antara lain perencanaan yang kurang baik, kurangnya
apersepsi, sikap guru yang kurang dapat memotivasi dan menghargai keberhasilan
siswa, kemampuan menejerial guru dalam kelas.
c. Disukusi
tentang langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperbaiki kelemahan siklus
pertama.
Tahap pelaksanaan
siklus kedua dilakukan kegiatan untuk memantau kemajuan guru dalam menguasai
lima kompetensi atau tugas pokok guru. Kegiatan tersebut adalah:
a. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru membuat perencanaan pembelajaran. Kegiatan
ini dilakukan dengan mengamati silabus dan RPP yang telah dibuat guru. Dalam
kegiatan ini pula disampaikan upaya memperbaiki kelemahan yang terjadi pada
siklus pertama agar tidak terulang pada siklus kedua. Pembuatan rencana
pelajaran dilakukan bersama dalam diskusi antara supervisor dan guru.
b. Supervisi yang terkait dengan kompetensi guru
melaksanakan PBM. Supervise ini biasa dikenal dengan supervise kunjungan kelas.
Tahapan ini dilakukan sebanyak dua pertemuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
guru diusahan memanfaatkan contoh kesebangunan yang ada dalam lingkungan kelas
dengan melakukan observasi atau pengamatan.
c. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru melakukan evaluasi yang dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan supervise kunjungan kelas.
d. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru melakukan analisis hasil evaluasi.
e. Supervise
yang terkait dengan kompetensi guru melakukan emidial dan pengayaan setelah
analisis hasil evaluasi dilakukan.
Tahap observasi
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan siklus kedua.
Tahap refleksi
dilakukan dengan melakukan diskusi terhadap hasil observasi selama pelaksanaan
siklus. Hasil refleksi siklus kedua adalah:
1. Kompetensi
guru membuat perencaan pembelajaran. Hasil yang ada adalah:
a. Guru
masih menggunakan silabus yang dibuat oleh MGMP kabupaten
b. RPP
dibuat oleh guru dengan lebih detail.
2. Kompetensi
guru melaksanakan KBM. Hasil pengamatan yang ada adalah:
a. Guru
telah melaksanakan kegiatan apersepsi secara baik.
b. Guru
telah melaksanakan penguatan atau motivasi terhadap siswa dengan baik.
c. Guru
belum telah menerapkan pembelajaran sesuai rencana (RPP).
d. Control
terhadap penilaian sudah lebih baik
e. Bimbingan
terhadap siswa telah dilaksanakan dengan lebih baik dan menyeluruh
3. Kompetensi
guru dalam melaksankan evaluasi. Hasil pengamatan menunjukkan:
a. Evaluasi
telah dilaksanakan dengan berbagai teknik tetapi dan telah diusahakan merata
pada keseluruhan siswa terutama pada evaluasi proses.
b. Hasil
pekerjaan PR siswa direspon dengan baik dengan pembahasan di depan kelas dan pendataan
penilaian.
c. Guru
belum memperhatikan tingkat kesulitan soal secara intensif.
4. Kompetensi
guru melakukan analisis hasil evaluasi. Pada siklus pertama analisis dilakukan
menggunakan blangko analisis yang disediakan sekolah. Hasil yang diperoleh
adalah analisis butir soal dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada. Sehingga
dapat diketahui indicator yang perlu ditekankan kemabli oleh setiap siswa.
5. Kompetensi
guru melakukan remedial dan pengayaan. Hasil temuan menunjukkan bahwa:
d. Guru
telah melakukan kegiatan remedial terpisah dari pengayaan dengan waktu
pelaksanaan di luar jam KBM.
e. Remedial
yang dilakukan merupakan remidial diawali dari remedial teaching dan diakhiri
dengan tes sebnagai tolak ukur pencapaian siswa.
f. Tes
remedial disesuaikan dengan indicator yang belum tuntas.
D.
Analisis
Data
Data yang diperoleh
salama pelaksanaan siklus berkaitan dengan hasil pelasanaan supervise.
Pelaksanaan supervise difokuskan pada lima tugas pokok guru yang meliputu
kemampuan membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan PBM di kelas,
pelaksanaan evaluasi, analisis hasil evaluasi, dan pelaksanaan remedial dan
pengayaan. Hasil dari kegiatan prapenelitian terhadap lima kompetensi guru, diperoleh data kompetensi membuat perencanaan pembelajaran 74%, Melaksanakan 55%, Melaksanakan evaluasi 64%, Melakukan analisis 88%, melakukan remidial dan pengayaan.
Setelah dilakukan diskusi dan dilakukan supervise,
kondisi tersebut meningkat pada pelaksanaan siklus pertama. Berikut ini adalah
perolehan hasil supervise pada pelaksanaan siklus pertama. Hasil
dari kegiatan siklus 1 terhadap lima kompetensi guru, diperoleh
data kompetensi membuat perencanaan pembelajaran 78%, Melaksanakan 66%,
Melaksanakan evaluasi 72%, Melakukan analisis 88%, melakukan remidial
dan pengayaan 38%.
E.
Pembahasan
dan Pengambilan Kesimpulan
Penilaian
selama pelaksanaan penelitian tindakan sekolah difokuskan pada lima kemampuan
guru dalam melaksankan tugas pokoknya. Kelima tugas pokok guru tersebut adalah
membuar rencana pembelajaran, melaksankan pembelajaran, melakukan evaluasi,
melakukan analisis hasil evaluasi, dan melaksanakan remedial dan pengayaan.
Kegiatan tersebut dilakukan pada keseluruhan kegiatan baik pada kegiatan
prapenelitian maupun pada pelaksanaan siklus.
Dari
kemampuan guru membuat perencanaan pembelajaran selama pelaksanaan penelitian
terjadi perkembangan yang cukup baik. Kekurangan yang terjadi pada tahap
prapenelitian dilakukan perbaikan pada siklus pertama. Demikian pula kelemahan
yang terjadi pada siklus pertama diperbaiki pada siklus kedua.
Dari unsur kompetensi
guru melaksanakan pembelajaran, juga terdapat kemajuan yang cukup signifikan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil supervise kunjungan kelas yang
menunjukkan PBM berjalan semakin baik dari tahap sebelumnya.
Dari grafik tersebut
tampak adanya kemajuan yang cukup baik.
Dari persentase nilai 55% pada prapenelitian menjadi 66% pada siklus pertama,
naik lagi menjadi 88% pada siklus kedua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kompetensi guru dalam melaksanakan PBM telah berhasil ditingkatkan melalui
pelaksanaan supervise klinis.
Dari unsure kompetnsi
guru melakukan evaluasi juga terdapat kenaikan yang cukup baik. Kenaikan
tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Data di atas menunjukkan guru telah mampu membuat
analisis hasil evaluasi pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan
skor yang sudah di atas 85%. Apabila kita melihat pada penilaian kualifikasi,
untuk mendapatkan kualifikasi baik sekali, skor minimal harus mencapai 76%.
Dengan demikian, dari keseluruhan kegiatan menganalisis hasil evaluasi, guru
sudah mencapai kualitas baik sekali. Namun demikian, ada beberapa hal yang
terjadi pada setiap tahapan penelitian. Pada tahap prapenelitian, guru masih
melaksanakan analisis baru tahap formalitas dan kelengkapan administrasi. Hasil
analisis ini tentunya belum mampu menggambarkan kesulitan belajar siswa yang
sebenarnya. Pada tahap siklus, guru sudah mulai melakukan analisis sesuai
dengan kondisi nyata yang ada sehingga hasil analisis dapat dijadikan sebagai
patokan pelaksanaan remedial dan pengayaan.
Dari unsure kompetensi guru melakukan remedial dan
pengayaan diperoleh data kemajuan kemampuan guru sebagai berikut:
Dari grafik tersebut tampak adanya lonjakan yang cukup
signifikan pada pelaksanaan siklus kedua. Keunggulan yang terjadi pada siklus
kedua adalah dengan dilakukannya remedial teaching dan remedial tes dengan
pengelompokkan ketidaktuntasan siswa. Dengan dilakukannya kedua kegiatan
tersebut, kegiatan remedial tepat sasaran.
Dari keseluruhan hasil yang diperoleh selama kegiatan
penelitian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervise klinis mampu
meningkatkan kompetensi pedagogis guru. Peningkatan tersebut, tampak terjadi
pada keseluruhan kompetensi yang terkait dengan tugas pokok guru. Bahkan pada
akhir siklus kedua, semua kompetensi tersebut telah mencapai kualifikasi baik
sekali. Dengan demikian, pelaksanaan siklus tidak dilanjutkan karena indicator
keberhasilan sudah tercapai semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar