Kamis, 09 Februari 2012

DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS

Dialog Islam - Kristian 111



Oleh : KH. BAHAUDIN MUDHARY

Catatan Cover Belakang

Kehidupan Beragama adalah hak bagi setiap manusia yang merupakan
wujud dari kesadaran dirinya sebagai hamba sang Pencipta. Tidak
seorangpun boleh memaksa orang lain untuk memeluk atau keluar dari
suatu agama. Sungguh amat naif jika seseorang melakukan sesuatu
peribadatan tanpa keyakinan, disebabkan keterpaksaan psikologis,
moral maupun material.

Didunia ini terdapat berbagai kepercayaan dan agama yang masing-
masing mengklaim dirinya sebagai agama yang paling benar, sedangkan
yang lain adalah sesat. Diantaranya adalah Agama Kristen yang
memiliki pemeluk terbesar di dunia. Dengan figur Yesus sebagai Tuhan
dan Penebus Dosa, Kristen setiap saat menyapa manusia untuk menerima
doktrin dan ajarannya. Tetapi, setiap ia berbenturan dengan keyakinan
lain, terutama dengan Islam, Yesus selalu dipertanyakan: "Dia manusia
ataukah tuhan?"

Di saat Kristen bertemu dengan seorang muslim bernama K.H. Bahaudin
Mudhary, ia ditanya keabsahan doktrin ketuhanannya sekaligus Al
Kitabnya. Hanya dengan berdasarkan ayat-ayat kitab suci kristen
sendiri, Bahaudin Mudhary mengungkap kerancuan dogma ketuhanan Yesus
sebagaimana yang disampaikan dalam dialog dengan seorang misionaris
Kristen bernama Antonius Widuri.

Buku yang sudah dicetak berulangkali dan juga diterbitkan di Inggris
oleh Cambridge University Press ini adalah hasil dialog tersebut,
yang sudah menjadi kitab rujukan dalam kajian ilmiah.



KATA PENGANTAR

Buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus ini telah mengalami cetak ulang
beberapa kali, bahkan sudah beredar di negara-negara Timur Tengah
dalam edisi Bahasa Arab, dicetak di Inggris oleh University Press
Cambridge, dan memang luar biasa peminatnya.

Karena itu, Untuk cetakan kelima kali ini sengaja kami menjalin
kerjasama dengan Penerbit Pustaka Da'I yang sudah lama
menerbitkan
beberapa buah pena almarhum K.H. Bahaudin Mudhady.

Tentu saja isinya persis seperti cetakan pertama Tahun 1971, meski
dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan pertama Tahun
1971, meski dengan bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan juga
adanya tambahan, sebuah surprise yang datangnya dari teman sejawat
ayahanda Almarhum yaitu Bapak KH. Abdullah Wasi'an yang berkenan
memberikan sambutan untuk cetakan kelima ini. Insya Allah, ada makna
dan maslahahnya bagi segenap pengagum buah pikir Alm. Kyai Bahaudin
Mudhary, terutama bagi kami seluruh keluarga Almarhum dan Yayasan
Pesantren Sumenep.

Wassalam
Surabaya, 3 Mei 1994
H. Hizbul Maulana

Dialog Islam - Kristian

BILA BERDIALOG

Oleh: H. `Abdullah Wasi'an
ASAL MULA TERJADINYA PERTEMUAN

Pada malam Selasa tanggal 9 Maret 1970, salah seorang Santri
(Pelajar) dari Pesantren Sumenep (Sdr. Marzuki mengadakan sekedar
selamatan tahun baru Islam (1 Muharram tahun Hijriah) yang dihadiri
oleh beberapa santri lainnya. Beberapa saat kemudian datang dua orang
saudara bernama Markam dan Antonius Widuri (keduanya adalah tim
Akuntan) yang sementara oleh Kantor Akuntan Jakarta ditugaskan di
P.N.Garam di Kalianget. Saudara Markam berasal dari Padang beragama
Islam, dan saudara Antonius Widuri berasal dari Yogyakarta beragama
Kristen sejak kecil dan memang dari keluarga Kristen Katolik Roma.

Kedatangan saudara Markam dan Antonius Widuri pada selamatan tersebut
ingin menemui Kyai Bahaudin Mudhary yang memang sudah dikenal
sebelumnya. Oleh kawan-kawan, terutama oleh saudara Marzuki selaku
tuan rumah kedatangan dua saudara ini disambut dengan ramah dan rasa
gembira.

Kemudian saudara Markam menerangkan kedatangannya dari Kalianget ke
Sumenep menyertai saudara Antonius Widuri, sengaja untuk menemui Kyai
Bahaudin Mudhary, berhubung dengan keinginannya yang sudah lama
terkandung untuk membandingkan tentang masalah Ketuhanan dalam Agama
Kristen dan Islam. Juga soal yang berhubungan dengan i'tikad,
kepercayaan diantara kedua agama tersebut.

Menurut saudara Markam, karena Bapak Kyai sedang berada disini, kalau
bisa dilain waktu untuk menemui beliau, diberi waktu cukup. Akan
tetapi sekiranya bapak Kyai dan Tuan Rumah serta saudara-saudara di
sini tidak keberatan, minta supaya diperkenankan untuk menguraikan
isi hatinya, agar saudara-saudara tidak salah faham, karena hal
tersebut, hanya dari hati ke hati saja, yakni hanya soal keyakinan
pribadi semata-mata.

Kawan-kawan tidak keberatan asalkan berkisar dalam soal agama saja,
dan tidak ada kata-kata singgungan terhadap siapapun. Jadi hanya
merupakan soal jawab antara pribadi dengan pribadi saja.

Bapak Kyai Bahaudin menerangkan, sekiranya soal jawab antar pribadi
ini tidak selesai malam ini juga, apakah akan dilanjutkan pada malam
yang lain. Oleh saudara Markam dan saudara Antonius dijawab, bahwa
yang penting adalah kepuasan, walaupun memerlukan waktu lama baik
siang maupun malam. Kalau begitu menurut Kyai Bahaudin Mudhary, kita
dapat menamakan pertemuan ini adalah pertemuan pertama. Dengan
catatan pertemuan pribadi semata-mata bukan pertemuan dengan
undangan.

Perlu diterangkan dalam soal-jawab ini nama-namanya disingkatkan
Huruf: "A" singkatan untuk Bapak Kyai Bahaudin Mudhary dan huruf "B"
singkatan dari Antonius atau saudara Markam. Karena Saudara Markam
sering ikut menjelaskan keterangan saudara Antonius.

PERSETUJUAN BERSAMA

A: Sebelum diadakan pertemuan, saya pandang perlu menentukan
sesuatu yang di rasa penting yang patut kita atur terlebih dulu.

B: Hal itu kita serahkan saja kepada bapak Kyai bagaimana
baiknya pertemuan kita nanti.

A: Apakah tidak sebaiknya pertemuan kita ini dicatat saja dan
bila dirasa perlu kita gunakan tape recorder untuk dijadikan kenang-
kenangan.

B: Baiklah, kita setuju pendapat Bapak Kyai.

A: Kalau begitu saya akan minta bantuan kepada seorang saudara
untuk mencatat pembicaraan kita masing-masing. Dan apakah saudara
tidak keberatan hasil pembicaraan kita nanti sekiranya panjang perlu
untuk diketahui umum juga, sebaiknya kita jadikan buku (dibukukan)

B: Buat saya tidak keberatan, asal membawa manfaaat untuk umum.

A: Jadi saudara setuju

B: Ya, sangat setuju.

A: Terima kasih, sekarang saya ingin menanyakan, maksud saudara
menemui saya. Dan tadi saudara menyebut tentang agama Kristen dan
Islam.

B: Begini Pak Kyai, secara terus terang dengan hati ikhlas saya
sampaikan bahwa saya adalah seorang yang beragama Kristen Katolik.
Seringkali juga membaca buku-buku agama Islam, dan majalah-majalah
Islam, terutama majalah Kiblat yang terbit di Jakarta. Dengan membaca
buku-buku dan majalah-majalah tersebut, lalu timbul keinginan saya
untuk mempelajari dan meneliti agama Islam. Akan tetapi keinginan itu
selalu saya sembunyikan saja.

A: Dimanakah saudara mendapat buku-buku Islam dan Majalah
Kiblat.

B: Secara tidak disengaja, saya sering menemukan di meja kawan.
Mula-mula saya tidak menghiraukan, karena buku dan majalah tersebut
berkelainan dengan keyakinan saya. Pada suatu malam saya tidak bisa
tidur, padahal saya ingin beristirahat, lalu saya mondar-mandir di
kamar tidur, keluar masuk kamar, lalu saya lihat majalah Kiblat di
atas meja, mungkin kepunyaan kawan yang ketinggalan waktu bertamu
ketempat saya secara tidak sengaja, saya ambil majalah tersebut,
tanpa kesadaran saya bawa ketempat tidur, lalu saya buka-buka
lembaran, mungkin ada bacaan atau cerita-cerita yang dapat mendorong
saya supaya tidur. Kemudian pada suatu halaman, saya menjadi terkejut
melihat suatu artikel tentang kristen, tanpa pikir saya membaca. Mula-
mula hati saya selaku orang kristen merasa tersinggung, akan tetapi
seolah-olah ada daya tarik yang memerintahkan saya supaya terus
membacanya, pada saat itulah secara tiba-tiba muncul dorongan hati
saya untuk berpikir dan meneliti kebenaran keyakinan saya. Entah
karena apa saya lantas ingin membaca buku-buku Islam dan Majalah-
majalah Islam. Malah sering saya cari-cari pinjaman majalah Kiblat
pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin lama, bertambah timbul
dorongan hati saya untuk meneliti ajaran Islam dan Kristen, dan ingin
membandingkan tentang ketuhanan antara dua agama tersebut. Secara
diam-diam saya terus membaca buku Islam disamping membaca kitab Injil
yang menjadi keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.

A: Apakah saudara telah mempelajari kitab Injil Cukup Mendalam

B: Menurut perasaan saya, Kitab Injil itu telah saya pelajari
dan saya anggap cukup mendalam. Ini hanya menurut ukuran kemampuan
yang ada pada saya saja. Entah lagi dalam penilaian orang lain.

A: Kemudian Bagaimana Kelanjutan keinginan saudara.
B: Setelah saya meneliti buku-buku Islam dan Kristen yang saya
temui, maka dorongan hati saya untuk melepaskan keinginan saya tak
dapat saya tahan. Lalu saya mulai tanya-tanya tentang agama Islam
pada beberapa orang yang saya temui, tetapi keterangannya itu belum
ada yang memuaskan hati saya.

A: Kepada siapa saja saudara bertanya tentang ajaran Islam.

B: Kepada siapa saja yang saya temui, disamping pembicaraan yang
lain.. Jadi saya bertanya-tanya merupakan selingan-selingan saja dari
pada yang menjadi pokok pembicaraan. Jadi tidak secara langsung.

A: Setelah itu adakah suatu pengaruh pada saudara

B: Ya, anehnya saya mulai tidak rajin lagi pergi ke gereja,
mungkin inilah pengaruhnya.

A: Kemudian bagaimana

B: Oleh Karena saya tidak merasa puas dari orang-orang yang
memberikan keterangan tentang Islam, lalu saya bicarakan kepada
saudara Markam. Oleh saudara Markam saya diajak kerumah Bapak Kyai
Baha. Maka saya perlukan datang kemari diantar oleh saudara Markam.

A: Mungkin saudara belum mendalam mempelajari kitab Injil.
Apakah tidak sebaiknya saudara meneliti kembali ajaran-ajaran agama
Kristen sebelum diadakan pertemuan.

B: Kalau begitu apakah orang yang bukan pemeluk Islam tidak
dibolehkan mempelajari agama Islam

A: Bukan begitu, maksud saya ialah bahwa agama Islam itu
bersikap toleransi terhadap semua agama dan pemeluknya. Walaupun
ajaran Islam tidak dibolehkan memaksa siapapaun untuk memeluk agama
Islam. Pemeluk-pemeluk Islam hanya diharuskan melakukan da'wah
terhadap siapapun yang sudi menerimanya.

B: Akan tetapi, sayapun memeluk agama Kristen bukan karena ikut-
ikut. Pendirian saya setiap orang bebas memilih agama menurut
keyakinannya dan berpindah agama menurut keyakinannya pula, yang
tentu sebelumnya didahului oleh penelitian dan pertimbangan-
pertimbangan yang mendalam sesuai dengan kemampuannya, baik dengan
perantaraan buku-buku, Kitab-kitab, maupun dengan soal jawab
(diskusi) atau lainnya.

A: Betul, akan tetapi asalkan dengan cara yang wajar, sehingga
tidak menimbulkan salah penafsiran antara pemeluk suatu agama dan
penganut agama yang lain.

B: Itulah yang saya maksudkan agar kedatangan saya kepada Bapak
Kyai tidak sampai timbul sangka-sangka dan dugaan-dugaan yang tidak
wajar, melainkan dengan tujuan mencari kebenaran dalam memeluk suatu
agama. Ringkasnya saya memeluk suatu agama di atas dasar penelitian
dari segi rasio maupun dengan ilmu jiwa, dari segi ilmiah, sehingga
menimbulkan keyakinan yang kokoh dalam jiwa saya. Keyakinan yang
teguh dan kokoh tentunya tidak mungkin menjadi orang yang ikut-
ikutan.

A: Memang seharusnya demikian

B: Ada saya jumpai, penganut suatu agama disebabkan karena
keturunan, karena ayah dan ibunya menganut suatu agama, karena
pengaruh pergaulan, lingkungan, pengaruh keadaan atau bisa jadi
maksud untuk berlindung atau lainnya. Oleh karenanya saya berani
bersumpah bahwa saya tidak termasuk pada orang-orang yang saya
sebutkan itu.

A: Saya hargai pendirian saudara itu.

B: Oleh karena itulah saya menemui bapak kyai untuk menguraikan
isi hati saya yang telah lama saya kandung. Akan tetapi apakah tidak
sebaiknya Bapak kyai memberikan waktu kepada saya; terserah menurut
kesempatan Bapak kyai karena sekarang sudah tengah malam. Akan tetapi
sebisa-bisanya secepat mungkin.

A: Baik, Besok malam saja saudara datang lagi, dengan catatan
tidak usah beritahukan dulu pada orang lain. Saya usahakan tempatnya.

B: Akan tetapi bagaimana kalau ada orang yang datang ingin
mendengarkan saja.

A: Pokoknya pertemuan kita di usahakan supaya tidak sampai
diketahui orang lain, tetapi kalau dipandang perlu saya kira boleh
saja, daripada hasil pertemuan kita diberitahukan. Sekiranya besok
malam ada orang datang hanya ingin mendengarkan, hal itu terserah
kepada mereka sendiri, pokoknya kita tidak mengundang mereka dan
mereka tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran dalam pertemuan
kita.

B: Baiklah, Semoga pertemuan kita dapat diatur antara pribadi
dengan pribadi, bukan untuk umum.

A: Memang demikianlah rencana saya dan supaya saudara-saudara
yang ada disini tahu.

B: Saya setuju dengan pendapat Bapak Kyai

A: Adakah Saudara mempunyai Kitab Injil

B: Ya, Saya mempunyai kitab: Perjanjian Lama, Perjanjian Baru
dan yang berbahasa Inggris: "The Holy Bible" dan ada juga kitab
bahasa Belanda "Bijbellezingen voor het Huisgezin dan ada juga "Al
Kitab" terbitan tahun 1968, dan yang terbitan tahun 1970 dan Kitab
Zabur.

A: Saya harap kitab-kitab yang saudara sebutkan itu dibawa
semuanya besok malam.

B: Ya, saya akan bawa semuanya. Apakah Bapak Kyai mempunyai juga
kitab tersebut

A: Dulu pernah mempelajarinya, tetapi dipinjam oleh kawan yang
sampai sekarang belum dikembalikan, namun saya telah membacanya .

B: Kalau begitu saya akan bawa semua Kitab-kitab Kristen yang
ada pada saya.

A: Harapan saya memang demikian ......

MALAM KEDUA

A: Sejak Kapankah saudara beragama atau masuk Kristen

B: Sejak saya dilahirkan

A: Apakah saudara benar-benar mempelajari bahwa agama Kristen
itu suatu agama yang paling benar

B: Ya, memang saya menyadari

A: Apakah saudara berkeyakinan bahwa Kitab Injil itu suci

B: Guru saya menerangkan bahwa Bibel adalah Kitab Suci berisi
pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh Rasul-rasul Matius, Lukas,
Johanes dan Rasul Markus

A: Apakah yang dimaksud suci pada Bibel itu mempunyai arti bahwa
Bibel bersih daripada kesalahan-kesalahan

B: Betul demikian. Tetapi kesalahan yang bagaimana yang Bapak
maksudkan

A: Misalnya: Pada suatu saat ada orang mengabarkan pada saudara
si A sakit, sedangkan orang lain memberitahukan bahwa pada saat itu
si A tidak sakit. Kedua berita itu apakah benar semuanya atau salah
semuanya, atau salah satunya yang benar

B: Diantara keduanya itu tentu salah satu yang benar, atau
keduanya salah dan MUSTAHIL kedua-duanya benar.

A: Satu misal lain; ada orang berkata si A mempunyai tiga orang
anak dan seorang lain mengatakan si A mempunyai sepuluh orang anak.
Apakah dua perkataan itu benar semuanya atau salah semuanya, atau
salah satu saja yang benar

B: Tidak mungkin benar semuanya, melainkan salah satunya yang
benar atau salah semuanya

A: Kalau saya mengatakan benar semuanya, bagaimana pendapat
saudara

B: Itu adalah mustahil, karena ternyata ada perselisihan
diantara keduanya

A: Andaikata ada suatu kitab suci, akan tetapi ayat-ayat
didalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat perselisihan,
apakah kitab itu dinamakan Kitab Suci

B: Tentu bukan kitab suci, karena yang dinamakan kitab suci itu
adalah Ilham (wahyu) dari Tuhan, yang mustahil terdapat kesalahan
atau perselisihan

A: Jadi kalau begitu bukan Kitab Suci lagi

B: Betul Kesuciannya telah batal

A: Kalau demikian, tentu isinya tidak dapat dipercaya
kesuciannya atau kebenarannya, karena diantara ayat-ayatnya terdapat
perselisihan

B: Yang jelas diantara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan, atau
sudah dicampur adukkan dengan karangan manusia, sehingga kesuciannya
ternoda, Ringkasnya sudah tidak suci lagi.

A: Kalau misalnya Bibel terdapat selisih antara satu ayat dengan
ayat lain, apakah saudara masih berkeyakinan Bibel itu Kitab Suci

B: Saya tidak yakin kalau Kitab Bibel tidak suci, Terkecuali
kalau ada bukti-bukti nyata yang menunjukkan ayat-ayatnya berselisih
antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keraguan
saya tentang kesuciannya. Menurut penelitian Bapak, apakah ayat-ayat
Bibel ada yang berselisih

A: Ya BANYAK yang berselisih

B: Di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru

A: Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat
dengan ayat yang lain

B: Di bab apa dan pasal serta ayat berapa

A: Supaya berurutan saya atur dalam beberapa pasal: PERTAMA soal
Ketuhanan Yesus, karena soal ketuhanan adalah termasuk kepercayaan
pokok pada tiap-tiap agama. Jadi soal ini perlu sekali didahulukan.
Sesudah itu kita berpindah kepada soal yang lain yang berhubungan
dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bibel. Bagaimana
pendapat saudara

B: Baik, saya menyetujui pendapat Bapak

A: Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan saudara bahwa
Yesus menjadi ANAK TUHAN

B: Dalam Matius Pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian: "Maka
suatu suara dari langit mengatakan: "Inilah anakku yang kukasihi.
Kepadanya Aku berkenan". Juga di Lukas pasal 4 ayat 41, menyebutkan
bahwa Yesus itu anak Allah".

A: Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 5 ayat 9

B: Baik, Dalam pasal dan ayat itu menyebutkan :"Berbahagialah
segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut
Anak-anak Allah".

A: Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan "ANAK ALLAH" itu
ialah orang yang dihormati seperti Nabi. Kalau Yesus dianggap Anak
Allah, maka semua orang mendamaikan manusiapun menjadi ANAK-ANAK
ALLAH. Jadi bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.

B: Dalam Yahya pasal 14 ayat 9 disebutkan: "Siapa yang sudah
nampak Aku, ia sudah nampak Bapa", dan di Ayat 10 disebutkan:
"Tiadakah engkau percaya bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapa pun di
dalam Aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah
Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal
di dalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu".

A: Baiklah, silahkan saudara periksa Yahya pasal 17 ayat 23

B: Baik, di pasal ini disebutkan bahwa: "Aku di dalam mereka
itu, dan engkau di dalam Aku; Supaya mereka itu sempurna di dalam
persekutuan".

A: Perhatikan di ayat ini ada tersusun kata "Aku didalam
mereka". Kata mereka di ayat ini adalah sahabat Yesus. Sedang yang
dimaksudkan dengan "Aku" ialah Tuhan. Jadi kata "Aku" beserta
"mereka" artinya Tuhan beserta sahabat-sahabat Yesus. Kalau saudara
percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka saudarapun harus percaya
tentang kesatuan Bapa itu dengan sekalian sahabat Yesus 12 orang
jumlahnya. Jadi bukan Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu
dengan Tuhan, melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya
persatuan Tuhan atau Tuhan Persatuan bukan hanya Tri Tunggal tetapi
15 tunggal. Jadi berdasarkan perselisihan ayat-ayat tersebut yang
manakah yang benar. Tiga menjadi tunggal atau 15 menjadi Tunggal.
Ayat yang manakah yang akan saudara yakinkan, yang tiga menjadi
tunggalkah atau yang 15 itu?

B: Tunggu dulu Pak, ini agak membingungkan saya

A: Tentu akan lebih membingungkan Saudara kalau saya tunjukkan
ayat yang lain. Silahkan periksa Yahya pasal 17 ayat 3

B: Baik, di sini menyebutkan: "Inilah hidup yang kekal, yaitu
supaya mereka mengenal engkau, Allah yang Esa, dan Yesus Kristus yang
telah engkau suruhkan itu"

A: Di ayat ini menyebutkan Tuhan adalah Esa. Dalam Kamus bahasa
Indonesia oleh E. St. Harahap cetakan ke II, disebutkan bahwa Esa itu
berarti satu, pertama (tunggal), dan di ayat itu juga disebutkan
bahwa Yesus Kristus adalah pesuruh Allah (Utusan/Rasul). Kalau
demikian manakah yang benar. Bibel yang diakui kitab suci oleh
saudara, tetapi isinya bertentangan antara yang satu dengan yang
lain. Disatu ayat menyebutkan Tuhan dan Yesus menjadi satu, dilain
ayat lima belas menjadi satu dan yang lain lagi Tuhan itu tunggal,
sedangkan di ayat itu pula menyebutkan bahwa Yesus itu Pesuruh Allah
bukan Tuhan. Menurut pengakuan saudara suatu kitab suci yang
kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu dengan yang lain
tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut suci
itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.

B: Masih adakah ayat yang menyebutkan demikian

A: Ayat yang bagaimana yang saudara maksudkan ?

B: Ayat yang mengatakan bahwa Tuhan itu Esa (tunggal), bukan
tiga menjadi satu.

A: Silahkan buka di Ulangan pasal 4 ayat 35

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka kepadamulah ia
itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan
kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi".

A: Jelas di dalam Bibel sendiri menerangkan bahwa Tuhan itu
Esa, Tunggal

B: Tetapi itu di dalam Kitab Perjanjian Lama, apakah terdapat
juga di Perjanjian Baru.

A: Saudara minta di Perjanjian Baru, baiklah, Silahkan saudara
buka Markus, pasal 12 ayat 29

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Maka jawab
Yesus kepadanya. Hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai
Israil, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan yang Esa".

A: Periksa lagi di Perjanjian Lama di Ulangan pasal 6 ayat 4

B: Baik, di sini disebutkan :" Dengarlah olehmu hai Israil,
sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya".

A: Adakah belum jelas bahwa Bibel sendiri yang menjadi kitab
sucinya orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu
Tunggal, bukan tiga menjadi satu atau satu menjadi tiga. Taruh kata
di Bibel ada ayat yang menyebutkan Tuhan itu Tiga menjadi satu, saya
ingin bertanya yang manakah di antara kedua ayat itu yang benar, yang
tunggalkah atau yang tiga menjadi tunggal. Jadi salah satu dari dua
ayat tersebut pasti ada yang benar, karena sudah jelas dua ayat itu
tidak sama, Kalau salah satu atau dua-duanya salah, maka kandungan
kitab suci yang salah; jadi bukan kitab suci namanya.

B: Betul, salah satu Pasti salah atau kedua-keduanya salah

A: Kalau demikian apakah dapat diyakinkan kebenarannya suatu
Kitab Suci, kalau kitab suci itu mengandung kesalahan atau tidak
benar isinya.

B: Ya, yang disebut kitab suci itu harus bersih dari kesalahan-
kesalahan, kalau tidak demikian maka batallah kesucian kitab itu

A: Menurut kepercayaan saudara apakah Yesus bersatu dengan
Allah..??

B: Ya, demikian

A: Kalau demikian tentu Yesus adalah selalu bersama Allah dan
Allah selalu bersama Yesus

B: Betul demikian sebagaimana tersebut dalam Yahya 10, 30, yang
bunyinya sebagai berikut: "Aku dan Bapa itu satu adanya". demikian
juga Roh Suci sebab Roh Suci itu menjadi satu dengan Yesus,
sebagaimana tersebut dalam Injil, ialah setelah Yesus berumur 30
tahun turun Roh Suci kepadanya dan dibaptiskan oleh Pembaptis yaitu
Yahya. Jadi jelas bahwa Yesus, Roh Suci, Tuhan adalah tunggal

A: Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 27 ayat 46

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan:" Maka sekira-
kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang Nyaring
katanya: "Eli, eli lama sabaktani" artinya: "Ya Tuhan, apakah
sebabnya Engkau meninggalkan aku".

A: Berdasarkan seruan Yesus di ayat itu, jelas bahwa Yesus tidak
bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan Yesus, waktu akan
disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, disaat
itulah saat tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan
tidak bersatu dengan Yesus sehinga Yesus sendiri minta tolong.

B: Tetapi Yesus itu hidupnya memang untuk disalib guna menebus
dosa manusia.

A: Kalau hidupnya Yesus memang untuk di salib, mengapa Yesus
tidak bersedia dan menolak untuk di salib. Buktinya ia berseru dengan
suara nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari
disalibkan. Dengan lain kata Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa

B: Betul, saya lantas tidak mengerti mengapa ayat-ayat Bible itu
ada yang simpang siur

A: Dari sebab itu mengapa saudara menyembah Yesus selaku Tuhan
yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri, malah minta
tolong. Pantaskah ada tuhan demikian. Dan saya lanjutkan bertanya
apakah manusia-manusia yang menyalibkan Yesus itu dilaknat

B: Pasti dilaknat

A: Mestinya tidak dilaknat, malah Yesus harus berterima kasih
kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka itu seharusnya
mendapat ganjaran., oleh karena menurut keterangan saudara, hidupnya
Yesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa manusia. Andaikan
tidak ada manusia yang bersedia menyalibkan Yesus maka dosa-dosa
manusia tentu tidak ada yang menebusnya. Jadi manusia-manusia yang
telah menyalibkan Yesus itu berjasa kepada Yesus dan penganut-
penganut Kristen. Akan tetapi mereka yang sudah terbukti berjasa itu
malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk Sorga dan dipuji-puji atas
jasanya.

B: Ini memang tidak masuk di akal atau sekurang-kurangnya memang
sulit dimengerti; akan tetapi Roh Tuhan bersatu dengan Yesus itu
tidak mustahil. Sebagaimana banyak manusia yang kesurupan hantu, jin,
malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya, sehingga tindakan-
tindakan dan perbuatannya menurut kehendak makhluk halus tersebut.
Demikian juga ada yang kemasukan Roh Suci seperti Roh malaikat,
sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya adalah suci.

A: Kalau demikian baiklah saya bikin pertanyaan; Manusia bersatu
(kesurupan) jin itu, apakah dia disebut jin

B: Tidak

A: Yesus yang bersatu (menerima) Roh Tuhan itu apakah ia disebut
Tuhan?

B: Mestinya tidak juga

A: Seharusnya begitu. Jadi jelas bahwa Yesus yang menerima Roh
Ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang menerima wahyu Tuhan itu
bukan Tuhan melainkan adalah utusannya (pesuruh)Tuhan. Sesuai dengan
pengakuan Yesus sendiri sebagaimana tersebut dalam Yahya pasal 17
ayat 3 yang berbunyi: "supaya mereka mengenal Engkau, Allah Yang Maha
Esa dan Benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu"

B: Saya lantas tambah tidak mengerti tentang Ketuhanan Yesus
itu.

A: Menurut keterangan saudara tadi, bahwa manusia yang bersatu
dengan (kesurupan) makhluk halus seperti roh-roh, jin dan malaikat
maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut kehendak atau menyerupai
perbuatan makhluk-makhluk halus itu.

B: Benar Begitu

A: Kalau demikian maka Yesus yang saudara akui bersatu dengan
Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya menyerupai
perbuatan Tuhan.

B: Mestinya begitu

A: Akan tetapi kenyataannya tidak demikian. Tuhan tidak tidur
tetapi Yesus Tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus Makan, Tuhan tidak
Sakit tetapi Yesus Sakit, Tuhan tidak menyembah kepada siapapun
tetapi Yesus Menyembah Tuhan, Tuhan tidak mati tetapi Yesus Mati,
walaupun menurut i'tikad Kristen hidup kembali tetapi ia mati.
B: Menurut anggapan orang Kristen salah satu yang menyebabkan
Yesus bersatu dengan Tuhan, karena ia mengetahui yang gaib.

A: Kalau begitu silahkan buka Markus pasal 13 ayat 31, 32.

B: Baik, ayat itu menyebutkan: "Sesungguhnya langit dan Bumi
akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi akan harinya atau
ketikanya itu ada diketahui oleh seorang jua pun, baik segala
malaikat yang disurgapun tidak, anak itupun tidak, hanyalah Bapa
saja.

A: Jelas di Bibel sendiri tertulis, Yesus sendiri mengaku tidak
ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Jadi
tegas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya kiamat, yang termasuk
sesuatu yang gaib. yang tidak tahu itu pasti bukan tuhan.

B: Tetapi Yesus menyebutkan dirinya diayat ini dengan kata
"Anak" yang berarti ia anak tuhan.

A: Silahkan buka Matius pasal 1 ayat 16

B: Baik, di situ disebutkan: "dan Yakub memperanakkan Yusuf,
yaitu suami Maria; ialah yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"

A: Jelas bahwa yang diperanakkan itu pasti bukan Tuhan
sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut. Silahkan periksa lagi
Keluaran pasal 4 ayat 22.

B: Baik, di situ disebutkan: "Maka pada masa itu hendaklah
katamu kepada Fir'aun demikian: "Inilah Firman Tuhan: Bahwa Israil
itulah anakKu laki-laki, yaitu anakKu yang sulung"

A: Di ayat ini disebutkan bahwa Israil adalah anak Tuhan yang
sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak keberapa, silahkan buka
lagi Yeremia pasal 31 ayat 9.

B: Ayat ini menyebutkan; "Akulah Bapak bagi Israil; dan Afraim
itulah anak yang sulung"

A: Jelas sekali bahwa berdasarkan Bibel sendiri Anak tuhan itu
banyak bukan Yesus saja, padahal sebenarnya yang dimaksudkan dengan
Anak dalam itu ialah mereka yang dikasihi oleh Tuhan, termasuk Yesus
jadi bukan anak yang sebenarnya.

B: tetapi dalam Matius pasal 1 ayat 18 menyebutkan sebagai
berikut: "Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian adanya: Tatkala
Maria, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya
bersetubuh, maka nyatalah Maria itu hamil dari pada Rohulkudus". Roh
Kudus artinya Roh Tuhan. Oleh karenanya maka Yesus itu adalah anak
tuhan, sebagaimana juga di Matius pasal 1 ayat 20 menyebutkan: "Yusuf
bermimpi seorang Malaikat, Tuhan berkata: "Hai Yusuf, anak Daud
janganlah engkau kuatir menerima Maria itu menjadi istrimu karena
kandungannya itu terbitnya dari pada Rohulkudus"

A: Kalau Begitu silahkan buka: Kisah Rasul pasal 6 ayat 5

B: Baik, ayat itu menyebutkan: "Maka perkataan ini diperkenankan
oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih Stepanus, yaitu seorang
yang penuh dengan iman, dan Rohulkudus, dan lagi Philipus, dan
Prokhorus, dan Nikanor, dan Simon, dan Parmenas, dan Nikolaus yaitu
mualaf asalnya dari negeri Antiochia.
A: Jadi berdasarkan ayat Bibel sendiri menunjukkan bahwa
Rohulkudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa
Rohulkudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang
bersih dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu.
Sebagaimana halnya pada Nabi lainnya dengan roh sucinya. Menurut Al
Qur'an Rohulkudus (Roh Suci) itu berarti Jibril. Di Bibel sendiri
menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu adalah Kudus.

B: Di Bibel pasal berapa menyebutkan demikian

A: Silahkan Periksa surat Petrus yang kedua pasal 3 ayat 2

B: Baik, Pasal dan ayat ini menyebutkan: "Supaya kamu ingat
perkataan yang sudah disabdakan, dahulu oleh Nabi yang kudus dan akan
hukum Tuhan lagi juru Selamat, dengan jalan Rasul-rasul yang
disuruhkan kepadamu"

A: Jelas di Bibel Sendiri menyebutkan bahwa Rohulkudus itu bukan
Tuhan; dengan lain kata bahwa Yesus dalam kandungan Maria itu bukan
Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh bersih, suci, dengan izin
atau perintah Allah yang dikaruniakan kepada hamba yang
dikehendakinya. Lebih jelas harap saudara periksa dalam Kisah Rasul
pasal 5 ayat 32

B: Ayat tersebut menyebutkan: "Dalam kami inilah saksi atas
segala perkara itu, demikian juga Rohulkudus yang dikaruniakan Allah
kepada sekalian orang yang menurut Dia"

A: Silahkan periksa lagi dalam Lukas pasal 1 ayat 41

B: Pasal ini menyebutkan bahwa: "Maka berlakulah tatkala
Elisabeth mendengar salam Maria itu, meloncatlah kanak-kanak yang di
dalam rahimnya itu dan Elisabeth penuh dengan Rohulkudus".

A: Sudah jelas sekali bahwa arti Rohulkudus adalah Roh Suci yang
dikaruniakan oleh Allah kepada siapapun yang dikehendakinya. Kalau
sekiranya Rohulkudus itu diartikan dengan Allah atau Roh Allah, maka
bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau anak tuhan, melainkan segala
orang yang taat kepada Tuhan, para Nabi dan Elisabeth (Istri Zakaria)
pun mestinya Tuhan juga.

B: Yesus dianggap tuhan oleh karena ia mempunyai Roh Ketuhanan,
terbukti dengan pangkat Ketuhanannya sehingga ia dapat menghidupkan
orang mati, Inilah kesamaan Allah dengan Yesus.

A: Kalau begitu, periksa di Kitab raja-raja yang kedua pasal 13
ayat 21.

B: Baik, di sini ada menyebutkan: "Maka sekali peristiwa apabila
dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat mereka itu suatu
pasukan, lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur Elisa, maka
baru orang mati itu dimasukkan kedalamnya dan kena mayat Elisa itu,
maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri.

A: Di sini menyebutkan malah tulang-tulang Ilyas (Elisa) dapat
menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus saja dapat menghidupkan
orang mati, bahkan tulang-tulang Ilyas dapat menghidupkan orang mati.
Yang berarti Tulang-tulang Ilyas adalah tulang-tulang Ketuhanan.
Kalau Yesus diwaktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan
tetapi Elisa diwaktu tidak bernyawa, malah hanya dengan tulang-
tulangnya yang didalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau
perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa lebih ajaib dari pada
Yesus. Jadi seharusnya Ilyas-pun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi di
Kitab raja-raja yang pertama pasal 17 ayat 22.

B: Ya, disini menyebutkan: " Maka di dengar akan Do'a Elisa itu,
lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu kedalamnya sehingga hiduplah ia
pula.

A: Kalau secara adil, seharusnya Elisa dianggap tuhan juga.

B: Tapi Yesus dapat menyembuhkan orang buta sehingga melihat

A: Kalau begitu periksa Kitab raja-Raja yang kedua pasal 6 ayat
17 dan ayat 30

B: Ya, di pasal itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat
menyembuhkan orang buta, sehingga dapat melihat.

A: Kalau begitu Elisapun harus dianggap Tuhan juga, karena
menyamai Yesus dan menyamai sifatnya Tuhan.

B: Sekali lagi, Tuhan Yesus dapat menyembuhkan penyakit Lepra
(penyakit kusta)

A: Silahkan periksa Kitab Raja-Raja yang kedua pasal 3 ayat 10
dan ayat 11

B: Baik. Di pasal dan ayat itu menyebutkan yang maksudnya bahwa
Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta bernama Naaman.

A: Jadi Elisapun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit
kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat
juga menjadi Tuhan.

B: Akan tetapi pasal kejadian Yesus tanpa percampuran laki-laki
dengan istrinya. Inilah kelebihan rohnya Yesus daripada rohnya Elisa.

A: Asal kejadian Nabi Adam tanpa Bapa dan Ibu. Mengapa Adam
tidak dianggap Tuhan. Juga Hawa (eve) asal kejadiannya tanpa ibu,
iapun bisa dianggap juga Tuhan wanita

B: Tapi Adam dan Hawa kedua-duanya berdosa

A: Kalau begitu Yesuspun berdosa, Karena Yesus keturunan Maria,
sedangkan Maria Keturunan Adam dan Hawa. Yesus sendiri pernah dibawa
oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa Iblis.

B: Dimana ceritera itu disebutkan

A: Di Bibel. Silahkan saudara periksa Lukas, pasal 4 ayat 5

B: Baik, di situ menyebutkan: "Maka iblispun membawa dia
kepuncak gunung ......"

A: Nah, suatu kejadian aneh, Tuhan dibawa iblis yang berarti ia
tunduk kepada kemauan iblis.

B: Walaupun demikian Yesus tetap suci daripada dosa.

A: Para Nabi lainnya pun suci dari pada dosa. Akan tetapi mereka
tidak menganggap dirinya selaku Tuhan, malah Yesus sendiripun tidak
juga mengaku Tuhan, sedangkan pengikut-pengikutnya mempertuhankan
dia.

B: Tidak demikian, Nabi-nabi berbuat dosa tetapi Yesus tidak.

A: Nabi-nabi yang berbuat dosa atau kesalahan itu telah
bertobat, lalu diberi ampun oleh Tuhan, sebagaimana juga Yesus pernah
minta ampun dan diberi ampun oleh Tuhan. Mereka para Nabi diberi
ampun, artinya dosanya telah habis karenanya, lalu mereka disebut
bersih dari dosa dan kesalahan-kesalahan.

B: Dimanakah menyebutkan bahwa Yesus merasa ia minta ampun
kepada Tuhan.

A: Silahkan saudara periksa sendiri di "Matius" pasal 6 ayat 12.

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Dan ampunilah
kiranya kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni
orang yang berkesalahan kepada kami.

A: Jelas Yesus sendiri meminta ampun akan kesalahannya. Jadi dia
pernah berbuat kesalahan.

B: Tetapi di ayat ini juga ada menyebutkan bahwa Yesus suka
memberikan ampun semua kesalahan orang kepadanya.

A: Kalau hanya begitu, kitapun bisa. Kitapun bersedia
memberikan ampun kepada orang-orang yang berbuat kesalahan kepada
kita.

B: Tetapi tidak ada manusia selain Adam yang dilahirkan kedunia
ini tanpa Bapak, melainkan Yesus saja. Jafi masih dapat dibenarkan
kalau Yesus disebut "Putera Tuhan" atau "Tuhan Anak".

A: Kalau misalnya ada seorang manusia yang dilahirkan tanpa
Bapak dan Ibu, maka orang itu pasti akan diakui oleh saudara bahwa ia
lebih berhak menduduki jabatan Tuhan daripada Yesus dilahirkan tanpa
Bapak saja.

B: Tetapi dalam sejarah manusia belum pernah ada, dan mustahil
adanya.

A: Kalau kiranya ada, maka yang manakah diantara keduanya yang
lebih tinggi derajat Ketuhanannya antara Yesus yang dilahirkan hanya
tanpa bapak saja dengan manusia yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu.

B: Menurut akal tentunya manusia yang dilahirkan tanpa Bapak dan
Ibu itu lebih tinggi derajat ketuhanannya. Oleh karena ia dilahirkan
lebih ajaib keadaannya dari pada kelahiran Yesus.

A: Benarkah demikian pendapat Saudara..?

B: Ya, saya akui, manusia yang demikian lebih ajaib dari pada
Yesus; akan tetapi saya minta supaya Bapak tunjukkan di Kitab; dan
Bapak harus mengambil dari Kitab yang terkenal, bukan dari buku-buku
dongengan atau ceritera-ceritera khayalan saja.

A: Supaya Lekas beres urusan ini, silahkan saudara periksa di
Kitab Bibel atau Injil, Kitab Suci saudara sendiri.

B: di Bab dan pasal berapakah ada menyebutkan.>?

A: Silahkan saudara periksa di "Ibrani" pasal 7 ayat 1, 2 dan 3

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan seperti berikut:
"Adapun Malkisedik itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah taala,
yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada
menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Ibrahim". "Kepadanya juga
Ibrahim sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Malkisedik itu
kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian
pula raja di Salem, yaitu raja damai". Yang tiada berbapak dan tiada
beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal..".

A: Cukup, saudara telah membaca di kitab suci saudara sendiri,
bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa Bapak dan Ibu, malah
tiada silsilahnya. Sesuai dengan pendapat saudara, apakah cerita yang
disebutkan dalam kitab suci saudara ini berupa dongengan atau cerita-
cerita khayalan. Kalau dikatakan dongeng atau cerita khayalan, maka
apakah saudara akan terima kalau ada yang mengatakan bahwa kitab suci
saudara ada mengandung cerita-cerita khayalan atau dongengan yang
dibuat-buat. Dan kalau saudara masih mempertahankan kesucian kitab
saudara itu mengapakah saudara tidak mengangkat Malkisedik menjabat
tuhan juga, malah jabatan ketuhanannya tentunya lebih tinggi daripada
Yesus. Dan berpegang dengan pendirian saudara sendiri bahwa kelahiran
Malkisedik itu lebih ajaib dari Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan
tanpa Bapak sedangkan Malkisedik dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu.
Selain itu Malkisedik masih mempunyai kelebihan lagi daripada Yesus,
oleh karena Yesus dilahirkan dengan bersilsilah, yaitu dari Maria,
sedangkan menurut Bibel sendiri Malkisedik dilahirkan tanpa silsilah
sama sekali. Apakah saudara masih akan mempertahankan ketuhanan
Yesus...?

B: Saya lantas tidak mengerti dan menjadi bingung!!

A: Tidak mengerti itu tidak apa-apa, dan bingung sebenarnya
tidak apa-apa, karena kalau sudah mengerti rasa bingung akan lenyap
dengan sendirinya.

B: Ya, saya membenarkan keterangan Bapak. Tetapi dalam kitab
Injil Johanes pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan: "Maka pada mulanya
ada itu Kalam maka Kalam itu, serta dengan Allah, dan Kalam itu
Allah, dan kalau itu Allah . Ia itu pada mulanya serta dengan Allah.
Kata "Ia" di ayat ini maksudnya ialah "Yesus". Jadi Yesus beserta
dengan Allah.

A: Dalam susunan ayat tersebut di atas ada kata penghubung ialah
: "Serta" atau beserta. Kalau ada orang berkata "Si Salim dengan si
Amin" maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa si
Salim tetap si Salim bukan si Amin jadi berdasarkan ayat Bibel yang
Saudara baca dengan susunan "Ia" (Yesus) beserta Allah, langsung
dapat dimengerti bahwa Yesus bukan Allah, dan Allah bukan Yesus.
Jelaslah bahwa Yesus tidak sama dengan Allah: dengan kata lain kata
Yesus bukan Tuhan. Dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Kalam itu
Allah. Padahal Kalam itu bukan Allah dan Allah bukan Kalam. Jadi
Allah dan Kalam-pun lain.

B: Bagaimana kalau Yesus disebut saja Anak Tuhan.

A: Saya sudah jelaskan tentang itu pada saudara dalam
pembicaraan kita yang lalu. Dan saudara telah mengakui kebenaran
keterangan saya. Sekarang saya tambah, Kalau Tuhan itu beranak, baik
anaknya berupa manusia seperti Yesus atau lainnya, maka ke Esa-an
Tuhan sudah ternoda karenanya. Sedang kita-pun tidak mungkin menodai
ke Esa-an Tuhan.

B: Tetapi dalam kitab: "Wahyu", pasal 22 ayat 13 menyebutkan:
"Maka Aku inilah Alif dan Ya, yang terdahulu dan yang kemudian. Yang
Awal dan Yang Akhir".

A: Rangkaian perkataan itu bukan perkataan Yesus sendiri,
melainkan firman Allah kepada Yesus. Bukti kebenaran perkataan saya
ini silahkan saudara periksa di Kitab "Wahyu" tersebut pasal 21 ayat
6.

B: Baik, pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka firmannya
kepadaku: "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu yang awal
dan yang Akhir".

A: Jelas di ayat itu menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku",
Siapakah yang berfirman kepadaku (kepada Yesus) di ayat ini..???

B: Tentu Allah yang berfirman.

A: Jadi yang berfirman Aku inilah Alif dan Ya, yang Awal dan
Yang Akhir, bukan perkataan Yesus sendiri, tetapi firman Allah kepada
Yesus.

B: Di Johanes pasal 8 ayat 58 Yesus berkata: "Sebelumnya Ibrahim
aku sudah ada". Jadi bisa dianggap Yesus itu permulaan.

A: Kalau Yesus dikatakan "Permulaan". maka diapun tidak benar.
Karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan oleh Maria
dan sesudah itu Yesus mati. Walaupun ia dikatakan hidup lagi. Dan
orang sudah mati itu tidak bisa dikatakan: "seorang yang
terkemudian", dan kalau Yesus itu hidup lagi, tidak bisa dikatakan:
"Permulaan", bukan pula "yang terkemudian", bukan yang "awal",
maupaun: "yang akhir".

B: Saya lantas makin tidak mengerti, malah tambah membingungkan
saya karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan oleh
Maria dan sesudah itu Yesus mati. Yang pada mulanya tidak ada, tidak
bisa disebut: "permulaan". Kalau Yesus diperanakkan, mustahil bisa
disebut "Permulaan". dan kalau Yesus pernah mati, mustahil bisa
disebut "yang terkemudian"

A: Supaya lebih jelas kepada saudara maka saya hadapkan
pertanyaan: Andaikata Yesus itu disebut "permulaan", maka apa dengan
dasar inikah saudara mengakui Yesus itu Tuhan.

B: Ya, betul begitu.

A: Kalau demikian, bagaimanakah anggapan saudara, kalau
sekiranya dalam kitab suci saudara ada menyebutkan bahwa ada
seseorang manusia Yesus, yang tidak ada permulaannya dan tidak ada
kesudahannya. Apakah manusia itu akan diakui tuhan juga oleh saudara.

B: di pasal manakah menyebutkan demikian.

A: Sebelum saya tunjukkan, apakah saudara masih tetap
berpendirian akan mengakui Tuhan kepada seorang yang tidak ada
permulaan dan kesudahannya, sebagaimana saudara bertuhan kepada
Yesus.

B: Kalau betul ada, tentu saya bimbang atau sekurang-kurangnya
meragukan saya atas kebenaran Yesus selaku Tuhan.

A: Mestinya saudara mengakui Tuhan dua-duanya, dengan lain kata
disamping Yesus ada lagi Tuhan Tambahan.

B: Ya, bisa juga begitu. Akan tetapi tentu saja keyakinan saya
lantas tambah tidak karuan. Di pasal manakah ada menyebutkan ada
seorang manusia yang tidak ada permulaan dan kesudahannya.

A: Saya telah katakan dikitab suci saudara sendiri. Silahkan
buka Ibrani pasal 7 ayat 2 dan 3.

B: Baik, seperti tadi sudah saya bacakan sampai baris pertama
ayat ketiga dari pasal tersebut sebagai berikut: "Malkisedik yang
tiada berbapa dan tiada beribu dan tiada bersilsilah dan tiada
berawal dan berkesudahan hidupnya, melainkan ia diserupakan Anak
Allah. maka kekallah ia selama-salamanya".

A: Bagaimana perasaan saudara dengan susunan ayat ini.
Berdasarkan ayat ini bukan Yesus saja yang menjadi permulaan tetapi
juga Malkisedik.

B: Keyakinan saya memang jadi bimbang terhadap Ketuhanan Yesus.

A: Bimbang atau tidaknya terserah saudara, yang jelas tidak ada
niat sama-sekali untuk mengajak saudara meninggalkan Agama Kristen.
Yang penting adalah rembukan dan penelitian semata-mata. Meneliti dan
menganalisa terhadap sesuatu adalah hak semua orang, asalkan
penelitian itu benar-benar tidak mengganggu ketentraman umum.

B: Terimakasih, dan saya masih akan bertanya lagi pada Bapak;
maklumlah saya ini sedang mencari kepuasan yang dapat menimbulkan
keyakinan saya dalam memeluk agama.

A: Silahkan saudara bertanya, keyakinan itu timbul setelah
menyelidiki dan meneliti dengan kepuasan. Di dalam Agama Islam tidak
ada paksaan. Yang penting menyampaikan (da'wah), tidak lebih dari
itu. Teruskanlah pertanyaan saudara.

B: Setelah kita bersoal jawab tentang Ketuhanan Yesus timbullah
keraguan dalam hati saya, namun apakah bapak masih bersedia
menunjukkan ayat-ayat Bibel yang menyatakan bahwa Yesus itu bukan
Anak Tuhan.

A: Walau telah saya tunjukkan ayat-ayat Bibel sendiri, tentang
pengakuan Yesus sendiri bahwa Tuhan itu Tunggal, namun demi
pengharapan saudara akan saya penuhi juga. Akan tetapi apakah tidak
sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja oleh karena waktu sudah
malam (Jam 12.25).

B: Ya, terima kasih, besok malam saja kita lanjutkan
Dialog Islam - Kristian

PERTEMUAN YANG KETIGA

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan
dilanjutkan juga musyawarah kita ini

B: Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khususnya
untuk melanjutkan pertemuan kita kemarin malam

A: Kalau tidak khilaf, pembicaraan kita masih berkisar dalam
soal ketuhanan Yesus dalam Bibel.

B: Betul begitu. Kemarin malam saya mengharapkan agar bapak
menunjukkan ayat-ayat dalam Kitab Injil; apakah Yesus itu Tuhan atau
bukan.

A: Kemarin malam, telah saya tunjukkan. Agar berurutan sebaiknya
kita ulangi lagi ayat-ayat Injil tersebut, lalu akan saya tunjukkan
lagi ayat-ayatnya yang lain; setujukah saudara pendapat saya ini.

B: Memang sebaiknya begitu, agar berurutan dan bertambah jelas
baiklah diulangi lagi.

A: Silahkan Buka Matius pasal 1 ayat 16

B: Baik, dalam pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Dan Yakub
memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria ialah yang melahirkan Yesus,
yang disebut Kristus".

A: Di sini jelas , ayat ini menyebutkan sendiri, bahwa Yesus
diperanakkan oleh Maria. Jadi Yesus adalah anak manusia, bukan anak
Tuhan, sebagaimana telah saya terangkan dalam pertemuan pertama.

B: Ya, pada pertemuan pertama bapak telah terangkan dan saya
telah mengerti. Menurut pendapat bapak, apakah sebenarnya yang
dimaksudkan dengan kata: "Yesus dan Kristus".

A: Apakah saudara belum mengetahui arti daripada dua buah kata
tersebut..?

B: Saya mengerti. Tetapi hanya untuk mencocokkan saja dengan
penafsiran bapak.

A: Baik, Yesus adalah bahasa Yunani, yang berarti: "Melepaskan",
melepaskan manusia daripada dosa.

B: Darimanakah adanya keterangan bahwa Yesus itu berarti
melepaskan dosa.

A: Sebetulnya susunan pertanyaan itu timbul dari saya. Tetapi
saya mengerti mungkin saudara akan menguji saya tentang Injil,
walaupun begitu saya penuhi juga pengharapan saudara. silahkan
periksa di Matius pasal 1 ayat 21

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan : "Maka ia akan beranakkan
seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau namakan Dia, Yesus,
karena ialah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala dosanya".

A: Itulah ayatnya, Arti Kristus ialah Almasih, Sang Sabda, Adil,
Ratu Salem dan ada beberapa lagi artinya yang lain: Kata Almasih
dalam Injil bahasa Inggris disebut: "Christ the Lord", didalam Injil
bahasa Arab disebut: "Almasih Ar-Robb". Kata "Lord dan Robb" artinya
tuanku, paduka tuan, dan ada juga dengan arti Tuhan, dan lain-lain
lagi. Akan tetapi karena Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan
melainkan utusanNya bagaimana tersebut dalam kitab Injil Johanes
pasal 17 ayat 23, dan ia diperanakkan oleh manusia, sebagaimana
tersebut dalam Injil Matius pasal 1 ayat 16 dan 21, malah ia sendiri
yang berkata dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), sebagaimana
disebutkan dalam Injil Markus, pasal 12 ayat 29 dan diayat-ayat Injil
yang lain-lain, maka berdasarkan pengakuan Yesus itu, jelas Yesus itu
bukan Tuhan dan bukan anak Tuhan.

B: Benar yang bapak maksudkan itu.

A: Selanjutnya harap periksa lagi di Markus pasal 12 ayat 29

B: Di sini menyebutkan : "Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum
yang terutama inilah: dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan
Kita, ialah Tuhan Yang Esa""

A: Jelas bahwa Tuhan itu Esa, artinya satu, Tunggal, jadi Yesus
bukan Tuhan sebagaimana telah saya terangkan.

B: Ya, sudah bapak terangkan kemarin malam.

A: Periksa lagi Ulangan pasal 4 ayat 35

B: Di sini menyebutkan: "Maka kepadamulah Ia itu ditunjuk,
supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itu Allah, dan kecuali Tuhan yang
Esa tiadalah yang lain lagi".

A: Kitab Injil saudara sendiri yang menyebutkan dan Yesus
sendiri yang menyampaikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah yang
Esa. Jadi tegas sekali Yesus sendiri tidak mengaku menjadi Tuhan.
Inipun telah saya terangkan pada pertemuan kita kemarin malam.

B: Ya, saya sudah mengerti dan menerimanya.

A: Periksa lagi di Ulangan pasal 6 ayat 4

B: Di Ulangan pasal dan ayat tersebut menyebutkan demikian:
"Dengarlah olehmu hai Israil! Sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu
Esa adanya".

A: Jelas di kitab Injil sendiri menyebutkan Allah itu Esa,
Tunggal. Yesus telah mengakui sendiri bahwa dia bukan Tuhan.
Bagaimana pendapat saudara. Kaum Kristen mengatakan Yesus itu tuhan,
sedangkan Yesus sendiri menolak disebut dirinya Tuhan.

B: Ya, saya tidak mengerti dan tambah bingung.

A: Biarlah tidak apa-apa. Marilah kita teruskan lagi. Periksa di
Matius pasal 27 ayat 1.

B: Baik, di sini menyebutkan: "Setelah hari siang, maka segala
kepala iman dan orang tua-tua kaumpun berundinglah atas hal Yesus,
supaya dibunuh Dia".

A: Kalau betul Yesus itu Tuhan, mustahil ada manusia
merencanakan untuk membunuh Dia. Silahkan buka lagi di Matius pasal
26 ayat 38

B: Di ayat ini ada menyebutkan: "Kemudian kata Yesus kepada
mereka itu: "Hatiku amat sangat berdukacita, hampir mati rasaku;
tinggallah kamu disini dan berjagalah sertaku""

A: Di ayat ini menyebutkan bahwa Yesus amat sangat berduka cita
pantaskah ada tuhan berduka cita. Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan
Tuhan. Periksa lagi di Lukas pasal 2 ayat 11

B: Baik diayat ini menyebutkan: "Sebab pada hari ini sudah lahir
bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu di dalam negeri Daud".

A: Wajarkah tuhan dilahirkan oleh manusia (Maria). Terus
periksa di Johanes pasal 5 ayat 30

B: Baik, di sini menyebutkan : "Maka aku tidak boleh berbuat
satu apa dari mauku sendiri, Seperti aku dengar begitu aku hukumkan,
dan hukumku itu adil adanya, karena tidak aku coba turut mauku
sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus aku"

A: Ayat itu Yesus sendiri yang berkata bahwa ia tidak berkuasa
berbuat sekehendaknya. Wajarkah tuhan tidak berkuasa berbuat
sekehendaknya. Di ayat itupun Yesus mengaku sendiri bahwa kehendaknya
itu menurut kehendak Tuhan yang mengutus dia. Kalau Yesus betul
Tuhan, tentu tidak dapat diperintah oleh siapapun. Di ayat ini juga
Yesus mengaku, bahwa dia bukan Tuhan melainkan diutus oleh tuhan.
Yang diutus itu tentu bukan Tuhan.

B: Kalau berdasarkan ayat tersebut, memang benar keterangan
Bapak.

A: Kalau begitu jelas bahwa:

1. Yesus Datang kedunia ini bukan kemauannya sendiri tetapi
utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan telah
mengutus Nabi-nabi dan rasul-rasul yang lain.
2. Yesus menghidupkan orang mati bukan maunya sendiri melainkan
atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menghidupkan orang
mati.
3. Yesus dapat menyembuhkan penyekit kusta (lepra), bukan
kehendaknya sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan sebagaimana Ilyas
dapat menyembuhkan penyakit lepra.

Keterangan saya ini berdasarkan pengakuan Yesus sendiri di ayat tadi
bahwa "tidak aku coba mauku sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah
mengutus Aku" Apakah Saudara memerlukan lagi ayat-ayat Bibel yang
menerangkan pengakuan Yesus sendiri bahwa Ia bukan Tuhan.

B: Buat saya masih memerlukan lagi, bukankah telah saya
sampaikan kepada bapak, bahwa saya ingin mencari kepuasan dalam
meneliti ajaran-ajaran agama, terutama dalam hal Ketuhanan yang
hakiki. Tetapi saya ingin bertanya, dan maaf sebelumnya, bagaimanakah
bapak bisa hafal diluar kepala tentang ayat-ayat Bibel, dan
keistimewaan bapak ini saya merasa kagum.

A: Itu adalah petunjuk Tuhan. Alhamdulillah saya memang
mempelajari bermacam agama, akhirnya saya bertambah yakin akan
kebenaran Agama Islam. Kalau saudara merasa kagum kepada saya, maka
sayapun lebih merasa kagum lagi kepada saudara selaku pemeluk agama
Kristen berhasrat meneliti ajaran-ajaran agamanya. Juga dengan
bantuan bapak Markam ini. Baiklah kita lanjutkan, periksa lagi di
Ulangan pasal 4 ayat 39.

B: Baik, dipasal dan ayat ini disebutkan sebagai berikut: "Maka
sekarang ketahuilah olehmu dan perhatikanlah ini baik-baik, bahwa
Tuhan itulah Allah, baik di langit yang di atas, baik di bumi yang di
bawah, dan kecuali ia tiadalah lain lagi."

A: Tegas sekali, dikitab Injil sendiri yang menyebutkan bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Yesus sendiri pula yang berkata
bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Jadi Yesuspun bukan Tuhan. Ayat
ini tentu tidak dapat diputar-putar lagi. Kalau ada penganut agama
Kristen mengakui Yesus itu Tuhan, maka pengakuannya bertentangan
dengan kitab sucinya sendiri, dan bertentangan pula dengan ajaran
Yesus.

B: Tetapi dalam Injil Johanes pasal 10 ayat 38 ada menyebutkan:
"Supaya kamu dapat tahu dan percaya, yang Bapa ada di dalam aku, dan
aku ada di dalam Bapa".
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam
Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu satu adanya atau singkatnya
bahwa Yesuspun Tuhan. Juga dalam Johanes pasal 14 ayat 11 ada
menyebutkan: "Percayalah yang aku ini dalam Bapa, dan Bapa dalam
aku".

A: Kalau saudara berpegang dengan ayat tersebut, bahwa Yesus itu
Tuhan, maka saudara harus mengakui juga bahwa Tuhan itu Yesus dan
Yesus itu Tuhan.

B: Tidak demikian, tetapi Yesus dan Tuhan itu satu.

A: Kalau begitu, saya ingin bertanya: "Di ayat itu ada dua
rangkaian kata ialah "Yesus dan Tuhan". Siapakah yang lebih berkuasa
di antara keduanya. Tuhan Bapakah atau Yesus.

B: Tentu Tuhan Bapa.

A: Kalau masih ada yang lebih berkuasa dari Yesus, maka Yesus
tentu bukan Tuhan, lebih jelas periksa di Injil Johanes pasal 14 ayat
28.

B: Baik, di ayat ini ada menyebutkan: "Kamu sudah dengar aku
bilang, yang aku pergi serta datang kembali sama kamu. Coba kamu
cinta sama aku, hati, sebab aku sudah bilang: "Yang aku pergi sama
Bapa, karena bapaku itu lebih dari aku"

A: Di ayat ini Yesus sendiri mengatakan: "Bapaku itu lebih dari
aku", ini menunjukkan bahwa, kalau Yesus itu Tuhan, maka ialah tuhan
yang tidak sempurna, oleh karena masih ada yang melebihi tingkatnya.
Yang tidak sempurna itu tentu bukan Tuhan. Harap saudara periksa lagi
di Injil Johanes pasal 12 ayat 45.

B: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut:
"Dan barang siapa yang melihat aku, dia melihat sama Dia yang
mengutus aku"

A: Pantaskah tuhan diutus. Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa ada
Tuhan yang di utus. Maksud ayat tersebut siapa yang melihat Yesus,
seolah-olah ia melihat Tuhan yang mengutus Yesus. Jadi perkataan
Yesus diatas menunjukkan bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan
Tuhan.

B: Saya belum meneliti maksud ayat di Johanes pasal 10 ayat 38
dan pasal 14 ayat 11 yang menyebutkan bahwa "Bapa dalam aku dan aku
dalam Bapa", seperti yang telah saya bacakan tadi. Akan tetapi dalam
ayat ini saya berpendapat ada dua macam penafsiran :

1. Yesus adalah Tuhan.
2. Berdasarkan Injil Johanes pasal 12 ayat 45 yang kita baca itu
menyebutkan, Yesus itu adalah utusan Tuhan. Utusan disini maksudnya
selaku Tuhan ia menyampaikan sendiri ajarannya kepada manusia.

A: Ayat itu bukan berarti mempunyai dua macam penafsiran, tetapi
diantara dua ayat tersebut yakni di Johanes pasal 10 ayat 38, dan
pasal 14 ayat 11 dan Johanes pasal 12 ayat 45 itu adalah
bertentangan. Disatu ayat ditafsirkan Yesus itu Tuhan, dan di ayat
lain disebutkan bahwa Yesus itu utusan Tuhan. Jadi di dalam Injil
sendiri terdapat ayat-ayatnya antara yang satu dengan yang lain
bertentangan. Kita perlu ingat kembali pada pembicaraan kita semula
kalau ada kitab suci yang isinya berselisih antara satu ayat dengan
ayat yang lain, maka apakah kitab suci itu masih akan dipertahankan
kesuciannya..?.

B: Betul, kita telah bicarakan hal itu pada pertemuan yang lalu.

A: Andaikan saudara masih juga mempertahankan ketuhanan Yesus
dengan berdasarkan ayat Bibel yang menyebutkan: "Yesus dalam Bapa dan
Bapa dalam Yesus" sebagaimana tersebut dalam Johanes pasal 10 ayat 38
dan pasal 14 ayat 11 itu maka saudarapun akan dijawab oleh kitab
Injil saudara sendiri, bahwa penafsiran saudara itu tidak benar.

B: Dimanakah menyebutkan demikian?

A: Silahkan saudara periksa di Injil Johanes pasal 17 ayat 21.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Supaya semua jadi satu,
ia Bapa! seperti Bapa dalam saya dan saya dalam Bapa dan supaya dia
orang jadi satu dalam kita, biar dunia percaya Bapa sudah mengutus
saya".

A: Jelas di ayat ini kalau Yesus sendiri berkata bahwa Yesus
dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus dan muridnya pun ada dalam Bapa.
Kalau begitu harus saudara akui bahwa murid-murid Yesuspun Tuhan
juga.

B: Kalau begitu bagaimana arti yang sebenarnya ayat itu menurut
Bapak.

A: Kalimat, "Bapa dalam saya", dan muridnya jadi satu dengan
kita (Allah dan Yesus) di ayat tersebut maksudnya, supaya Yesus
senantiasa tidak melupakan Allah (Bapa) demikian juga muridnya tidak
melupakan Yesus dan Allah (Bapa). Dan di akhir ayat tersebut Yesus
berkata "biar dunia percaya yang Bapa mengutus saya". Rangkaian kata-
kata ini tegas sekali Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Allah,
melainkan utusannya, dan teruskan saudara baca di Johanes pasal 17
ayat 23

B: Baik, ayat tersebut menyebutkan: "Saya dalam dia orang, dan
Bapa dalam saya, supaya dunia boleh tahu yang Bapa sudah mengutus
saya"

A: Apakah susunan ayat tersebut belum jelas bahwa Yesus sendiri
yang berkata dan mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan
Tuhan. Apakah saudara masih belum puas tentang ayat-ayat Injil yang
menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena saya anggap telah cukup
banyak tunjukkan kepada saudara.

B: Sebagaimana telah saya sampaikan kepada bapak, saya ingin
kepuasan. Sebetulnya keterangan-keterangan bapak telah memuaskan
saya, namun demikian kalau masih ada ayat-ayatnya lagi harap bapak
tunjukkan.

A: Baik saya penuhi pengharapan saudara silahkan saudara periksa
di kitab Samuel yang kedua pasal 7 ayat 22.

B: Pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut: "Maka
sebab itu besarlah Engkau, ya Tuhan Allah karena tiada yang dapat
disamakan dengan dikau dan tiada Allah melainkan Engkau sekedar yang
telah kami dengar dari telinga kami"

A: Di ayat ini jelas bahwa Yesus sendiri menghadapkan kata-
katanya kepada Allah, bahwa tiada yang dapat disamakan dengan Allah.
Jadi Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak sama dengan Tuhan,
dengan kata lain ia bukan Tuhan dan ditengah-tengah ayat itu Yesus
sendiri berkata: "Tiada Allah melainkan engkau". Jadi Yesus termasuk
yang lain, yakni ia bukan Tuhan Allah. Rangkaian ayat tersebut, Yesus
sendiri yang berkata bahwa, "tiada Tuhan melainkan Allah" mengapa
kaum kristen mengangkat Yesus selaku Tuhan. Silahkan periksa lagi
Injil Yahya pasal 17 ayat 8.

B: Baik, sebutan ayat tersebut adalah sebagai berikut: "Karena
segala firman yang telah Engkau firmankan kepadaku, itulah Aku
sampaikan kepada mereka itu, dan mereka itu sudah menerima dia, dan
mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Aku datang dari Ada-Mu, dan lagi
mereka itu percaya bahwa Engkau yang menyuruh aku.

A: Di ayat ini Yesus sendiri berkata bahwa ia menerima firman
dari Allah. Kalau Yesus Tuhan, tentunya tidak membutuhkan firman dari
siapapun juga. Di akhir ayat itu juga Yesus sendiri berkata bahwa
"Engkaulah yang menyuruh aku". Jadi Yesus itu bukan tuhan, melainkan
pesuruh Tuhan, sebagaimana Nabi-nabi dan utusan-utusan Allah yang
lain-lain juga. Teruskan saudara periksa Injil Matius pasal 26 ayat
2.

B: Baik, disini menyebutkan : "Kamu memang mengetahui bahwa dua
hari lagi akan ada hari raya Paskah, dan Anak manusia akan diserahkan
supaya ia disalibkan"

A: Yang dimaksud dengan anak manusia di ayat itu ialah Yesus
sendiri. Jadi jelas Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Tuhan,
melainkan anak manusia. Lanjutkan periksa Injil Matius pasal 5 ayat
45.

B: Baik, ayat ini menyebutkan: "Supaya kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang disurga..."

A: Cukup sampai disitu. Di ayat ini saudara saksikan sendiri,
bahwa Yesus sendiri yang berkata kepada murid-muridnya, supaya kamu
menjadi anak-anak bapamu yang di surga; yakni apabila murid-muridnya
taat atas perintah-perintah Tuhan, menurut Yesus mereka akan jadi
anak Tuhan juga. Berdasarkan ayat Bibel tersebut tentunya anak tuhan
akan menjadi banyak jumlahnya, bukan Yesus saja.

B: Tetapi di Injil Johanes pasal 1 ayat 34 menyebutkan : "Maka
aku sudah melihat itu, serta bersaksi yang dia inilah anak Allah".
Juga di Injil Matius pasal 3 ayat 17 menyebutkan: "Maka suatu suara
dari langit mengatakan:" Inilah Anakku yang kukasihi, kepadanya aku
berkenan"
Di Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan: "Maka ia akan
menjadi besar, dan Ia akan dikatakan anak Allah yang Maha Tinggi,
maka Allah, Tuhan kita akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud,
nenek moyangnya itu".
Di Ibrani pasal 4 ayat 14 menyebutkan: "Sedangkan ada kepada kita
seorang Imam Mahabesar yang sudah melintas segala langit, yaitu Yesus
Anak Allah, maka hendaklah kita memegang pengakuan itu". Dan masih
banyak lagi ayat-ayat Bibel yang menerangkan bahwa Yesus Anak Allah.
Kalau Bapak memerlukan akan saya tunjukkan ayat-ayatnya.

A: Saya mengerti, bahwa ayat-ayat Bibel yang menyebutkan Yesus
Anak Allah sebagaimana tersebut di: Matius : Pasal 3 ayat 17, pasal 4
ayat 3, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63 dan Pasal 16 ayat 17,
Johanes : Pasal 3 ayat 16, pasal 1 ayat 34 dan 40, pasal 17 ayat 1,
pasal 19 ayat 7, pasal 16 ayat 27 dan ayat 30, pasal 15 ayat 23 dan
beberapa ayat lainnya di Johanes. Rum : Pasal 1 ayat 9, pasal 5 ayat
10, pasal 8 ayat 3, pasal 29 ayat 32. Galitiah : Pasal 1 ayat 16,
pasal 4 ayat 4 dan 6. Lukas : Pasal 1 ayat 32 dan 35, pasal 3 ayat
22, pasal 4 ayat 3 dan 9, pasal 4 ayat 43 dan 41.
Ibrani : Pasal 1 ayat 2,5 dan 8, pasal 3 ayat 6, pasal 4 ayat 14,
pasal 5 ayat 5 dan 8. Matius : pasal 2 ayat 15, pasal 3 ayat 17,
pasal 4 ayat 3 dan ayat 6, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63, pasal
16 ayat 17. Korintus : Pasal 1 ayat 9

Dan masih ada beberapa ayat lain di kitab Injil yang menyebutkan
Yesus itu Anak Allah tetapi maksudnya bukan anak Allah yang
sebenarnya, karena Yesus sendiri mengaku dikitab Injil bahwa ia
adalah utusan Allah, bukan Anak Allah. Dan ia sendiri berkata: "anak
manusia" bukan anak Tuhan, Jadi jumlah ayat-ayat di kitab Injil yang
menyebutkan Yesus itu anak Allah tidak menjamin kebenarannya bahwa
ia anak Allah betul-betul, sebagaimana kita sering mendengar ucapan-
ucapan "Anak Kapal", "Anak Sekolah", tidak berarti bahwa kapal dan
sekolah itu beranak, melainkan mempunyai arti bahwa orang itu selalu
terikat oleh peraturan-peraturan kapal dan pelajaran-pelajaran di
sekolah. Periksa lagi Yahya pasal 5 ayat 30.

B: Ayat tersebut demikian bunyinya : "Suatu pun tidak aku dapat
berbuat menurut kehendakku sendiri melainkan aku menjalankan hukum
sebagaimana yang aku dengar, dan hukumku itu adil adanya, karena
bukannya aku mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang
menyuruhkan aku.

A: Di sini jelas sekiranya Yesus itu Tuhan, tentu dapat berbuat
sekehendaknya sendiri. Tetapi di Bibel sendiri menyebutkan bahwa
perbuatan Yesus itu adalah kehendak Tuhan. Dan sekiranya Yesus itu
Tuhan, tentunya tidak ada yang mengutus. Mustahil Tuhan menjadi
utusan Tuhan, atau dengan lain kata "Utusan Tuhan itu adalah Tuhan",
bisakah terjadi demikian.

B: Sudah jelas dan terima kasih.

A: Silahkan periksa lagi di Yahya pasal 3 ayat 13.

B: Baik, disini menyebutkan: "Seorang pun tiada naik kesurga,
kecuali ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak manusia".

A: Jelas di Bibel sendiri menyebutkan bahwa Yesus sendiri adalah
anak manusia bukan anak Tuhan.

B: Betul berdasarkan ayat tersebut Yesus adalah anak manusia.

A: Periksa lagi di Matius pasal 27 ayat 30

B: Baik, disini menyebutkan : " Maka mereka itupun meludahi Dia,
serta mengambil buluh itu memalu kepalanya".

A: Kalau Yesus itu betul Tuhan, bagaimana Tuhan bisa diludahi
dan diperolok-olokkan. Mengapa ada Tuhan yang begitu lemah. Sesuai
dengan pengharapan saudara supaya puas dengan soal ketuhanan Yesus
menurut Bibel dan perkataan Yesus sendiri ada menyebutkan Ia bukan
Tuhan, sekali lagi periksa di Matius pasal 21 ayat 18 dan 19.

B: Baik, di sini menyebutkan: " Pada pagi-pagi harinya, apabila
Ia kembali kenegeri itu, ia merasa lapar". Serta dipandangnya
sepohon ara di sisi jalan, pergilah ia kesitu dan didapatinya suatu
apapun tiada dipohon itu, melainkan daun sahaja. Lalu berkatalah Ia
kepadanya: Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya. Maka
dengan seketika itu juga layulah pohon ara itu".

A: Kalau Yesus itu Tuhan tentu ia tidak akan mengutuk pohon itu
supaya tidak berbuah melainkan ia akan menciptakan buah pada pohon
itu dengan kekuasaannya selaku Tuhan. Akan tetapi pohon yang tidak
berbuat kesalahan apa-apa kepada Yesus dan pohon yang tidak tahu apa-
apa itu malah dikutuk oleh Yesus. Wajarkah Tuhan mengutuk makhluk
yang tidak bersalah. Padahal kalau betul Yesus itu Tuhan tentu Ia
berkuasa menciptakan pohon itu supaya mengeluarkan buahnya seketika
itu juga, tidak lalu mengutuknya.

B: Bapak hafal betul tentang ayat-ayat di Kitab Injil, jadi
sudah jelas berdasarkan ayat-ayat Injil yang bapak sebutkan dan
dikuatkan lagi dengan beberapa ayat lainnya, nyatalah bahwa Yesus
itu bukan anak Tuhan.

A: Persoalan Yesus anak Tuhan itu telah kita bicarakan pada
pertemuan pertama, dan sudah dibereskan oleh Injil sendiri yang
menyebutkan bahwa selain Yesus masih banyak lagi beberapa manusia
yang harus diakui Anak Tuhan, dan seharusnya mereka itu diakui juga
oleh golongan Kristen, menjabat anak tuhan, bukan Yesus saja, karena
berdasarkan Kitab Injil sendiri anak Tuhan itu banyak.

B: Ya betul kita telah bicarakan tentang itu.

A: Supaya lebih Jelas, baiklah saya ulangi, di Injil ada
menyebutkan bahwa:

1. Daud anak Allah yang sulung (Mazmur, pasal 89 ayat 27)
2. Yakub (Israil) adalah anak Allah yang Sulung (Keluaran pasal
4 ayat 22 dan 23)
3. Afraim adalah anak Allah yang Sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9)

Jadi Daud anak Allah yang sulung, Yakub anak Allah yang sulung, dan
Afraim juga anak Allah yang sulung. Ketiga-tiganya atau kesemuanya
adalah anak sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung. Apakah ayat
ini benar semuanya atau salah semuanya. Karena itu saya jelaskan
bahwa Anak Allah yang tersebut dalam Bibel itu, tidak berarti anak
Allah yang sebenarnya melainkan maksudnya ialah kekasih Allah, atau
mereka yang taat kepada perintah-perintah tuhan.

B: Saya sudah mengerti terima kasih.

A: Tetapi saudara mungkin belum mengerti betul tentang arti
"Anak dan Bapa" dalam bahasa Ibrani, atau susunan bahasa yang
terpakai dalam Bibel.

B: Kalau begitu bagaimanakah arti yang sebenarnya.

A: Dalam bahasa Ibrani kata "Bapa" itu dipakai buat Tuhan,
sedangkan kata "anak" dipakai buat mereka yang dihormati, seperti
para Nabi dan para Rasul.

B: Dasar apakah yang dipergunakan oleh bapak tentang keterangan
itu.

A: Saya sudah sebutkan pada pertemuan yang pertama ialah
tersebut dalam Injil Matius

B: Saya tidak ingat, di pasal dan ayat berapa.

A: Silahkan buka Matius, pasal 5 ayat 9.

B: Baik, di sini disebutkan: "Berbahagialah segala orang yang
mendamaikan orang karena mereka itu akan disebut anak Allah".

A: Jelas siapa saja mendamaikan manusia akan disebut akan
menjabat "Anak Allah", kalau begitu anak Allah itu ratusan, ribuan
malah mungkin jutaan orang, jadi bukan Yesus saja.

B: Apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja,
karena sudah larut malam.

A: Terserah saudara, tetapi baiklah besok malam saja kita
lanjutkan.
PERTEMUAN YANG KE EMPAT

Yesus Penebus Dosa


A: Betulkah Kepercayaan Kristen bahwa datangnya Yesus adalah
untuk menebus Dosa.

B: Memang demikian.

A: Dimanakah menyebutkan

B: Dalam kitab Perbuatan Rasul-rasul pasal 5 ayat 31

A: Tolong bacakanlah

B: Baik, di sini ada menyebutkan: "Ia inilah ditinggalkan oleh
tangan kanan Allah menjadi Raja dan Juru Selamat akan mengaruniakan
tobat kepada Bani Israil dan jalan keampunan dosa".

A: Susunan kata ini diucapkan oleh Petrus, bukan perkataan Yesus
dan bukan wahyu dari Tuhan

B: Tetapi dalam Injil Lukas pasal 2 ayat 10 dan 11 juga ada
menyebutkan.

A: Bacakanlah

B: Disini menyebutkan: "Maka kata malaikat itu kepada mereka
itu: "Jangan takut, karena sesungguhnya Aku memberikan kepadamu suatu
kesukaan besar yang akan jadi bagi segenap kaum. Sebab pada hari ini
sudah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu, di dalam
negeri Daud".

A: Malaikat itu berkata kepada siapa menurut ayat itu

B: Di Lukas pasal 2 ayat 8 dan 9 menyebutkan bahwa malaikat
berkata kepada orang gembala yang tinggal di padang, menjaga kawan
binatangnya pada waktu malam.

A: Tidak ada keterangan bahwa yang berkata itu malaikat, dan
tidak ada pernyataan dari orang gembala sendiri mengenai peristiwa
tersebut.

B: Buat saya tidak perlu memeriksa lebih mendalam lagi, karena
di Injil menyebutkan Yesus adalah Juru Selamat dan penebus dosa, itu
sudah cukup.

A: Baik, kalau saudara tidak perlu memeriksa kembali ayat
tersebut tidak apa, saya ikuti kemauan saudara, namun saya ingin
memberitahukan kepada saudara, bahwa dalam kitab Kisah Rasul pasal 5
ayat 31 yang saudara baca tadi ada menyebutkan bahwa Yesus, hanya
penebus dosa bagi Bani Israil saja, bukan untuk semua manusia. Dan
saudara sendiri selaku penganut agama Kristen tentunya tidak tertebus
dosanya oleh Yesus, oleh karena saudara bukan turunan Bani Israil.
Demikianlah kalau saudara betul-betul berpegang pada Kitab Suci
saudara kitab Injil saudara, yang telah saudara baca sendiri.

B: Diwaktu itu mungkin hanya Bani Israil saja yang ada. Karena
itulah Yesus berkata begitu, tetapi pada hakekatnya untuk semua
manusia.

A: Kalau benar sanggahan saudara, silahkan saudara buka di
Matius pasal 1 ayat 21.
B: Baik, di Matius pasal 1 ayat 21 menyebutkan: "Maka Ia akan
beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Ia
Yesus, karena Ia-lah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala
dosanya".

A: Apakah belum Jelas, Bibel sendiri yang menerangkan bahwa
kedatangan Yesus hanya untuk melepaskan dosa kaumnya saja bukan untuk
semua manusia, sebagaimana kita telah bicarakan.

B: Akan tetapi dapat juga saya artikan: "Kaum" itu dengan
"Bangsa", ialah bangsa manusia. Jadi yang dimaksudkan ialah untuk
semua bangsa.

A: Dengan dasar apa saudara memberi arti begitu. Di Bibel
sendiri nyata-nyata menyebutkan dengan kata "Kaumnya". Taruh kata
saudara alihkan kata: "Kaum" dengan arti "Bangsa", maka yang
demikianpun tidak dapat diartikan lain, kecuali hanya bangsanya Yesus
sendiri saja ialah bangsa Ibrani (Israil).

B: Saya masih belum yakin keterangan bapak selama di Bibel
sendiri tidak menyebutkan dengan tegas, bahwa kedatangan Yesus untuk
Bani Israil saja.

A: Sekiranya di Bibel ada menyebutkan, betulkah saudara akan
menjadi yakin, bahwa kedatangan Yesus itu bukan untuk semua bangsa.

B: Ya, saya yakin, dan demikianlah pendapat saya.

A: Apakah saudara sudah periksa di Bibel.

B: Saya sudah periksa, tetapi saya tidak hafal ayat-ayat Bibel
yang ratusan malah mungkin ribuan ayat itu.

A: Kalau begitu, silahkan periksa Injil Matius pasal 15 ayat 24.

B: Baik, disini menyebutkan: "Maka jawab Yesus, katanya
"Tiadalah aku disuruhkan yang lain hanya kepada segala domba yang
sesat diantara Bani Israil"".

A: Bukankah ayat ini sudah jelas, dan tidak bisa diputar-putar
lagi, Yesus sendiri mengakui bahwa ia di Utus untuk Bani Israil saja,
bukan untuk semua manusia atau lain. Jadi kalau penganut Yesus (umat
kristen) yang bukan golongan Bani Israil, tentunya tidak termasuk
umatnya Yesus, dan dosanya tidak bisa ditebus/tertebus, karena Yesus
hanya menjadi Juru Selamat untuk Bani Israil saja, sedangkan saudara
sendiripun bukan dari golongan Bani Israil.

B: Ya, kalau demikian bagi saya agak repot. Entah bagaimana ini
semestinya.

A: Nah, kalau begitu orang bisa berpendapat apakah faedahnya
orang-orang Kristen menyebarkan agamanya kepada manusia yang bukan
Bani Israil. Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian. Apakah
cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran Yesus. Dan
di Injil Matius yang saudara baca baru-baru ini ada menyebutkan juga
susunan kata Yesus sendiri "Tiadalah aku disuruhkan kepada yang
lain". Jelas disini Yesus sendiri ia mengakui ia disuruh. Kalau Yesus
itu dikatakan Tuhan, maka pantaskah Tuhan itu jadi pesuruh. Jadi
Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan sesuai dengan
pengakuan Yesus sendiri, yang menyebutkan dalam Kitab Injil saudara
sendiri.

B: Betul begitu, akan tetapi maaf terlebih dulu apakah misalnya
tidak mungkin ayat itu ada salah cetak. Ini hanya kira-kiraan saya
sendiri saja, tetapi sekali lagi saya minta maaf.

A: Tidak apa saudara bersikap ragu-ragu, tetapi untuk
menghilangkan keragu-raguan baiklah kita periksa kitab yang berbahasa
Belanda ini yang kebetulan saudara bawa. Kitab ini berjudul :
"Bijbellezingen voor het Huisgezin". Setujukah saudara.

B: Baiklah, dan memang demikian maksud kami sebelumnya, agar
dapat kita periksa bersama-sama apakah ayat Bibel yang berbahasa
Indonesia, ada bersamaan maksudnya dengan yang berbahasa belanda.

A: Silahkan saudara periksa di bab: "De onderdanen van het
koningrijk" halaman 834, ayat 12 apakah sudah diketemukan ayatnya.

B: Sudah ini dia.

A: Nah mari kita periksa, di ayat ini menyebutkan: "Toen de
vrouw van Kanaan tot Christus kwan, Hem om smehende haar dochter te
genezen, wat zei Hijtoen?. Maar Hij antwoordende, zeide : "Ik ben
niet gezenden dan tot de verloren schapen van huis israel"" Kalau
kita salin kedalam bahasa Indonesia: "Ketika seorang perempuan dari
Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya
mengobati (menyembuhkan) anaknya, lalu apakah katanya ?. Maka jawab
Yesus, katanya : "Tiadalah aku disuruhkan yang lain, hanya kepada
segala domba yang sesat dari antara Bani Israil""

B: Yah terus terang saja, tampaknya pendirian saya sudah mulai
condong kepada keterangan-keterangan bapak.

A: Alhamdulillah, saya bersyukur, karena saudara sudah tambah
bimbang dalam keyakinan saudara. Pada pertemuan yang lalu, kita sudah
membaca susunan ayat di Injil Matius pasal 26 ayat 1 dan 2.

B: Betul saya ingat, saya akan menjelaskan ayat tersebut

A: Baik, kalau saudara masih merasa perlu memberikan penjelasan.

B: Saya akan bacakan lagi bunyi ayat tersebut.

A: Baik, pada pertemuan yang lalu telah saya terangkan. Mungkin
saudara masih perlu membantah (membantah keterangan saya tersebut).
Silahkan saudara membacanya.

B: Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut: "Setelah Yesus
menyudahi ucapan itu, maka bertuturlah pula ia kepada murid-muridnya:
"Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya
Paskah, dan Anak manusia akan diserahkan supaya ia disalibkan". Jadi
kedatangan Yesus memang untuk disalib. Berdasarkan ayat ini.

A: Mengapa Yesus berteriak minta tolong kepada Tuhan di waktu
akan disalib, kalau memang benar kedatangan Yesus untuk disalib.
Mestinya dia bersedia untuk disalib. Seruan Yesus minta-minta tolong
itu, sebagaimana saya telah sebutkan pada pertemuan kita yang
pertama, ialah di Matius pasal 27 ayat 46: yang bunyinya sebagai
berikut: "Maka sekira-kira pukul tiga itu, berserulah Yesus dengan
suara yang nyaring, katanya: "Eli, Eli, lama sabachtani", artinya "Ya
Tuhanku, Ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku".

B: Di ayat yang dibacakan tadi menunjukkan badan ketuhanan Yesus
sudah mengetahui lebih dahulu bahwa badan kemanusiaannya akan di
salib. Jadi yang berteriak itu bukan anak Tuhan , melainkan badan
kemanusiaannya Yesus , oleh karenanya itu ia menyerah untuk disalib.

A: Kalau begitu, diwaktu Yesus di Salib ada dimanakah badan
ketuhanannya Yesus itu. Kalau saudara menjawab terpisah, maka hal itu
menunjukkan bahwa tidak selamanya Yesus menjadi satu dengan Tuhan.
Tetapi kalau saudara menjawab tetap disitu, mengapa badan
ketuhanannya tidak dapat menolong Yesus, sehingga ia berteriak-teriak
minta tolong.

B: Saya tidak mengerti bagaimana soal ini sebenarnya.

A: Bukan itu saja, malah kita masih bisa meneruskan lagi di
Matius pasal 26 ayat 38 yang menyebutkan: "Kemudian kata Yesus kepada
mereka itu: Hatiku amat sangat berduka cita hampir mati rasaku;
tinggallah kamu di sini dan berjagalah sertaku" Mengapa badan
Ketuhanan Yesus tidak berkuasa menghilangkan duka cita yang dirasakan
olehnya. Malah ia berkata kepada muridnya minta berjaga bersama dia.
Pantaskah Tuhan minta-minta kepada manusia.

B: Kalau saya berpegang pada ayat Injil tersebut, bahwa
kedatangan Yesus untuk bani Israil saja, maka apakah salahnya kalau
kita mengajak manusia diluar bani Israil supaya percaya kepada Yesus.

A: Kalau saudara konsekwen berpegang pada ayat Injil itu
mestinya tidak demikian pendapat saudara. Kalau saudara telah
menyimpang dari langkah Yesus oleh karena Yesus sendiri mengatakan
bahwa kedatangannya hanya untuk menebus dosa bani Israil semata-mata,
bukan manusia lainnya.

B: Taruh kata kedatangan Yesus itu hanya untuk bani Israil saja,
dan andaikata ada orang dari luar Bani Israil yang masuk Kristen,
maka hal tersebut tidak berarti ayat Injil dan ajaran Kristen itu ada
kesalahan.

A: Kalau begitu apakah orang Bani Israil yang menyalibkan Yesus
itu sudah tertebus dosanya

B: Entahlah

A: Mengapa dalam kitab Injil tersebut Yesus berkata bahwa
kedatangannya untuk menebus dosanya bani Israil, Dengan demikian
maka orang bani Israil yang menyalibkan Yesus mestinya sudah tertebus
dosanya. Terlebih lagi berdasarkan keterangan saudara mestinya
manusia yang menyalibkan Yesus itu tidak berdosa, malah menerima
pahala besar, kalau kedatangannya Yesus memang untuk disalib.
Andaikata tidak ada orang yang bersedia menyalibkan Yesus, tentu
tidak terlepas dosanya bani Israil dan kedatangannya Yesus tidak
dapat lagi disebut selaku penebus dosa. Mestinya orang yang
menyalibkan Yesus itu menerima pahala besar, tidak dilaknat, karena
mereka telah berjasa menyalibkan Yesus, karena perbuatan mereka
itulah, dosa-dosa bani Israil tertebus semuanya. Jawaban ini sebagian
telah saya sampaikan pada pertemuan kita yang lalu.

B: Dalam hal ini saya belum bisa menjawab sekarang, tetapi
mungkin dilain waktu.

A: Saya akan ulangi lagi pertanyaan saya: Betulkah lantaran
Yesus di Salib dosa bisa terhapus.

B: Ya, betul begitu menurut ayat Injil.

A: Alat apakah digunakan untuk menyalibkan Yesus.

B: Kalau saya tidak salah, ialah kayu yang disebut: "Kayu Salib"

A: Kalau begitu Yesus tergantung pada kayu pada waktu
disalibkan.

B: Ya, demikian, sebagaimana kita sering melihat gambar Yesus
disalib.

A: Silahkan saudara periksa di Galatia pasal 3 ayat 13

B: Baik, disini disebutkan: "Maka Kristus sudah menebus kita
dari pada kutuk Torat itu dengan menjadi satu kutuk karena kita,
karena ada tersurat: "Bahwa terkutuklah tiap-tiap orang yang
tergantung pada kayu""

A: Menurut keterangan saudara, Yesus rela untuk di salib,
sedangkan menurut Galatia yang saudara baca menyebutkan: Terkutuklah
tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu, dan kalau begitu apakah
bisa menebus dosa manusia.

B: Terima kasih , saya sudah menyadari. Apakah tidak sebaiknya
kita pindah kepada pasal-pasal yang lain. Tetapi di lain malam,
karena sekarang waktunya sudah terlalu larut malam.

A: Baiklah terserah saudara
MALAM YANG KELIMA

Dosa Waris


B: Saya ingin menerima penjelasan dari bapak kyai, tentang
kepercayaan kepada dosa waris yang disebabkan karena dosanya Adam dan
Hawa.

A: Baiklah, saya akan berikan jawabannya, tetapi sebelumnya saya
ajukan pertanyaan: Betulkah menurut kepercayaan Kristen bahwa anak
cucu Adam dan Hawa dari sejak dilahirkan sudah membawa dosa.

B: Betul begitu, karena Adam dan Hawa berdosa, maka cucunya
menerima warisan dosa dari keduanya.

A: Mengapa dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada cucunya,
mestinya setiap manusia memikul dosanya dari perbuatannya sendiri,
bukan memikul dosanya orang lain.

B: Tetapi menurut ajaran Kristen, setiap manusia pada sejak
waktu dilahirkan sudah memikul dosa, atau menerima warisan dosa dari
dosanya Adam dan Hawa. Oleh karena kedatangan Yesus itu adalah untuk
menebus dosa-dosa manusia dari warisan Adam dan Hawa tersebut.

A: Kalau keterangan saudara benar pada ajaran Kristen, silahkan
saudara periksa kitab Nabi Yehezkiel pasal 18 ayat 20.

B: Pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "orang berbuat dosa, ia
itu juga akan mati; maka anak tiada akan menanggung kesalahan
bapaknya, dan Bapa pun tiada akan menanggung kesalahan anak-anaknya;
kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan
orang fasik pun akan tergantung atasnya".

A: Jelas Bibel sendiri menyebutkan bahwa setiap manusia akan
menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh
dibebankan atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat
tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh
keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan Hawa harus diwariskan atas
anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta menanggung dosanya;
padahal kitab Injil sendiri tegas menyebutkan bahwa setiap perbuatan
baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat dibebankan
atas orang lain. Baiklah, saya teruskan pertanyaan saya pada saudara;
sejak umur berapa saudara di baptis.

B: Kata orang tua saya, sejak umur tiga bulan dibawa ke gereja
dan disana dibaptis, oleh karena setiap manusia sejak dilahirkan
sudah membawa dosanya Adam dan Hawa yang disebut Dosa Waris, jadi
sejak bayipun sudah membawa dosa; oleh karenanya saya dibaptis waktu
masih kecil.

A: Apakah perbuatan demikian itu berdasarkan kitab Bibel

B: Saya berkeyakinan demikian. Sebagaimana saya terangkan bahwa
bayi yang baru dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosanya
Adam dan Hawa.

A: Kalau begitu, bayi yang belum dibaptis sekiranya ia meninggal
dunia (mati) tentu tidak akan masuk surga, sebab matinya ada membawa
dosanya Adam dan Hawa.

B: Ya, mestinya demikian.

A: Silahkan periksa Matius pasal 19 ayat 14.

B: dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Tetapi kata Yesus.
"Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu datang
kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan
surga""

A: Nah,.perhatikanlah di ayat itu nyata-nyata Yesus sendiri yang
berkata ia mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedangkan mereka belum
mengakui kesalibannya Yesus dan juga belum dibaptiskan, tetapi
mempunyai kerajaan surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri
bahwa kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa,
oleh karena itulah Yesus berkata : Mereka adalah suci dari dosa dan
dengan sendirinya masuk surga. Saya ingin bertanya lagi, Saudara
waktu umur tiga bulan itu sudah membawa dosakah atau belum.

B: Kalau berdasarkan perkataan Yesus yang bapak katakan tadi,
tentu tidak.

A: Jadi masih suci dari dosa walaupun tanpa dibaptiskan.

B: Ya betul demikian.

A: Kalau begitu, apakah gunanya saudara dibaptis pada waktu umur
tiga bulan itu.

B: Waktu umur tiga bulan tentu saya tidak tahu apa-apa

A: Saya bertanya sekarang, bukan bertanya kepada saudara diwaktu
saudara berumur tiga bulan, Jadi apakah sekarang saudara sudah
menyadari tentang tidak adanya dosa waris.

B: Seperti bapak terangkan tadi, berdasarkan pengakuan Yesus
sendiri tentu saya menyadarinya. Karena, Yesus sendiri yang
mengatakan bahwa anak-anak itu suci pada waktu dilahirkan.

A: Nah, bagaimanakah sekarang, masih adakah pandangan saudara
terhadap dosa waris

B: Tentu saja harus menyadari berdasarkan perkataan Yesus
sendiri bahwa aman-anak yang baru dilahirkan itu suci tidak membawa
dosa sedikitpun.

A: tidak membawa dosa yang bagaimana.

B: Ya, tidak membawa warisan dosa dari Adam dan Hawa.

A: Kalau begitu saudara telah mengakui bahwa dosa waris itu
tidak ada

B: Ya, demikianlah harus saya akui berdasarkan Kitab Bibel
sendiri.

A: Syukur saudara telah mengakui tidak adanya dosa waris, kalau
dosa waris itu turun-temurun, maka anak yang baru lahir yang belum
tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan buruk, kalau
bayi itu mati ia membawa dosa dan masuk neraka, dan dimanakah
letaknya keadilan Tuhan kalau demikian.

B: Ya, saya bisa terima keterangan Bapak.

A: Nah, coba pikirkan dengan penuh kesadaran. Kalau ada seorang
tua dari beberapa orang anak, dan orang tua itu menjadi penipu,
pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam, dan bermacam-macam dosa
ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah anak-anaknya juga
diharuskan menanggung dosa orang-orang tuanya, lalu anak-anak itu
harus dihukum juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah
pengadilan semacam itu akan dikatakan penegak keadilan.

B: Terima kasih, saya sudah menyadari, bahwa dosa itu tidak bisa
diwariskan atau dioperkan kepada orang lain.

A: Syukur kalau begitu.

B: Akan tetapi kalau dosa itu tidak bisa diwariskan mestinya
pahala juga tidak diwariskan. Bagaimanakah menurut ajaran agama Islam
dalam hal itu.

A: Tidak bisa, malah tidak boleh; baik pahala maupun dosa
dioperkan pada orang lain.

B: Jawaban "tidak boleh" itu apakah menurut pendapat bapak
sendirikah atau menurut ajaran Islam.

A: Menurut ajaran Islam, pahala seseorang tidak boleh diwariskan
atau dioper kepada orang lain, begitu juga dosanya seseorang tidak
boleh diwariskan kepada orang lain. Setiap orang menanggung sendiri
pahala dan dosanya atas perbuatannya sendiri.

B: Akan tetapi saya pernah membaca sebuah buku agama Islam yang
menerangkan bahwa Nabi Muhammad pernah berkorban seekor kambing buat
umatnya sekalian dan buat familinya. Ini berarti bahwa Nabi Muhammad
mewariskan atau mengoperkan pahala kepada orang lain, yakni kepada
umatnya dan familinya. Yang demikian itu bukan dosa waris, tetapi
jelas pahala waris. Jadi di dalam ajaran Islam ada juga pahala waris,
maka saya kira bapak tidak perlu urus tentang dosa-dosa waris dalam
ajaran Kristen, kalau di dalam ajaran Islam terdapat ajaran pahala
waris atau ajaran oper pahala.

A: kalau buku agama Islam yang saudara baca mau dijadikan pokok
tentang bolehnya warisan pahala, mestinya orang Islam boleh
sembahyang dan berpuasa, lalu diwariskan pahalanya buat sekalian umat
Islam yang masih hidup dan yang mati, tetapi tidak ada umat Islam
yang berbuat demikian, kalaupun ada, mungkin karena mereka tidak
tahu, bahwa perbuatan yang demikian itu, bertentangan dengan kitab
sucinya Al Qur'an. Jadi bukan kitab sucinya yang salah, tetapi
penganutnya sendiri, dan berbeda dengan kitab Bibel yang mengandung
banyak perselisihan antara satu ayat dengan yang lain. Di dalam kitab
suci Al-Qur'an, tidak terdapat ajaran pahala waris maupun dosa
waris.
Akan tetapi dalam kitab Bibel (Kristen) antara satu ayat dengan ayat
yang lain bersimpang siur.

B: Saya pernah membaca kitab terjemahan Al Qur'an bahasa
Indonesia, kalau tidak keliru di dalam surat Ath Thurr ayat 21 ada
menyebutkan yang maksudnya bahwa anak-anak orang mukmin akan
dimasukkan surga lantaran ibu bapaknya. Jadi lantaran amalan ibu
bapaknya anak-anak itu masuk surga. Kalau yang demikian itu bukan
pahala waris, lalu apakah namanya.

A: Ayat Al Qur'an yang saudara maksudkan itu bunyinya akan saya
bacakan sebagai berikut: Yang artinya: "Dan mereka yang beriman dan
diikuti oleh anak-anak cucunya (keturunannya) dengan keimanan pula.
Kami (Allah) kumpulkan anak cucu itu dengan mereka dan tiadalah kami
kurangi pahala amalan mereka sedikit juapun" (Surat Ath Thurr ayat
21). Diayat ini jelas menyebutkan tidak adanya pahala waris, malah
tanggungan pun mengenai pahala warispun tidak ada. Yang masuk surga
bersama Ibu bapaknya itu adalah anak-anak yang belum baligh, karena
yang sudah baligh tentu bertanggung jawab sendiri. Oleh karenanya
dalam ayat tersebut ada sambungannya. Yang artinya: "Setiap orang
bertanggung jawab (terikat) oleh amalannya sendiri-sendiri (masing-
masing)". Jadi setiap orang menanggung dosa dan pahala atas
perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain.

B: Apakah di dalam Kitab Al Qur'an ada yang lebih tegas
menyebutkan bahwa dosa dan pahala itu tidak dapat diwariskan atau
dihadiahkan pada orang lain.

A: Ada, cukup banyak.

B: Maafkan, kami ingin mengetahui di surat apa, dan di ayat
berapa, kami akan cocokkan dirumah, karena kami ada mempunyai kitab
terjemahan Al Qur'an Bahasa Indonesia. Mungkin juga
saudara-saudara
yang hadir di sini juga memerlukan juga.

HADIRIN: Perlu diterangkan, karena memang penting diterangkan.

A: Apakah tidak sebaiknya kita bersama-sama memeriksa di sini
saja, kalau saudara menyetujui saya suruh ambilkan Al Qur'an lalu
saya tunjukkan surat dan ayatnya sekali. Bagaimana, apakah sekarang
juga.

B: Kalau Bapak hafal lebih baik sebutkan sekarang saja ayat-
ayatnya , akan kami catat: lalu akan kami cocokkan dirumah dengan Al
Qur'an kami. Tapi kalau bapak tidak hafal kami minta besok malam
untuk menghemat waktu.

A: Insya Allah saya hafal ayat-ayatnya.

B: Baik, silahkan bapak sebutkan, kami akan catat.

A: Saya akan sebutkan nama-nama surat dan nomor ayatnya, lalu
saya akan beri keterangan dan saudara catat nama Surat dan nomor
ayatnya yang sebut, lalu cocokkan lagi dirumah.

B: baik, kami setuju.

A: 1.. Surat Al Baqarah, ayat 286.
"Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia
lakukan" Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus
ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan
atas orang lain.

2 . Surat Al Baqarah, ayat 123.
"Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa
seorang membebaskan sesuatu atas orang lain".
Maksudnya, kelak dihari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus
dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain.
Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun
jahat.

3 . Surat Al Ankabut, ayat 6
"Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri".

4 . Surat Yaasiin, ayat 54
"Maka pada hari kiamat, tidak seorangpun akan teraniaya, dan kamu
tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah kerjakan".

5 . Surat Al Isra' , ayat 15
"Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain ".

6 . Surat An Najm, ayat 38 dan 39
"Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan
sesungguhnya seorangpun tidak akan menerima pahala melainkan
daripada perbuatannya sendiri".

7 . Surat Luqman, ayat 33.
"Hai Manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari (kiamat) seorang
bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya),
seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya".

Ayat-ayat yang saya sebutkan di atas tadi jelas sekali menunjukkan
bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya atau mengambil oper
pahala orang lain. Jadi dalam Islam, tidak ada manusia yang berkuasa
menebus dosa, atau seorang pejabat menebus dosa, perbuatan baik atau
jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.
Saya kira sudah cukup ayat-ayat yang saya sebutkan, tetapi kalau
saudara masih memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang
lain.

B: Sudah cukup, dan kami sudah mengerti, akan tetapi kami pernah
membaca sebuah kitab yang menyebutkan sebuah Hadist Nabi Muhammad,
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang menerangkan bahwa:
"Mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya". Berdasarkan
Hadist tersebut berarti bahwa siksaan atas mayit itu, disebabkan
perbuatan orang lain, bukan dari perbuatan dirinya sendiri. Mayit itu
disiksa lantaran "perbuatan" tangisnya orang lain. Kami telah
tanyakan kepada beberapa orang yang kami pandang mengerti tentang
agama Islam, dan salah seorang guru agama Islam mengenal susunan
Hadist tersebut memberikan jawaban bahwa hadist itu benar (sahih),
oleh karena yang meriwayatkan adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

A: Hadist Nabi yang saudara bawakan itu susunannya demikian:
"Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muhammad SAW
sesungguhnya mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya
(riwayat Bukhari dan Muslim)". Akan tetapi hakekatnya Hadist itu
Tidak Sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat Al-Qur'an.
Walaupun oleh karena saudara yang beragama Kristen, mungkin belum
mengetahui tentang Hadist-hadist Sahih dan Hadist-hadist Palsu, maka
agar saudara yang hadir dipertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa
perlu saya terangkan bahwa menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan kitab
Musthalahul Hadist, yang disebut Hadist Nabi, bukan saja mesti sah
riwayatnya malah mesti beres susunannya dan arti dari pada hadist itu
HARUS tidak berlawanan dengan kitab Al Qur'an.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim jelas diterangkan demikian. Maksud
Hadist tersebut , tatkala hadist yang menerangkan bahwa mayit itu
disiksa lantaran ditangisi oleh familinya, di dengar oleh Siti Aisyah
(Istri Nabi), maka Siti Aisyah menolak kebenaran Hadist tersebut.
Aisyah berkata: "Cukuplah buat kamu Ayat Al Qur'an; Dan tidak
berkuasa seseorang menanggung dosa orang lain.

B: Nah, kalau begitu pak kyai, sekarang kami telah mengerti
bahwa berdasarkan Kitab Bibel sendiri dan Kitab Al Qur'an pada
hakekatnya dosa waris dan pahala waris itu tidak ada. Yakni setiap
manusia menanggung sendiri dosanya, dan pahalanya menurut
perbuatannya masing-masing. Ini adil namanya.

A: Ya, seharusnya begitu; sebagaimana tersebut dalam kitab Bibel
dan Al Qur'an yang telah kita baca tadi. Akan tetapi supaya lebih
jelas dan tambah meyakinkan saudara, silahkan saudara periksa di
Injil: "Surat kiriman Rasul Paulus kepada orang Rum Pasal 2 ayat 5
dan 6.

B: Baik, surat dan ayat ini menyebutkan sebagai berikut: "Tetapi
menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau
menghimpunkan kemurkaan keatas dirimu untuk hari murka dan kenyataan
hukum Allah yang adil". " yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang
menurut perbuatan masing-masing"

A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan Dosa Waris.

B: Tidak, malah sebaliknya setiap orang akan dibalas menurut
amalnya masing-masing.

A: Periksa lagi Matius pasal 16 ayat 27

B: Ayat ini menerangkan /menyebutkan: "Karena anak manusia akan
datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan segala malaikatnya;
pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut
perbuatannya:

A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan Dosa Waris.

B: Tidak ada, menurut ayat ini perbuatan dosa dan perbuatan baik
akan ditanggung sendiri, tidak boleh dibebankan atau diwariskan pada
orang lain.

A: Jadi di Kitab Injil sendiri yang menyebutkan tidak adanya
dosa waris.

B: Ya, dari mana asalnya ada sebutan dosa waris itu.

A: Apakah saudara masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.

B: Sudah sangat jelas sekali.

A: Kalau begitu baiklah kita lanjutkan. Diayat saudara bacakan
tadi ada sebutan "Anak manusia". Bapanya silahkan saudara bacakan
sekali lagi.

B: Baik, awal ayat tersebut menyebutkan: "Karena Anak Manusia
akan datang dengan kemuliaan Bapanya."

A: bagaimana menurut pengertian saudara yang dimaksudkan dengan
"Anak Manusia dan Bapanya"

B: Anak manusia itu tentulah Yesus, sedang Bapa ialah Tuhan.

A: Periksa lagi: "Surat kiriman yang kedua kepada orang Kristen
" pasal 5 ayat 10

B: Baik ayat ini menyebutkan: " Karena tak dapat tiada kita
sekalian akan jadi nyata dihadapan kursi pengadilan Kristus, supaya
tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah dilakukan
oleh tubuh itu, baik atau jahat"

A: Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang harus
bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing, baik maupun jelek,
tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain.

B: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang bapak tunjukkan bahwa
perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat diwariskan kepada
orang lain. Oleh karenanya, kepercayaan saya kepada dosa waris itu
mulai luntur.

A: Kalau begitu lantas bagaimana dosanya Adam dan Hawa, apakah
dapat diwariskan kepada orang lain, tegasnya kepada anak cucunya.
B: Berdasarkan ayat Bibel tersebut di atas tentu tidak. Jadi
dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, seharusnya ditanggung sendiri
oleh keduanya, tidak bisa diwariskan kepada anak cucunya.

A: Dalam sejarah Agama Kristen kita kenal yang disebut:
"biechten", ialah orang yang berbuat dosa, dan "de biechtafleggen",
ialah orang yang meminta ampun atas kesalahannya, dan "Biecht-
vader", ialah orang-orang yang diberi wewenang memberi ampun. Setiap
orang merasa menyesal atas kesalahannya dapat menerima ampunan dengan
jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang
berdosa sudah diberi ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut
"Aflaat-brieven" atau Indul gences, yang artinya kemurahan Tuhan.

B: Ya, saya menyadari soal itu, keterangan bapak memuaskan saya.

A: Bukan hanya demikian, akan tetapi Aflaat-brieven itu pada
zaman dulu dipropaganda gepredicht) di Negara Jerman oleh seorang
rabib (nonnik) bernama "Tetzel" dalam tahun 1517 atas perintah Paus
Leo, yang menjadi Paus pada tahun 1513-1521. Sebahagian dari pada
hasil penjualan Aflaat-brieven itu digunakan untuk pendirian bangunan
gereja "Saint Pieter Kerk" di kota Roma. Terlalu panjang kalau saya
uraikan sejarah pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan abad
pertengahan.

B: Terima kasih, kita lanjutkan saja soal yang lain, sekarang
sudah larut malam, lain kali kami akan datang lagi.
MALAM YANG KE ENAM
Kitab Al Qur'an dan Kitab Bibel

A: Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya rasa
telah cukup.

B: Sudah cukup jelas uraian bapak pada pertemuan yang
terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al Qur'an yang
disebutkan bapak kemarin malam lalu dengan kitab terjemahan Al
Qur'an
bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok baik tentang surat-
suratnya maupun ayat-ayatnya. Semua yang bapak sebutkan cocok dan
tepat serta kami pikir-pikir di rumah tentang ayat Bibel dan Al
Qur'an yang bapak tunjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan
oper
pahala dan oper dosa itu tidak mungkin ada malah tidak masuk di akal.

A: Syukur kalau saudara telah mengakuinya, sekarang kita
bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan kepada saudara saja
mengenai acaranya. Terserah saudara soal yang akan diajukan.

B: Baiklah kami mulai; kami pernah membaca ayat-ayat Al Qur'an
yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat
dengan ayat lainnya, sehinga menimbulkan keragu-raguan; apakah
mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari
Allah. Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau
salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat Al
Qur'an nya yang berselisihan.

A: Baiklah saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur'an yang
saudara maksudkan itu.

B: Kami telah membaca ayat-ayat Al Qur'an mengenai asal kejadian
manusia dalam kitab terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia, dalam
sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain
ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran saya bukan Bibel saja
yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Qur'an demikian
juga.

A: Silahkan saudara sebutkan ayat-ayat Al Qur'an yang akan
ditanyakan, Insya Allah yang diragukan oleh saudara itu akan
terhapus.

B: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca.
1. Dikitab Al Qur'an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa
Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
2. Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak
menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur
hitam yang berbentuk (berupa).
3. Disurat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan menciptakan
manusia dari Tanah"
4. Di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku
(Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat"
5. Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku
menciptakan manusia daripada tanah"

Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu dengan ayat yang lain
terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga
menyebutkan dari "tanah", diayat ke empat menyebutkan daripada "tanah
liat". Di ayat kelima menyebutkan dari pada "tanah". Bukankah ayat-
ayat Al-Qur'an nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan
yang
lain.

A: Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan
saudara. Teruskan pertanyaan saudara.

B: Kami ingin bertanya; yang manakah yang benar tentang asal
kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari
tanah kering dan lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau dari tanah
liatkah ?. Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Qur'an
terdapat
perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat
Injil atau di Bibel saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa
menerangkan dengan jelas dan tepat.

A: Di kitab Al Qur'an ada menyebutkan bahwa asal kejadian
manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga
oleh saudara-saudara yang hadir disini, saya sebutkan susunan ayat-
ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang saudara bacakan artinya
tadi.

Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan
manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)". Yang dimaksudkan
dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah : Tanah kering atau
setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.

Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar", yang maksudnya
ialah "Zat Arang" atau Carbonium.

Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak
menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur
hitam yang berbentuk (berupa)" . Di ayat ini. Tersebut juga "shal-
shal", telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat
tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.

Keempat : Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia
berasal dari pada "tanah"". Yang dimaksud dengan kata "thien"
(tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogenium.

Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah)
menjadikan manusia dari pada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata
"lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.

Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: " Dia (Allah) menjadikan Adam
daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau,
lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di
ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah"
yang dinamai "zat-zat anorganis".

Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah)
sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh
daripada-Ku)"

Ketujuh ayat Al Qur'an yang saya baca ini Allah telah menunjukkan
tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu
ditiupkan ruh kepadanya ehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani
dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang
kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah
yang dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini baru terjadi setelah
melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat
arang) dengan "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-
in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat
air). Jelasnya adalah persenyawaan antara:

1. Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat
14.
2. Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar
Rahman ayat 14.
3. Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat
28
4. Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.

Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum
dan mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As
Shafaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu
terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab"
(zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu
diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "Zat
Kalium", yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di
dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena
mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan
badan halus. Dengan berlangsungnya "Proteinisasi", menjelmakan
"proses penggantian" yang disebut "Substitusi".

Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-
electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai
juga "sebab ujud" atau Causa Formatis. Adapun Sinar Cosmic itu ialah
suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang
berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan
pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang
terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan
seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa
tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam).
Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu
pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya
dengan ilmu Metafisika.

Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur'an yang saudara sangka
berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian
manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan
menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga
pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia. Apakah belum
jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur'an yang saya sampaikan pada
saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal
kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.

B: Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak mengira
sekali bahwa ayat-ayat Al-Qur'an itu mengandung ilmu pengetahuan
yang
tinggi. Mengenai kesanggupan bapak yang akan menerangkan atau
menguraikan proses asal kejadian tubuh rohani manusia itu, betul-
betul menarik. Tetapi saya mohon di beri waktu yang khusus.

A: Baiklah sekarang kita lanjutkan: Tentunya saudara pernah
membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak
pernah belajar ilmu kepada siapapun, tidak pernah berguru dan belum
pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.

B: Ya, saya pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Nah, kalau
Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu,
maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang
kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh
ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW menerangkan tentang asal kejadian
manusia dari segi ilmu urai (Anatomi), Ilmu Kimia, Ilmu hayat
(biologi), dan dari segi ilmu alam sampai kepada rohaniahnya.

A: Maka dari manakah beliau belajar ilmu urai, kepada siapakah
beliau belajar ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan soal-soal
kerohanian, kalau bukan wahyu dari tuhan Allah SWT. Dan tidak
mungkin beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau bukan
seorang Nabi dan Rasul.

B: Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan
bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.

A: Coba saudara sebutkan nama-nama orang yang tidak pernah
belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan menerima wahyu, dan
berhasil membentuk suatu masyarakat dan negara yang mengagumkan para
ahli sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta manusia setiap masa
dan zaman. Sebutkan nama orang yang saudara maksudkan itu.

B: Ya, tidak ada.

A: Memang tidak ada, baiklah saya tanyakan, kalau saudara
berpegang dengan keterangan saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan
Nabi dan Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang
besar, maka kalau Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan
penyakit kusta, menghidupkan orang mati, dilahirkan tanpa Ayah dan
dipenuhi juga dengan ruhul kudus, maka selain Yesus terdapat juga
orang lahir tanpa Bapak, dapat menyembuhkan penyakit kusta,
menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil.
Kisah Rasul pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 31; Kitab Raja-raja kedua
pasal 13 ayat 21; Matius pasal 5 ayat 9; Kitab Raja-raja kedua pasal
5 ayat 10 mengapa mereka itu tidak Tuhan juga, mengapa kepada Nabi
Muhammad saudara berkeberatan untuk mengakui beliau sebagai seorang
Nabi dan Rasul, sedangkan kepada Yesus saudara tidak Berkeberatan
mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang dilakukan
oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya.

B: Baiklah kalau begitu.

A: Baik yang bagaimana yang saudara maksudkan.

B: Keterangan-keterangan bapak adalah baik dan memuaskan saya
dan saya diberi waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok
malam atau malam pertemuan berikutnya.

A: Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan saudara,
Kami tidak berhak memaksa saudara, atau mempengaruhi saudara. Kita
hanya bermusyawarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas
pertimbangan masing-masing.

B: Baiklah kita lanjutkan Besok Malam
MALAM KETUJUH
Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Allah

A: Sesudah saya terangkan pada saudara tentang ayat-ayat Al
Qur'an yang menerangkan tentang proses asal kejadian manusia yang
saudara tanyakan ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah terdapat
pertentangan? Apakah Nabi Muhammad ada kekeliruan menyampaikan
sebagaimana saudara sangka semula?

B: Tidak ada, Bapak telah menerangkan dari segi Ilmiah yang
seharusnya secara jujur saya mempercayainya.

A: Jadi Nabi Muhammad Benar, tidak kelirukah penyampaiannya

B: Tidak keliru, malah benar.

A: Jadi saudara mengakui bahwa Nabi Muhammad benar sebagai Rasul
Allah.

B: Saya mengakui, karena beliau benar.

A: Terima kasih , Saudara-saudara yang hadir menyaksikan sendiri
pengakuan saudara Antonius sendiri atas ke Rasulannya Nabi Muhammad
SAW, tanpa paksaan, melainkan dengan kesadarannya sendiri setelah
berlangsung dengan diskusi. Betulkah saudara mengakui kerasulannya
Nabi Muhammad dan mengakui Nabi Muhammad itu utusan Allah.

B: Betul, dengan saksi Tuhan saya mengakuinya.

A: Alhamdulillah, saudara Antonius sudah 50 % Islam. Saya
katakan 50% Islam oleh karena hanya mengerti dan mempercayai atas
kerasulan Nabi Muhammad, jadi masih tinggal 50% lagi, oleh karena
Saudara belum meyakinkan atas ke Esaan Tuhan yang Maha Tunggal .

B: Ya, betul begitu. Keyakinan saya terhadap Trinitas (Tuhan
Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus) masih belum lenyap sama sekali,
walaupun Bapak telah menerangkan Kitab Bibel yang tak dapat saya
membantahnya. Akan tetapi dengan keterangan-keterangan bapak saya
mulai ragu-ragu terhadap Trinitas itu. Sungguhpun begitu, apakah
bapak masih bersedia lagi memberikan keterangan-keterangan (alasan-
alasan) dalam kitab Bibel yang menyebutkan bahwa Yesus itu bukan
Tuhan.

A: Sebetulnya pada pertemuan kita yang pertama telah saya
sebutkan berdasarkan kitab Injil sendiri bahwa Yesus bukan Tuhan
seperti telah Saudara Periksa sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16;
Markus pasal 13 ayat 32; Ulangan pasal 4 ayat 33; Ulangan pasal 6
ayat 4; Markus pasal 12 ayat 29. Kesemuanya itu telah kita baca.
Tetapi demi untuk memenuhi pengharapan saudara agar lebih meyakinkan,
saya lanjutkan lagi. Silahkan baca Lukas pasal 4 ayat 1 dan 2.

B: Baik, di sini disebutkan : "Maka Yesuspun penuhlah dengan
Rohul Kudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa Dia ke padang
belantara. Empat puluh hari lamanya dicobai Iblis. Selama itu suatu
apapun tiada dimakannya. Setelah genap hari itu ia merasa lapar.

A: 1. Diayat ini menyebutkan bahwa Rohul Kudus membawa
Yesus ke padang belantara. Kalau Yesus itu tuhan, mustahil akan dapat
dibawa oleh siapapun juga.

2. Diayat ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis.
Pantaskah Tuhan dicobai oleh Iblis atau wajarkah Iblis berani
mencobai Tuhan.

3. Di ayat inipun ada menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar.
Wajarkah Tuhan itu lapar? Kalau begitu sifat-sifat Yesus itu sama
saja dengan sifat manusia biasa; bisa dibawa, bisa dicobai iblis dan
merasa lapar. Periksa lagi Matius pasal 4 ayat 5

B: Baik , di situ menyebutkan: "Kemudian dari pada itu Iblis
itupun membawa Yesus ke negeri suci, lalu ditaruhnya Dia di atas
bumbung bait Allah"

A: Di ayat ini ada menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Iblis.
Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis. Wajarkah Tuhan tunduk kepada
kemauan Iblis sehingga dibawa kemana-mana, kesuatu tempat. pantaskah
Iblis begitu berani kepada Tuhan. Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1
dan 2

B: Baik, di situ menyebutkan : "Setelah hari siang, maka segala
kepala Imam dan orang tua-tua kaum pun berundinglah atas hal Yesus
supaya dibunuhkan Dia. Maka diikatnya Dia serta dibawa pergi, lalu
diserahkan kepada Pilatus, yaitu wakil pemerintah"

A: DI ayat ini menyebutkan bahwa Yesus diikat; pantaskah Tuhan
dapat diikat oleh manusia. Kalau begitu dimanakah kekuatan Tuhan,
sehingga dengan rela menyerahkan dirinya kepada manusia? Periksa
lagi Lukas pasal 2 ayat 21.

B: Baik, di situ menyebutkan: "Apabila genap delapan hari, Ia
bersunat, lalu disebut namanya Yesus.."

A: Wajarkah Tuhan itu disunat? Perlu apakah Tuhan itu disunat?

B: Apakah ada keterangan yang lebih tegas bahwa Yesus itu benar-
benar anak manusia bukan anak Tuhan?.

A: Silahkan buka Matius pasal 26 ayat 2

B: Baik, disitu menyebutkan bahwa: Anak manusia akan diserahkan
supaya disalibkan.

A: Yang dimaksud anak manusia di situ Yesus. Jadi jelaslah
bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Silahkan
periksa di Matius pasal 5 ayat 45.

B: Baik, di situ menyebutkan bahwa: Supaya kamu menjadi anak
Bapamu ... dan seterusnya.

A: Di sini menyebutkan bahwa orang-orang yang taat kepada Tuhan,
menurut Yesus akan menjadi anak Tuhan. Jadi bukan saya yang
mengatakan bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan yang Tunggal, melainkan
anak-anak tuhan itu akan bertambah lagi jumlahnya, berdasarkan kitab
Bibel sendiri di Matius pasal 5 ayat 45 yang kita baca tadi ialah:
"Supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu." Silahkan buka Matius
pasal 7
ayat 21.

B: Disitu menyebutkan: "Bukannya tiap-tiap orang yang menyeru
aku Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan sorga, hanyalah orang-
orang yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga.

A: Di Bibel sendiri jelas, bahwa Yesus menyangkal malah menolak
kepada orang yang menyerukan: "Tuhan, Tuhan" kepadanya, malah orang
itu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Apakah belum cukup
bukti-bukti yang telah saya tunjukkan kepada saudara.

B: Sudah Cukup. Terima kasih; tetapi kalau masih ada, saya
minta, demi kepuasan saya

A: Minta yang mana lagi yang saudara maksudkan.

B: Yang menyebutkan di kitab Injil bahwa Yesus anak manusia
"bukan anak tuhan"

A: Baik, akan saya penuhi harapan saudara, silahkan saudara
periksa di Matius pasal 16 ayat 27.

B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Karena anak manusia
datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan malaikatnya; pada masa
itu Ia akan membalas kepada tiap-tiap orang menurut perbuatannya"

A: Di ayat ini ada menyebutkan anak manusia, menurut tafsiran
saudara, siapakah yang dimaksudkan dengan anak manusia di ayat ini.

B: Ya, tentu Yesus.

A: Jadi dikitab Injil sendiri ada menyebutkan bahwa Yesus itu
adalah "anak manusia"; bukan anak Tuhan, betulkah atau tidak.

B: Ya, betul.

A: Nah, kalau betul, mengapa saudara menyebutkan Yesus anak
Tuhan?

B: Yesus itu Tuhan tapi diserupakan dengan manusia.

A: Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa diperanakkan oleh manusia
(Maria). Yesus berupa manusia karena diperanakkan oleh manusia
(Maria). Terlalu janggal kalau manusia (Maria) memperanakkan Tuhan.
Bisakah ilmu pengetahuan lahir maupun ilmu pengetahuan bathin
(Kerohanian) menerima bahwa ada Tuhan yang diperanakkan oleh manusia?
Bisakah ilmu pengetahuan exact maupun yang abstract (Exact abstract
Wetenschap) menerimanya?

B: Ya, memang mustahil ada Tuhan yang diperanakkan oleh manusia.

A: Bukan itu saja, malah di kitab Injil saudara Yesus sendiri
yang berkata bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan Utusan Tuhan.
Sebagaimana telah saya tunjukkan ayatnya pada pertemuan kita yang
lalu.

B: Betul, telah bapak sebutkan. Tetapi saya minta di ulangi lagi
ayatnya, oleh karena saya agak lupa susunannya.

A: Silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 30

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Suatupun tiada aku dapat
berbuat menurut kehendak sendiri, melainkan aku menjalankan hukum
sebagaimana aku dengar, dan hukuman itu adil adanya; karenanya
bukannya aku mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang
menyuruhkan aku".

A: Ayat ini tegas sekali, jelas menunjukkan bahwa Yesus sendiri
mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan. Di ayat ini
Yesus memberitahukan bahwa ia tidak berbuat menurut kehendak Tuhan,
maka wajarkah Tuhan tidak dapat berbuat sekehendaknya, dan pantaskah
ada Tuhan disuruh (diutus) menjadi utusan.

B: Ya, saya mengaku; Yesus sendiri mengaku bukan anak Tuhan.

A: Demi kepuasan saudara silahkan periksa lagi di Yahya pasal 3
ayat 13

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Seorangpun tidak
naik ke surga, kecuali Ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak
manusia"

A: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang saya tunjukkan dan saudara
sendiri yang memeriksa dan membacanya itu, maka sekali lagi saya
bertanya: "Anak manusiakah Yesus itu atau anak tuhan"?.

B: Ya, berdasarkan ayat-ayat tersebut saya berkata: "Yesus
adalah anak manusia"

A: Di ayat yang saudara baca tapi, Matius pasal 16 ayat 27,
selain menyebutkan bahwa Yesus itu anak manusia, juga menyebutkan
bahwa akan membalas tiap-tiap orang menurut perbuatannya. Betulkah
begitu? silahkan periksa kembali.

B: Ya, betul di ayat itu ada menyebutkan.

A: Menurut susunan ayat tersebut, jelas: "Menolak adanya dosa
waris", berdasarkan ayat tersebut setiap orang akan dibalas menurut
perbuatannya masing-masing, jadi tidak ada penebus dosa.

B: YA, tentang dosa waris telah selesai kita bicarakan dan
memang saya telah mengakui "tidak ada dosa waris".

A: Betul, sudah kita bicarakan, saya hanya menambah saja, untuk
lebih menguatkan lagi keterangan yang lalu.

B: Sudah cukup jelas keterangan Bapak.

A: Jelas bagaimana?

B: Berdasarkan ayat-ayat Injil sendiri bahwa Yesus itu bukan
anak tuhan melainkan anak manusia. Dan berdasarkan kitab Injil
menyebutkan bahwa Yesus sendiri mengakui ia bukan anak Tuhan,
melainkan "pesuruh (Utusan) Tuhan"

A: Syukurlah kalau begitu. Jadi bagaimanakah kepercayaan saudara
sekarang terhadap "Trinitas" (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Ruhul
Kudus).

B: Dengan sendirinya kepercayaan saya terhadap Trinitas
terhapus.

A: Alhamdulillah, jadi saudara mengakui bahwa Tuhan itu TUNGGAL.

B: Sebelum itu saya ingin menyampaikan pertanyaan

A: Baik, tetapi saudara telah mengakui pada pertemuan yang lalu
dan saudara-saudara yang hadir juga telah ikut menyaksikan bahwa:
Pertama, Saudara telah membenarkan kitab Al-Qur'an. Beberapa ayat
Al
Qur'an yang saudara kemukakan yang pada mulanya oleh saudara
dianggap
berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, setelah saya
terangkan dan saya tafsirkan, lalu saudara akui bahwa ayat-ayat
tersebut pada hakikatnya tidak ada perselisihannya antara yang satu
dengan yang lain. Bukankah begitu pengakuan saudara.

B: Ya, betul begitu

A: Kedua, Pada pertemuan yang lalu saudara telah mengakui
kebenaran nabi Muhammad SAW selaku Utusan Tuhan, betulkah demikian

B: Ya, betul saya telah mengakuinya.

A: Ketiga, Saudara telah membenarkan bahwa ayat-ayat di kitab
Injil (Bibel) terdapat beberapa ayat yang berselisih antara yang satu
dengan yang lain. Sebagaimana telah saya tunjukkan ayat-ayatnya pada
pertemuan yang lalu, benarkah pengakuan saudara itu.

B: Ya, saya mengakui. Akan tetapi saya masih memerlukan bukti-
bukti yang lain tentang ayat-ayat Injil yang ada perselisihannya
antara yang satu dengan yang lain, demi kepuasan bagi saya, walaupun
sebenarnya keterangan bapak saya pandang cukup memuaskan. Tetapi
mungkin ada lagi ayat-ayat yang lain untuk meresapnya ke perasaan
saya.

A: Baiklah, saya penuhi pengharapan saudara, silahkan saudara
periksa kitab Yahya pasal 8 ayat 14

B: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku
menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga kesaksian itu"

A: Silahkan periksa lagi Yahya 5 ayat 31.

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku
menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku tidak benar"

A: Nah, saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua ayat
ini. Di satu ayat menyebutkan: "Kesaksianku benar", sedangkan di ayat
lain menyebutkan "Kesaksianku tidak benar". Dua ayat yang berselisih
itu, tersebut di kitab suci. Dan yang berbicara adalah seorang.
Manakah yang benar antara dua ayat ini. Wajarkah di dalam kitab suci
mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang
lain.

B: Ya, saya akui memang tidak cocok.

A: Bukan saja tidak cocok, tetapi adalah satu selisih yang
menyolok.

B: Tetapi mungkin salah satu dari ayat tersebut salah cetak.

A: Sekiranya salah cetak, tentunya ada ralat; tetapi di kitab
ini tidak disebutkan apa-apa.

B: Bibel ini berbahasa Indonesia, permisi sebentar, saya akan
memeriksa Bibel yang berbahasa Inggris.

A: Itu lebih baik, sayakah yang akan memeriksa ataukah saudara?

B: Oleh karena bapak banyak hafal ayat-ayat Bibel maka saya
serahkan agar bapak saja memeriksanya, sepaya lebih cepat.
A: Baiklah; harap saudara memperhatikan juga saudara-saudara
yang hadir, kitab yang saya pegang ini adalah Bibel berbahasa
Inggris ialah "The Holy Bible", "Containing the Old and New
Testaments (American Bible Society)". Saya serahkan kitab ini kepada
saudara Antonius dan saya akan menunjukkan pasal dan ayatnya untuk
diteliti bersama.

B: Baik, saya terima kitab Bibel yang berbahasa Inggris.

A: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 8 ayat 14 pada
halaman 104

B: Baik, dihalaman 104 kitab Yahya pasal 8 ayat 14 disini ada
menyebutkan: " THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS
TRUE"

A: Kalau susunan ayat ini kita salin kedalam bahasa Indonesia,
adalah demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku sendiripun,
benar juga kesaksianku itu" Betulkah begitu artinya?

B: Ya, betul begitu

A: Jadi sama artinya dengan Injil yang berbahasa Indonesia di
Yahya pasal 8 ayat 14, harap saudara cocokkan dulu.

B: Betul, artinya sama kuatnya

A: Sekarang silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 31.

B: Disini menyebutkan : "IF BEAR WITNES OF MYSELF, MY WITNES IS
NOT TRUE"

A: Ayat ini kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia akan
demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku
itu tiada benar". Betulkah begitu?.

B: Ya, benar

A: Silahkan saudara periksa lebih teliti lagi di kitab Bibel
yang berbahasa Inggris ini. Di satu ayat menyebutkan "IS TRUE",
adalah benar, sedangkan di ayat lain menyebutkan "IS NOT TRUE",
adalah tidak benar.

B: Ya, memang berbeda

A: Kalau begitu, di Injil yang berbahasa Indonesia maupun yang
berbahasa Inggris tidak ada perbedaan arti dan maksudnya.

B: Betul Demikian

A: Jadi tidak salah cetak, yang salah ialah yang mengisi kitab
suci itu. Kalau betul kitab suci (Injil) itu wahyu dari Tuhan,
mustahil ayat-ayatnya akan berselisih antara yang satu dengan yang
lain. Jadi kitab itu telah dicampuri oleh tangan manusia.

B: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan berlawanan, mungkin
ayat yang satu dicabut, lalu kemudian diganti dengan ayat yang lain.
Jelasnya , ayat yang satu di hapus diganti dengan ayat yang lain
(yang baru). Setahu saya dalam ayat-ayat Al Qur'an terdapat apa
yang
disebut "Nasich dan Mansuch" ialah satu ayat terhapus hukumnya, lalu
diganti dengan ayat yang lain (hukum yang baru).

A: Di dalam Al Qur'an terdapat "Nasich dan Mansuch" ada
disebutkan ayatnya tetapi di kitab Injil sama sekali tidak
disebutkan.

B: Dimanakah di dalam Al Qur'an yang menyebutkan ayat tentang
Nasich dan Mansuch itu

A: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada saudara, oleh
karena dari saudaralah timbulnya ucapan Nasich-Mansuch itu. Akan
tetapi sekalipun demikian saya tunjukkan, ialah di surat Al Baqarah
ayat 106. Susunan ayat itu ada ulama yang menafsirkan tentang adanya
"Nasich dan Mansuch". Sebagian lagi ada yang menafsirkan bahwa
susunan ayat tersebut tidak menunjukkan adanya Nasich-Mansuch. Kalau
saudara memerlukan , akan saya terangkan tafsirnya ayat tersebut.

B: Hal itu, baiklah kita tangguhkan dulu. Tetapi sehubungan
dengan dua ayat di Bibel yang tadi, saya berpendapat bukan
berlawanan, melainkan satu ayat digantikan dengan ayat lain,
sehingga nampaknya ada berlawanan. Bolehkah saya berikan misal.

A: Silahkan, saudara berhak penuh berbicara dengan saya dalam
pertemuan kita ini.

B: Saya sebutkan misal: Dikeluarkan suatu peraturan, setiap
pengendara sepeda diwaktu malam diharuskan memakai lampu. Kemudian
datang lagi peraturan tidak boleh pakai lampu, karena ada peperangan
misalnya. Disini ada dua peraturan, yang pertama: "Diharuskan
memakai lampu" sedang yang kedua "Dilarang". Dua perintah itu, yang
terpakai adalah yang kemudian. Demikian juga dua ayat di Bibel tadi
tidak berlawanan, melainkan salah satu diantaranya sudah tidak
berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat saya.

A: Baiklah, tetapi tentunya saudara mengerti, apabila suatu
peraturan yang diganti, mestinya harus diikuti penjelasan, bahwa
artikel nomer sekian ayat sekian, tahun sekian dicabut, diganti
dengan artikel nomer sekian dan selanjutnya. Akan tetapi dua ayat di
Bibel itu, tidak ada sebutan ayat yang satu diganti , dengan lain
kata dua ayat tetap berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
Tidak ada penjelasan bahwa salah satu telah dicabut, atau diganti.
PERTEMUAN YANG KEDELAPAN
Perselisihan Ayat-ayat Dalam Bibel

A: Pada pertemuan kemarin malam saya telah terangkan ayat yang
berlawanan dalam Bibel. ada pertemuan sekarang apakah masih ada
pertanyaan saudara yang akan disampaikan kepada saya.

B: Kalau masih ada ayat-ayat dalam Bibel yang berlawanan antara
satu ayat dengan yang lain, saya minta diterangkan untuk menambah
keyakinan saya sampai dimanakah kesucian kitab Bibel itu ada
dicampuri oleh tangan manusia.

A: Kemarin malam saudara mengakui sudah puas. Apakah tidak lebih
baik, kita bicarakan saja pasal-pasal yang saudara pandang
terpenting.

B: Ya, tetapi keterangan bapak mengenai ayat-ayat yang
berlawanan di kitab Bibel itu baru sedikit membuka hati saya. Karena
itulah saya bawa lagi kitab Bibel ini.

A: Baiklah, saya akan tunjukkan, demi kepuasan saudara

B: Terima kasih. Harapan, Bapak sudi tunjukkan lagi bukti-bukti
ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin mengetahui lebih banyak lagi.

A: Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 1 ayat 18

B: Dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka Allah belum pernah
dilihat oleh seorang juapun, tetapi Anak yang tunggal yang diatas
pengakuan Bapa, ialah yang sudah menyatakan Dia".

A: Bagaimanakah menurut tafsiran saudara susunan ayat ini.

B: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah dilihat oleh
siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah melihatnya.

A: Kalau begitu silahkan saudara periksa di kitab Kejadian pasal
18 ayat 1

B: Disini menyebutkan: "Hatta, maka kemudian dari pada itu
kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan pohon jati mamre
tatkala duduklah di pintu kemahnya ketika hari panas".

A: Nah, disini saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua
ayat ini, disatu ayat menyebutkan Tuhan hanya dinyatakan oleh Yesus
saja, tidak seorang juapun melihatnya. Sedang di ayat yang lain ada
menyebutkan bahwa Ibrahim juga melihat Tuhan. Bukankah dua ayat ini
berlawanan. Yang manakah yang benar di dua ayat ini.

B: Ya, saya mengakui memang tidak cocok.

A: Saya lanjutkan. Silahkan periksa lagi di kitab: "Kejadian
pasal 32 ayat 30"

B: Ya, di sini menyebutkan: "Maka dinamai oleh Yakub akan tempat
itu peniel karena katanya: "Sudah kulihat Allah muka dengan muka,
maka nyawaku selamatlah".

A: Perhatikan: disatu ayat menyebutkan, tidak seorangpun melihat
Tuhan, melainkan Yesus. Di ayat yang lain menyebutkan bahwa Ibrahim
melihat Tuhan. Di ayat yang lain lagi ada menyebutkan Yakub melihat
Tuhan malah bertemu muka dengan muka. Yang manakah yang benar
diantara tiga ayat tersebut? Mustahillah benar semuanya, karena jelas
sekali susunan ayatnya yang nyata-nyata mengandung ayat yang
berselisih antara yang baru dengan yang lain. Kalau dikatakan salah
satu dari pada ayat-ayat itu yang benar, maka yang dua ayat tentunya
salah semuanya. Pantaskah suatu kitab suci mengandung ayat yang
salah? Dan kalau dikatakan salah semuanya, maka apakah kitab itu
dapat dipertahankan kesuciannya, kalau ayat-ayatnya terdapat
berlawanan.

B: Ya, saya mengakui ayat-ayat tersebut tidak cocok antara yang
satu dengan yang lain.

A: Pengakuan saudara itu memang penting, tetapi lebih utama
kalau diikuti dengan kesadaran.

B: Saya harap tunjukkan lagi ayat-ayat di kitab Injil yang
berselisih

A: Baiklah, silahkan periksa di kitab Samuel yang ke-II pasal 8
ayat 9, 10.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Bermula, maka setelah
kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah
mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM
anaknya menghadap raja Daud akan bertanyakan selamat baginda dan
menyampaikan berkat selamat kepada baginda....".

A: Cukup dibaca sampai disitu, bagaimana menurut pendapat
saudara maksud ayat itu, siapakah nama raja Hamat?

B: Menurut ayat ini, raja Hamat bernama "Toi"

A: Sekarang silahkan periksa kitab: "Tawarikh yang pertama",
pasal 18 ayat 9

B: Di sini menyebutkan: "Hatta apabila kedengaranlah kabar
kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap
balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu"

A: Di ayat ini siapakah nama raja Hamat

B: Menurut ayat ini, nama raja Hamat ialah "Tohu"

A: Nah, perhatikanlah : disuatu ayat menyebutkan nama Raja Hamat
ialah "Toi" sedangkan di ayat lain menyebutkan "Tohu". Yang manakah
namanya benar Tohukah atau Toi.

B: Ya, namanya memang berselisih. Akan tetapi hanya selisih
tentang nama saja. Jadi hanya perselisihan yang kecil saja.

A: Kalau kesalahan dari manusia biasa, tentu kita tidak
keberatan, akan tetapi ini adalah kesalahan "Wahyu" atau "Ilham".

B: Betul juga pendapat bapak, Ini adalah kesalahan wahyu atau
ilham. Mustahil wahyu atau ilham dari Tuhan terdapat kesalahan
walaupun kesalahan yang sedikit dan sekecil-kecilnya. >(pada halaman
ini terdapat footnote: Al Kitab edisi 1994, kata Tohu diganti Tou.
Mungkin pada >tahun berikutnya kata Tou akan diganti dengan Toi)

A: Bukan itu saja, Silahkan periksa lagi kitab Samuel yang kedua
pasal 8 ayat 9 dan 10

B: Di sini menyebutkan: "Bermula, maka setelah kedengaranlah
kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan
segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya
menghadap raja Daud .."

A: Cukup dibaca sampai disitu dulu, di ayat itu ada tersebut
seseorang bernama Yoram, siapakah Yoram menurut ayat tersebut?

B: Menurut ayat tersebut Yoram itu anaknya Toi, raja Hamat.

A: Betul, sekarang lanjutkan periksa di kitab: Tawarikh yang
pertama pasal 18 ayat 9 dan 10.

B: Di sini ada menyebutkan : "Hatta apabila kedengaranlah kabar
kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap
balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu". "Disuruhnyalah Hadoram
puteranya pergi menghadap baginda raja Daud.."

A: Cukup dibaca sampai disitu. Diayat itu ada disebutkan seorang
bernama Hadoram, Siapakah Hadoram itu menurut susunan ayat tersebut?.

B: Menurut susunan ayat tersebut orang yang bernama Hadoram itu
adalah anak Tohu, raja hamat

A: Buktikan, disatu ayat menyebutkan bahwa Yoram itu anaknya
Toi, sedangkan di ayat lain menyebutkan anaknya Toi itu bukan Yoram,
melainkan Hadoram.

B: Saya tidak tahu

A: Saya bertanya bukan tentang tahu atau tidaknya, melainkan
tentang kebenaran di dua ayat itu.

B: Saya tidak tahu yang mana yang benar.

A: Bukan saudara saja yang tidak mengetahui kebenarannya, malah
yang menulis ayat itupun tidak bisa menunjukkan yang tepat tentang
kebenarannya nama anaknya Toi itu; padahal yang dinamakan kitab suci
pasti benar isinya, bersih dari segala macam kesalahan, sampai kepada
kesalahan yang sekecil-kecilnya, sesuai dengan pengakuan saudara
tadi.

B: Mestinya begitu.

A: Tetapi kenyataannya tidak begitu. Buktinya, silahkan saudara
periksa lagi di kitab Samuel ke II pasal 8 ayat 8.

B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka dari dalam
Betach dan dari dalam Berotai, dua buah negeri Hadar Ezar, diambil
raja Daud akan banyak Tembaga.

A: Bagaimana maksud ayat ini menurut tafsiran saudara.

B: Maksudnya ialah raja Daud mengambil banyak tembaga dari dua
tempat bernama Betach dan Berotai.

A: Silahkan periksa di Kitab Tawarich yang pertama pasal 18 ayat
8

B: Baik disini ada menyebutkan: "Maka dari dalam Tibchat dan
dari dalam Chun, negeri Hadar Ezar itu diambil Daud amat banyak
tembaga.

A: Buktikan disatu ayat menyebutkan dua tempat yang diambil
tembaganya oleh Daud ialah Betach dan Berotai, sedangkan di ayat lain
menyebutkan dua tempat itu ialah Tibchat dan Chun. Di dua ayat itu
tempat manakah yang sebenarnya diambil tembaganya oleh Daud. Kalau
betul kitab Injil itu mestinya suci dari pada kesalahan dan
perselisihan atau berlawanan tentang ayat-ayatnya.

B: Betul, dua ayat ini memang tidak cocok, yang satu dengan yang
lain bertentangan.

A: Apakah saudara masih memerlukan lagi ayat-ayat yang
berlawanan didalam Bibel.

B Saya merasa beruntung kalau bapak masih bersedia menunjukkan
demi untuk meningkatkan kesadaran saya.

A: Baiklah saya ikuti kehendak saudara. Silahkan periksa lagi di
Kitab Raja-raja kedua pasal 8 ayat 26.

B: Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun umur raja
Ahazia pada masa ia naik raja itu dua puluh dua tahun, maka
kerajaanlah ia Jerusalem setahun lamanya, adapun nama bunda-bunda
baginda itu Atalia anak Omri raja orang Israil".

A: Menurut susunan ayat ini, berapakah umur raja Ahazia pada
waktu ia menjadi raja.

B: Berdasarkan ayat ini diwaktu umur 22 tahun.

A: Silahkan saudara periksa lagi di kitab: Tawarikh ke II pasal
22 ayat 2

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Adapun pada masa ia naik
raja itu empat puluh dua tahun, dan kerajaanlah ia di Jerusalem
setahun lamanya, maka nama bunda baginda itu Atalia anak Omri"

A: Di ayat ini menyebutkan berapakah umur Ahazia diwaktu menjadi
raja.

B: Di ayat ini menyebutkan diwaktu berumur 42 tahun.

A: Nah Di dua ayat ini yang manakah yang benar, diwaktu berumur
22 tahunkah atau berumur 42 tahun. Di satu ayat menyebutkan Ahazia
menjadi raja di waktu berumur 22 tahun, dan di ayat yang lain
menyebutkan pada waktu berumur 42 tahun. Bukankah ini menunjukkan
perselisihan yang menyolok sekali di kitab Injil yang dikatakan suci
itu.

B: Ya, perselisihan di dua ayat ini tak dapat dipungkiri lagi.

A: Supaya makin bertambah tak dapat dipungkiri lagi oleh saudara
tentang ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bibel itu. Silahkan
saudara periksa lagi di kitab Raja-raja II pasal 24 ayat 8.

B: Baik, disini ada menyebutkan : "Jojachin pada masa ia naik
raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga
tahun lamanya dan nama bunda baginda itu Nehusta anak Elmatan dari
Jerusalem"

A: Siapakah nama raja di ayat ini

B: Namanya Jojachin

A: Silahkan saudara periksa di kitab: Tawarikh yang kedua pasal
36 ayat 9

B: Di sini ada menyebutkan: "Adapun umur Jehojachin pada masa ia
naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem
tiga bulan dan sepuluh hari lamanya, maka diperbuatnya barang yang
jahat kepada pemandangan Tuhan".

A: Buktikan perselisihan yang menyolok pada dua ayat ini; di
satu ayat menyebutkan Jojachin dan di ayat yang lain menyebutkan
Jehojachin. Selanjutnya di satu ayat menyebutkan kerajaan Jojachin di
Jerusalem tiga tahun lamanya dan diayat yang lain menyebutkan 3 bulan
10 hari. Yang manakah yang benar di dua ayat ini, Jojachinkah atau
Jehojachin, dan kerajaan Jerusalem selama 3 tahunkah atau 3 bulan 10
hari? Harap saudara periksa lagi dengan teliti susunan dua ayat yang
saudara baca tadi.

B: Betul, memang tidak cocok antara dua ayat ini.
>Catatan kaki: Al Kitab yang diterbitkan tahun 1994, Kata
"Yehoyakhin" diganti dengan "Yoyakhin" >dan di Alkitab edisi tahun
1994, kata "tiga tahun" diganti "tiga bulan".

A: Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan memang tidak cocok.

B: Memang mustahil dikitab suci mengandung ayat-ayat yang
berlawanan antara yang satu dengan yang lain.

A: Supaya lebih nyata kemustahilannya, teruskan saudara periksa
di kitab Saul yang kedua pasal 23 ayat 8

B: Di ayat ini tersusun sebagai berikut: "Bermula, maka inikah
nama segala pahlawan yang mengiringi Daud, Josech Basjebet bin
Tachkemoni, kepala segala penghulu iapun bergelar penyucuk dan
penikam lembing, sebab ditikamnya akan kedelapan ratus orang dalam
sekali saja berperang".

A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara:
"Siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut ayat ini

B: Namanya Josech Basjebet bin Tachkemoni

A: Menjabat apakah ia

B: Kepala segala penghulu

A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang.

B: Delapan ratus orang

A: Kalau begitu, silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang
pertama pasal 11 ayat 11

B: Di ayat ini susunan kalimatnya seperti berikut: "Maka inilah
bilangan segala pahlawan yang mengiringi Daud, Yasobam bin Hachmoni,
kepala orang tiga puluh, yang melayangkan lembingnya kepada orang
tiga ratus, ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali
berperang".

A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara:
"Siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut ayat ini

B: Namanya Yasobam bin Hachmoni

A: Menjabat apakah ia

B: Kepala dari orang tiga puluh

A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang.

B: Sebanyak Tiga ratus orang

A: Cocokkan dua ayat ini antara yang satu dengan yang lain.

B: Terlalu tidak cocok malah dalam dua ayat ini terdapat 3 macam
selisih yang jelas sekali.

A: Memang. Di satu ayat menyebutkan pahlawan yang mengiringi
Daud bernama Josech Basjebet bin Tachkemoni dan di ayat yang lain
bernama Yasobam bin Hachmoni. Di ayat inipun menyebutkan Kepala orang
tiga puluh. Di ayat itupun ada menyebutkan lagi Menikam 800 (delapan
ratus) orang dalam sekali berperang dan di ayat yang lain
menyebutkan menikam 300 (tiga ratus) orang dalam sekali berperang.

B: Intermezzo sedikit pak Kyai.

A: Ya, boleh intermezzo jenis apa

B: Saya merasa sungguh kagum, karena Bapak Kyai hapal diluar
kepala tentang ayat-ayat Bibel. Padahal kalau tidak salah ayat-ayat
dikitab Bibel itu ada ribuan. Dengan cara bagaimana Bapak
menghafalnya.

A: Lain waktu saya bisa terangkan pada saudara.

B: Menghafalkannya saja tentu amat berat, Yang betul-betul
mengherankan saya, dapat bapak menunjukkan dengan tepat letaknya ayat-
ayat di Bibel dan tambah mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat Bibel
yang berlawanan antara satu dengan yang lain. Baik tentang nama-nama
suratnya, pasalnya, maupun ayat-ayatnya, kesemuanya dengan tepat
sekali bapak menunjukkannya. Betul saya bertanya; malah diantara
saudara-saudara yang hadir kemarin malam ada yang membisikkan pada
telinga saya, memberikan dorongan supaya menanyakan kepada bapak.

A: Supaya tidak banyak makan waktu, saya jawab dengan singkat
saja, saya kalau menghafalkan sesuatu tidak hanya menggunakan alat
pancaindera lahir (sensus exterior) semata-mata, akan tetapi juga
alat-alat pancaindera bathin (sensus interior). Keterangan mengenai
soal ini cukup panjang, membutuhkan antara dan waktu tersendiri.
Kalau saudara ada hasrat, lain waktu akan saya jelaskan.

B: Baiklah kalu begitu, sekarang kita lanjutkan

A: Sebagai bukti, bahwa alat pancaindera bathin itu dapat
menembus, maka saya tembuskan pandangan bathin saya ke dalam kitab
Bibel, untuk saya tunjukkan lagi pada saudara ayat-ayat di Bibel yang
berlawanan.

B: Terima kasih
A: Silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel yang kedua
pasal 24 ayat 1

B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Bermula maka kembali
pula bangkitlah murka Tuhan akan orang Israil, diajaknya Daud akan
lawan mereka itu katanya: Bilangkanlah olehmu akan orang Israil dan
akan orang Jehuda""

A: Menurut ayat ini, siapakah yang mengajak Daud membilang dan
melawan orang Israil.

B: Menurut susunan ayat ini yang mengajak Daud ialah Tuhan.

A: Betul, sekarang silahkan saudara periksa di kitab Tawarikh
yang pertama pasal 21 ayat 1.

B: Baik, dipasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Sebermula, maka
pada masa itu, berbangkitlah syetan akan celaka orang Israil,
diajaknya Daud supaya dia membilang banyak orang Israil"

A: Menurut ayat ini siapakah yang mengajak Daud membilang orang
Israil.

B: Berdasarkan ayat ini yang mengajak Daud, ialah Syetan.

A: Nah, perhatikan; disatu ayat menyebutkan yang mengajak Daud
adalah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain menyebutkan, yang
mengajak Daud adalah Syetan. Yang manakah yang benar diantara dua
ayat ini, Tuhankah atau syetan.

B: Ya, betul; ini adalah suatu perselisihan yang menyolok
sekali.

A: Kalau demikian tentunya saudara dapat membayangkan, apakah
Bibel yang sekarang ini masih tetap dikatakan sucikah atau sudah
dicampuri oleh tangan manusia.

B: Kalau sudah terang-terangan begini, tentunya sulit untuk
dipertahankan kesuciannya.

A: Apakah saudara masih belum merasa puas bukti-bukti yang saya
tunjukkan tentang ayat-ayat Bibel yang berlawanan antara yang satu
dengan yang lain itu.

B: Sudah cukup jelas.

A: Jangankan di kitab suci itu sampai terdapat beberapa ayat
yang berlawanan malah satu ayat saja terdapat ayat yang berselisih
dengan ayat lain, sudah cukup alasan untuk tidak dapatnya
dipertahankan dan diyakinkan tentang kesuciannya.

B: Kalau begitu kitab Bibel yang dianggap suci oleh penganutnya
itu lantas bagaimana.

A: Sebetulnya pertanyaan saudara itu harus dijawab oleh saudara
sendiri karena saudara saudara sendiri masih mempunyai kitab itu.
Tetapi saya tolong menjawabnya. Setiap agama mempunyai kitab suci.
Akan tetapi kalau di kitab sucinya itu ternyata terdapat beberapa
ayatnya yang berselisih atau berlawanan dan tidak cocok antara yang
satu denganyang lain, apakah penganut-penganut agama itu masih
berkeyakinan bahwa kitab sucinya itu tetap suci. Padahal yang
dinamai kitab suci adalah wahyu, ilham dari tuhan. Mustahil sekali
kalau wahyu Tuhan itu tidak cocok. Di satu ayat Tuhan berkata YA
lalu diayat yang lain lagi menyatakan TIDAK. Di satu ayat Tuhan
berkata "A" lalu diayat lain Tuhan berkata lagi bukan "A" tetapi
"B". Kalau sampai terjadi demikian, tidak mustahil bahwa tangan
manusia sudah ikut campur di dalamnya.

B: Betul begitu, Tetapi maaf. Kalau Bapak tidak berkeberatan,
saya minta lagi.

A: Minta yang mana lagi yang dimaksudkan oleh saudara.

B: Minta satu ayat lagi yang berselisih di Bibel

A: Agaknya saudara akan menguji saya tentang Bibel.

B: Tidak, betul-betul tidak. Hanya minta satu saja. Betul-betul
saya hanya minta satu ayat saja lagi.

A: Saudara minta satu ayat lagi atau lebih, saya bisa tunjukkan.
Tetapi waktunya sudah jauh malah. Kecuali kalau saudara suka
menerima sampai pagi.

B: Tidak, betul-betul hanya minta satu ayat lagi. Setelah itu
kita lanjutkan pasal-pasal yang lain.

YANG HADIR: Teruskan sampai waktu subuh, kita setuju dan akan tetap
tenang.

A: Baiklah saya penuhi pengharapan saudara Antonius. Silahkan
saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18.

B: Baik, di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Tetapi
kemudian, larilah segala orang syam itu dari hadapan orang Israil,
maka daripada orang Syam itu dibinasakan Daud tujuh ratus ekor kuda
kereta dan empat puluh ribu orang berkuda, tambahan pula
dikalahkannya Sobach, panglima perang mereka itu, sehingga matilah ia
disana..."

A: Cukup dibaca sampai disitu dulu, saya akan bertanya pada
saudara, diayat ini ada berapakah jumlahnya kuda kereta yang
dibinasakan oleh Daud.

B: Di ayat ini menyebutkan 700 (tujuh ratus) banyaknya yang
dibinasakan oleh Daud.

A: Di ayat itu juga ada berapakah jumlahnya orang berkuda yang
dibinasakan oleh Daud.

B: Menurut ayat ini ada 40.000 (empat puluh ribu) orang berkuda
yang dibinasakan oleh Daud.

A: Dan di ayat itu juga, siapakah namanya panglima perang yang
dibunuh

B: Menurut ayat ini panglima perang yang dibunuh bernama Sobach

A: Betulkah semuanya itu, silahkan periksa lagi.

B: Betul demikian jawaban-jawaban saya berdasarkan ayat ini.

A: Kalau begitu silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang
pertama pasal 19 ayat 18.

B: Di sini ada menyebutkan: "Maka larilah segala orang Syam dari
hadapan orang Israil, maka dibinasakan Daud daripada orang Syam itu
tujuh ribu ekor kuda kereta, dan empat puluh ribu orang yang berjalan
kaki, tambahan pula dibunuhnya Sofach panglima perang itu."

A: Saya akan bertanya; Ada berapakah jumlah kuda kereta yang
dibinasakan oleh Daud menurut ayat ini

B: Menurut ayat ini, menyebutkan ada 7000 (tujuh ribu).

A: Di ayat ini juga yang dibinasakan oleh Daud apakah 40.000
orang yang berkuda atau 40.000 orang yang berjalan kaki

B: Di ayat ini yang dibinasakan oleh Daud ada menyebutkan 40.000
yang berjalan kaki, bukan orang berkuda.

A: Pun di ayat ini juga, disebutkan siapakah namanya panglima
perang, apakah bernama Sobach-kah atau Sofach

B: Di ayat ini disebutkan bernama Sofach.

A: Coba saudara perhatikan dengan seksama perselisihan di dua
ayat ini. Satu ayat saja sudah terdapat 3 macam selisih. Di kitab
Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18 menyebutkan; yang dibinasakan oleh
Daud sebanyak 700 (tujuh ratus) kuda kereta, sedangkan di kitab
Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18 menyebutkan 7.000 (tujuh
ribu) kuda kereta. Yang manakah yang benar di dua ayat itu. Di kitab
Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan 40.000 (empat puluh ribu)
orang berkuda, sedangkan di kitab Tawarikh I, 40.000 orang berjalan
kaki. Yang manakah yang benar, 40.000 orang berkudakah yang
dibinasakan oleh Daud atau 40.000 orang berjalan kaki. Di kitab
Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan panglima perangnya bernama
Sobach sedangkan dikitab Tawarikh yang pertama menyebutkan
panglimanya bernama Sofach. Yang manakah yang benar, Sobach-kah atau
bernama Sofach.

B: Sudah cukup puas; saya sudah menyadari dan saya sudah mulai
insyaf

A: Mulai sadar dan insyaf yang bagaimana yang saudara maksudkan

B: Jiwa dan kesadaran saya mulai terbuka. Besok malam saya akan
lukiskan kandungan hati saya, setelah saya menerima jawaban-jawaban
pertanyaan-pertanyaan saya yang lain pada Bapak.

A: Baiklah saya persilahkan

B: Apakah sebabnya orang-orang pandai (sarjana) dinegeri Barat
banyak yang memeluk agama Kristen? Kalau agama Islam suatu agama yang
benar dan ajran-ajarannya sesuai dengan Ilmu pengetahuan dan modern,
tentunya mereka masuk Islam.

A: Sebelumnya saya memberikan jawaban, saya akan bertanya,
saudara sendiri termasuk sarjana. Mengapa saudara memeluk (tertarik
pada, red) agama Islam.

B: Ya, karena hasil diskusi ini yang membawa saya lebih
menyelami dan memilih ajaran-ajaran agama Islam.

A: Sekiranya tanpa diskusi yang menghasilkan tambahnya meneliti
ajaran-ajaran Islam, apakah mungkin saudara menjadi pemeluk agama
Islam yang sadar.

B: Menurut pikiran saya tidak mungkin.

A: Orang-orang di negeri barat yang saudara
sebut itu sekiranya seperti saudara pula dalam
menganut suatu agama.

B: Ya, betul

A: Memang betul, Karena di zaman ini dari
mereka ada banyak yang sudah memeluk agama
Islam atas hasil penyelidikan dan
penelitian yang mendalam.

B: Akan tetapi ada orang-orang Islam yang
berpindah agama menjadi pemeluk agama
Kristen.

A: Dari manakah saudara ketahui.

B: Di negeri kita sendiri. Buktinya dengan
bertambahnya pembangunan Gereja, sekolah
Kristen nampaknya sementara senantiasa
bertambah jumlahnya.

A: Apakah orang-orang Islam yang masuk
agama Kristen itu terdiri dari sarjana-sarjana
Islam.

B: Saya tidak mengetahuinya, hanya dari
kata-kata saja. Akan tetapi saya sendiri sampai
saat ini belum menemukan malah belum
mendengar sarjana-sarjana Islam masuk Kristen.

A: Kalau begitu orang-orang Islam di
Indonesia yang berpindah agama bukan dari hasil
penelitian; jadi masuknya bukan karena
keyakinannya.

B: Mengapa bapak berpendapat demikian

A: Saudara membuktikan sendiri bahwa orang-
orang Islam di Indonesia ada banyak sekali,
yang miskin, melarat dan menderita dalam
hidupnya. Mereka butuh uang, makan, pakaian
dan obat-obatan, Kesempatan ini
dipergunakan oleh beberapa orang penganut Kristen
untuk mempengaruhi mereka dengan jalan
membagi-bagikan makanan, pakaian,
obat-obatan dan lainnya kalau tidak keliru.

B: Ya, saya pernah baca di majalah Kiblat.

A: Di zaman ini ada beberapa orang dinegeri
barat yang mulanya beragama Kristen setelah
menyelidiki dan meneliti ajaran-ajaran
Islam, yang menunjukkan kebenaran ajaran Islam
mereka berterusterang berpindah menjadi
penganut Islam; mereka itu golongan sarjana,
malah diantaranya terdapat pendeta Kristen
yang menjadi pemeluk agama Islam.
B: Betul, saya sendiri pernah membaca di Majalah Kiblat.

A: Jadi sudah jelas, bahwa orang-orang di negeri yang beragama
Kristen lalu berpindah menjadi pemeluk Islam disebabkan dari hasil
penelitiannya tentang kebenaran ajaran-ajaran Islam, umumnya orang-
orang yang di negeri barat kalau melakukan sesuatu penelitian dan
penyelidikan menggunakan kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka
menjadi penganut Islam dengan kesadaran dan keyakinannya.

B: saya menerima keterangan bapak.

A: Sedangkan orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama
menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan dari hasil penyelidikan
dan penelitiannya yang tentunya bukan di atas dasar kesadaran dan
keyakinannya, melainkan karena perut lapar, karena hidupnya yang
Senin Kamis, butuh makan, uang, pakaian, maupun obat-obatan. Dengan
keterangan saya ini Saudara bia bandingkan sendiri sebab musababnya
orang-orang Kristen di negeri Barat yang masuk Islam dan orang-orang
Islam di Indonesia yang masuk agama Kristen.

B: tetapi tentu ada juga orang-orang Indonesia yang tidak miskin
masuk agama Kristen

A: Tetapi tentu itu umumnya bukan berasal dari penganut agama
Islam, mungkin dari agama yang lain lagi. Jadi masih ada yang akan
ditanyakan lagi.

B: Ya, sedikit, besok malam saja. Sekarang sudah jauh malam.

A: Baiklah, besok malam, agar lebih sempurna.
PERTEMUAN YANG KESEMBILAN
MASUK ISLAM


A: Pertemuan kita sudah berlangsung beberapa kali dan berjalan
lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini, apakah masih ada pertanyaan-
pertanyaan saudara yang akan diajukan

B: Sejak siang tadi, saya telah pikirkan dan pertimbangkan
secara mendalam tentang hasil-hasil pertemuan kita yang menimbulkan
kesadaran saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih agama
yang mana yang harus saya ikuti.

A: Alhamdulillah, kalau saudara sudah dapat menentukan sendiri.
Jadi bagaimana kepercayaan saudara sekarang ini terhadap Trinitas
(Tuhan Bapak, tuhan Anak dan Ruhul Kudus).

B: Memang soal inilah yang sedang saya renungkan sejak tadi
siang, oleh karena saya masih merasa terikat oleh satu "Patokan" yang
hingga saat ini belum dapat saya pecahkan. Padahal keterangan bapak
sangat memuaskan sejak semula kita bertemu.

A: Sekiranya saudara tidak berkeberatan, cobalah saudara
terangkan. Mungkin saya dapat membantu saudara.

B: Ialah soal Trinitas. Soal ini masih berbekas dalam jiwa saya.

A: Baiklah, saudara terangkan saja.

B: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu walaupun tersusun
dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya Tunggal juga. Karena
yang satu tidak dapat terpisah dengan yang lain. Persoalan inilah
yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain,
mengenai ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al Qur'an,
Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan tuhan, teristimewa perselisihan
ayat-ayat di Bibel dan keterangan-keterangan serta penjelasan-
penjelasan bapak yang berdasarkan fakta objektif dan interesant itu
bagi saya sudah beres dan saya menyerah.

A: Baiklah, lanjutkan.

B: Tetapi soal Trinitas itu masih terlukis saja dalam keyakinan
saya. Sehingga belum dapat secara bulat (ikhlas) bagi saya untuk
mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa penjelasan-penjelasan
yang cukup luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.

A: Jadi yang tiga oknum itu, saudara masih mempercayai bahwa
ketiga-tiganya itu adalah Tuhan semuanya.

B: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai tipis.

A: Jadi Tuhan Bapak itu Tuhan

B: Ya.

A: Tuhan Anak, Yesus, apakah Tuhan

B: Ya.
A: Apakah Rohul Kudus juga Tuhan

B: YA, semuanya tiga tetapi tetap satu (tunggal), seperti telah
saya terangkan tadi. Supaya lebih jelas, saya buatkan misal.

A: Baiklah, silahkan saudara buatkan misal.

B: Bapak sekarang sedang menghisap rokok

A: Ya sekarang sedang merokok. Saudara-saudara yang hadir
melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.

B: Rokok yang bapak isap itu, terdiri dari tiga susunan ialah:

1. Batang Rokoknya
2. Apinya
3. Merah api pada rokok

A: Ya betul, teruskan.

B: Batang rokok, apinya dan merahnya itu menjadi satu juga
walaupun terdiri dari pada 3 susunan, akan tetapi pada hakekatnya
satu juga, ialah rokok, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan
berpadu menjadi satu (tunggal). Demikian juga halnya dengan Trinitas
itu.

A: Misal atau perumpamaan yang saudara berikan walaupun dianggap
benar, tetapi tidak tepat.

B: Jadi bagaimana, saya minta dibantah kalau tidak tepat.

A: Saya tidak akan membantah, malah saya hargai pendapat saudara
itu. Saya hanya ingin bertanya mengenai perumpamaan yang saudara
kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta diberi jawaban
yang tepat.

B: Baik, semoga saya bisa menjawabnya.

A: Tadi saudara memberikan perumpamaan tentang rokok dalam hal
persamaan dengan Trinitas.

B: Ya, betul begitu.

A: Saya ingin bertanya, dan saya sekarang sedang merokok. Apakah
batang rokok ini, rokok-kah atau bukan.

B: Ya. Betul batang rokok

A: Apakah apinya rokok ini, rokok-kah atau bukan.

B: Bukan

A: Apakah merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan.

B: bukan

A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi: Apakah Tuhan Bapak itu
Tuhan atau Bukan
B: Ya, betul Tuhan

A: Apakah Anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (tuhan bapak) atau
bukan

B: Bukan

A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan

B: Mestinya bukan juga.

A: Kalau saudara mengatapak apinya rokok itu bukannya Rokok dan
merahnya rokok ini bukan rokoknya, maka jelaslah bahwa Yesus itu
bukan Tuhan dan rohul kuduspun bukan Tuhan.

B: Ya,

A: Kecuali sekiranya saudara ada menyebutkan: Apinya rokok ini
adalah rokok, maka adalah saudara berkata : Yesus itu adalah Tuhan
dan Rohul Kudus itu pun tuhan juga.

B: Ya, betul tepat sekali jawaban bapak.

A: Sekarang bagaimana kepercayaan saudara, apakah Yesus itu
Tuhan atau bukan.

B: Bukan!

A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan.

B: Terang bukan Tuhan!

A: Kalau begitu masihkah saudara berkeyakinan terhadap Trinitas.

B: Sudah Lenyap!

A: Kalau sudah lenyap, lantas bagaimana.

B: ya, keyakinan saya sekarang, hanya ada SATU TUHAN

A: Jadi saudara mempercayai bahwa TUHAN TUNGGAL

B: Seharusnya demikian; saya percaya bahwa Tuhan itu Tunggal,
Tidak ada Tuhan yang lain lagi.

A: Yang dimaksudkan Tuhan oleh saudara, apakah Tuhan Allah atau
bagaimana.

B: Tentu saja Tuhan ALLAH

A: Pada pertemuan yang lalu, saudara telah mengaku kebenaran
Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah.

B: Ya, saya tidak berdusta

A: kalau begitu saudara telah mengakui bahwa: "Tidak ada Tuhan
melainkan Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah"

B: Betul, saya mulai saat ini masuk Islam, menjadi penganut
Agama Islam, dan termasuk ummatnya Nabi muhammad SAW.

HADIRIN DENGAN SUARA SERENTAK: Alhamdulillah, Alhamdulillah, saudara
Antonius sekarang menjadi saudara kita.

A: Saudara yang hadir ikut menyaksikan sendiri, bahwa pada malam
ini tangal 18 Maret 1970 jam 10.15 menit malam, saudara Antonius
telah masuk Islam.

HADIRIN : Kami telah menyaksikan.

A: Saya minta saudara Antonius membacakan "Kalimah Syahadah",
saya bacakan dulu lalu saudara diharap mengikutinya menyebutkan
pengakuan.

"Asyhadu Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan
Rasulullah"

Tahukah saudara artinya.

B: Ya, tetapi sebaiknya saya minta dituntun membacanya, pertama-
tama bapak, supaya tidak keliru. "Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya
tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya mengaku sesungguhnya Nabi
Muhammad adalah Pesuruh Allah".

A: Betulkah saudara-saudara yang hadir

HADIRIN: Betul. Cukup, sudah sah Islamnya.

A: Marilah kita bersama-sama berdo'a dan memanjatkan syukur
kehadirat Allah SWT dan diharap saudara Antonius dan saudara-saudara
yang hadir semuanya mengucapkan Amien.

Setelah doa dibacakan, saya harap saudara-saudara yang hadir
berjabatan tangan dengan saudara Antonius selaku saudara kita yang
baru. Apakah nama saudara Antonius masih ada lanjutannya.

B: Nama saya yang sebenarnya "Antonius Widuri"

A: Bolehkah saya tambah tanpa mengubah nama yang asal (aslinya)

B: Ya, saya setuju

A: Saya tetapkan nama saudara sekarang "Antonius Muslim Widuri".
Jadi ditambah dengan kata Muslim.

B: Saya terima namanya menjadi namanya dan cocok buat saya.

A: Saudara-saudara yang hadir tentu sudah mendengar juga
tambahan nama ini.

HADIRIN: Nama itu wajar dan cocok, bagus.

A: Bersediakah saudara melakukan Shalat, Puasa, Zakat dan ajaran-
ajaran Islam lainnya.

B: Selaku seorang islam, saya wajib mentaati ajaran-ajaran Islam
menurut kemampuan (kemampuan saya).

A: Terima kasih. Apakah saudara ingin memberikan sekedar
sambutan atau menyampaikan beberapa buah kata besok malam, karena ada
kawan yang akan mengadakan sekedar selamatan.

B: Baiklah, saya penuhi besok malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar