Mendengar kata sinonim dan antonim tentunya tidak asing lagi bagi telinga kita. Sejak kita duduk di bangku sekolah dasar, kita telah diperkenalkan dengan istilah sinonim dan antonim. Kata bapak atau ibu guru SD kita dulu, sinonim adalah persamaan kata sedangkan antonim adalah lawan kata. Apakah memang seperti itu yang terjadi di lapangan? Bukankah kalau kata yang sama yang berarti satu kata bukan dua kata. Smentara itu apa benar kata yang berantonim itu berlawanan? Nah, untuk lebih jelasnya kita akan kupas satu demi satu sinonim dan antonim tersebut.
SINONIM
Kata sinonim berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan dan onoma yang berarti nama. Jadi kalau digabung menjadi sama dengan. Artinya suatu kata memiliki maksud yang sama dengan kata yang lainnya. Yang sama dalam sinonim adalah maksud atau artinya bukan katanya. Dengan melihat penegertian itu maka dikatakan sinonim adalah dua kata yang maksudnya sama atau kurang lebih sama.
Mengapa dikatakan kurang lebih? Dalam bahasa Indonesia setiap kata memiliki keunikan sendiri. Kedalaman dan nilai rasa setiap kata berbeda satu dengan lainnya. Dengan demikian, tidak ada satu kata yang tepat 100% menggantikan kata yang lainnya dalam konteks kalimat. Coba perhatikan contoh berikut ini:
Bapak bersinonim dengan ayah, papah, papi
Dalam konteks tertentu, kata-kata tersebut dapat saling menggantikan.
Kalimat //Bapak Ali bernama Rudi// dapat diganti dengan
//Ayah Ali bernama Rudi//; atau //Papi Ali bernama Rudi// AKan tetapi, dalam konteks yang lain kata-kata tersebut tidak dapat saling menggantikan. Kalimat //Bapak Bupati melakukan kunjungan ke desa// secara sepakat terterima dalam bahasa Indonesia. Namun, kalimat *//Ayah Bupati melakukan kunjungan ke desa// tidak dapat terterima.
ANTONIM
Antonim berasal dari kata anti yang berarti melawan dan onoma yang berarti nama. Dari definisi ini disimpulkan bahwa antonim berarti kata-kata yang maknanya dianggap berlawanan. Perlawanan maknanya tersebut tentunya berbeda-beda tingkat keberlawanannya. Oleh karena itu, antonim terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Antonim Mutlak
2. Antonim semu
a. Antonim majemuk
b. Antonim gradual
Antonim Mutlak
Antonim kembar adalah antonim yang sifatnya keantonimannya mutlak hanya terjadi pada dua kata yang berantonim. Antonim jenis ini tidak dapat digantikan oleh kata yang lainnya. Pada beberapa buku, antonim jenis ini disebut antonim kembar. Perhatikan contoh berikut ini
Hidup >< mati Dua kata tersebut berantonim secara mutlak karena tidak ada kondisi antara hidup dan mati. Orang dalam kondisi koma sekalipun tetap dikatakan masih hidup. Contoh yang lainnya adalah Jantan >< betina Diam >< bergerak Antonim majemuk Antonim jenis ini memungkinkan sebuah kata berantonim dengan kata yang lainnya selain pasangan sebelumnya. Perhatikan contoh berikut: Merah >< putih (diasosiasikan dengan warna bendera Indonesia) Merah >< hitam (diasosiasikan dengan warna tua) Merah >< hijau (diasosiasikan dengan warna lampu lalu lintas) Antonim Gradual atau tingkatan Yaitu jenis antonim dengan memasangkan sebuah kata dengan kata atau kelompok kata yang sifatnya bertingkat. Perhatikan contoh berikut ini: Gemuk >< kerempeng Gemuk >< kurus Gemuk >< langsing Dilihat dari kata yang berantonim, sebuah antonim dapat terjadi antara kata dengan kata dasar, kata dengan kata berafiks atau kata dengan frase. Sebagai contoh perhatikan antonim berikut ini: 1. Ibu >< bapak 2. Murah >< mahal 3. Prapanen >< Pascapanen 4. Indikasi >< kontraindikasi 5. Guru >< bukan guru 6. Makan >< tidak makan Pada contoh 1 dan 2 antonim terjadi anatar kata dengan kata yang lainnya. Pada contoh 3 dan 4 antonim terjadi antara kata berafiks dengan kata lainnya baik yang berafiks maupun yang tidak. Afiks pada Antonim ini biasanya berupa prefiks atau awalan. Prefiks yang sering dipakai merupakan prefiks serapan. Beberapa prefiks yang dapat dijadikan contoh antonim adalah pra>
Ass. makasih ya.
BalasHapusTerimakasih.
BalasHapus