Senin, 30 April 2012

WAWANCARA

Apa sih wawancara itu? Pada dasarnya wawancara adalah tanya jawab antara seseorang dengan orang lain atau antara seseorang dengan beberapa orang. Tujuannya adalah untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi atau untuk menapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dalam, dan secara psikologis berkaitan dengan manusia. Jawaban itu diharapkan benar-benar proporsional dan akurat.Karena sifatnya yang lisan, perlu keterampilan yang komplit untuk memahami hasil wawancara. Keterampilan tersebut adalah keterampilan bertanya untuk menggali informasi, keterampilan menyimak untuk menangkap isi wawancara, dan keterampilan menulis untuk mendokumentasikan informasi hasil wawancara.
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara itu dapat berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran, dan lain-lain. Informasi itu dapat diperoleh dari orang yang memiliki otoritas, pakar, atau mempunyai “human interest” yang tinggi, serta orang lain yang dipandang layak untuk memberikan informasi. Informasi itu dapat dimanfaatkan sebagai bahan opini, untuk memperkuat fakta peristiwa yang berasal dari manusia, sebagai bahan cerita, atau sebagai bahan penulisan biografi.
Wawancara yang baik tentu akan menghasilkan berita yang baik. Oleh karena itu, kegiatan wawancara bukan sekadar menanyai seseorang kemudian menuliskannya. Kenyataannya, kegiatan wawancara memerlukan keahlian yang luar biasa dan memerlukan kualitas tertentu di pihak pewawancara. Untuk itu, perlu diperhatikan dan dipersiapkan ecara matang baik mental maupun masalah yang akan diperbincangkan.

Langkah –langkah dalam melaksanakan wawancara
1. Tahap Persiapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.
Menentukan masalah yang akan dibicarakan.
Menentukan arah permasalahan yang akan digali.
Menentukan orang yang akan diwawancarai, dengan kriteria yang jelas.
Mengenali sifat dan karakter orang yang akan diwawancarai.
Menguhubungi dan membuat janji dengan orang yang akan diwawancarai.
Mempelajari permasalahan dan mempersiapkan pertanyaan dengan sebaik-baiknya.
Mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti bloknote, ballpoint, atau tape recorder.

2. Tahap Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.
Kalau waktunya tidak mendesak/cukup dapat menggunakan pendekatan ridak langsung.
Pertanyaan diajukan secara langsung dan tidak bertele-tele.
Anda adalah orang yang bertanya, untuk itu hindari terlalu banyak berkomentar.
Mampu mempertahankan suasana agar wawancara santai, bebas, sopan, tidak tegang, serta menghinari terjadinya perdebatan.

Sebaiknya tidak terlalu banyak mencatat dalam bloknote, sebaiknya dicatat di dalam otak.
Mampu menjaga pokok persoalan dan tangkas dalam menarik kesimpulan.
Jangan segan menanyakan hal-hal yang sederhana jika memang hal itu tidak diketahui maknanya.
Apabila akan merekam pembicaraan sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu apakah diperkenankan untuk direkam.

Setelah selesai wawancara, ulangilah pokok tanya jawab untuk menghindari kesalahan penafsiran atau hal-hal yang kurang segera dapat diketahui.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih setelah selesai melaksanakan wawancara.
Apabila ada keterangan yang dinyatakan secara “off the record” (tidak untuk disiarkan). MakaAnda harus benar-benar tidak menuliskannya dalam berita.

Tahap Penulisan Hasil Wawancara
Dalam kenyataannya hasil wawancara yang masih mentah baru berupa tulisan tentang kata-kata kunci atau inti jawaban orang yang diwawancarai. Sebagian yanglain masih berada di otak kita. Agar hasil wawancara itu kelihatan hasilnya, kita harus menyuntingnya menjadi tulisan yang utuh.
Ada dua bentuk yang dapat digunakan untuk menuliskan hasil wawancara, yakni bentuk tanya jawab dan bentuk berita atau laporan. Dengan bentuk yang pertama, hasil wawancara dapat ditampilkan secara utuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuantape recorder. Bentu yang kedua, hasil wawancara dimasukkan ke dalam paragraf atau diletakkan di antara uraian dalam paragraf.contoh nyata dari hasil wawancara adalah berita di surat kabar. Tentunya suatu berita yang baik tidak secara langsung menunjukkan bahwa wawancara yang dilakukan juga baik. Hal tersebut dikarenakan setelah data wawancara terkumpul, masih diperlukan keterampilan bahasa. Keterampilan tersebut adalah mengolah data dalam bahasa tulis yang informatif, segar, sistematis, dan bermanfaat.

disarikan dengan perubahan dari: Agus Harianto,S.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar