(FARICHIN,S.Pd)
Dalam cerita fiksi seperti cerpen dan novel, angan dan pikran pembaca dapat terbawa dalam alur cerita. Semua itu terjadi karena dalam sebuah cerita fiksi ada unsur yang disebut ilustrasi. Ilustrasi adalah deskripsi atau gambaran tentang setting, fisik tokoh, perasaan dan tindakan tokoh cerita, jalannya peristiwa. Ilustrasi memegang peranan yang penting dalam karya fiksi. Dengan ilustrasi pengarang akan mentransfer seluruh kondisi yang ada dalam kepalanya kepada alam imajinasi pembaca. dengan ilustrasi itulah akhirnya pembaca dapat merasakan kehadiran benda, tempat, suasana, pikiran dan perasaan tokoh saat suatu peristiwa terjadi.
Untuk dapat membuat ilustrasi dengan baik, diperlukan pencurahan panca indera kita. Saat itu, kita ditantang untuk menhadirkan apa yang tokoh cerita lihat, dengar, cecap, raba,cium, dan rasakan dalam perasaannya pada pembaca cerpen kita sehingga pembaca dapat merasakan apa yang tokoh cerita lihat, dengar, cecap, raba,cium, dan rasakan dalam imajinasinya.
Dalam cerita fiksi seperti cerpen dan novel, angan dan pikran pembaca dapat terbawa dalam alur cerita. Semua itu terjadi karena dalam sebuah cerita fiksi ada unsur yang disebut ilustrasi. Ilustrasi adalah deskripsi atau gambaran tentang setting, fisik tokoh, perasaan dan tindakan tokoh cerita, jalannya peristiwa. Ilustrasi memegang peranan yang penting dalam karya fiksi. Dengan ilustrasi pengarang akan mentransfer seluruh kondisi yang ada dalam kepalanya kepada alam imajinasi pembaca. dengan ilustrasi itulah akhirnya pembaca dapat merasakan kehadiran benda, tempat, suasana, pikiran dan perasaan tokoh saat suatu peristiwa terjadi.
Untuk dapat membuat ilustrasi dengan baik, diperlukan pencurahan panca indera kita. Saat itu, kita ditantang untuk menhadirkan apa yang tokoh cerita lihat, dengar, cecap, raba,cium, dan rasakan dalam perasaannya pada pembaca cerpen kita sehingga pembaca dapat merasakan apa yang tokoh cerita lihat, dengar, cecap, raba,cium, dan rasakan dalam imajinasinya.
Ada beberapa bentuk ilustrasi cerita yang dapat kita munculkan pada cerpen
yang akan kita buat. Bentuk Ilustrasi tersebut adalah
1.
Ilustrasi tempat yang berisi gambaran tempat peristiwa dalam
cerita.
Ruang
kelas sudah sepi. Anak-anak yang dari pagi riuh rendah dengan celotehnya yang
tiada henti kini sudah tak satu pun batang hidung yang tampak. Meja dan kursi
siswa masih belum tertata rapi. Beberapa kertas ulangan bahasa Inggris yang
siang tadi sebelum pulang sekolah dibagi beberapa berserakan di lantai dengan
kondisi yang sangat memprihatinkan.ada yang biarkan jatuh di lantai,
diremas,bahkan beberapa mengalami nasib yang sangat tragis yaitu
disobek-sobek. Seolah anak-anak tak
menyadari bahwa dalam kertas ulangan
tersebut tergambar kemampuan dan kerjanya selama mengikuti pelajaran.
(Anak-anak zaman, Farich Abi Wildan)
2.
Ilustrasi waktu yang menggambarkan waktu sebuah peristiwa
dalam cerita terjadi. Waktu sebuah peristiwa dapat diungkapkan dengan
penggunaan kata-kata yang menunjukkan waktu secara langsung maupun tidak
langsung. Berikut ini adalah kutipan sebuah cerpen yang menunjukkan sebuah
waktu.
Suara
adzan subuh terdengar lamat-lamat dari masjid kampung seberang.beberapa saat
kemudian beberapa suara serupa susul menyusul dari beberapa mushola di sekitar
kampung itu. Udara masih diselimuti
embun yang menebarkan hawa dingin dan lembab. (Merobek Mentari, Farich Abi
Wildan)
3.
Ilustrasi suasana menggambarkan suasana saat sebuah peristiwa
berlangsung
Anisa
menangis pilu di hadapan tubuh kaku ibunya yang telah mulai tersa dingin.
Beberapa pelayat terhanyut oleh tangisan Anisa anak semata wayang ibu Hindun
yang kini telah meninggalkan dunia yang fana direnggut penyakit paru-parunya
yang tak sempat diobati. Dipeluknya tubuh yang semakin dingin itu seolah tak
rela untuk dikuburkan. Tangisnya tak juga mau berhenti meski beberapa orang
telah mmbujuknya.
(Merobek Mentari, Farich Abi Wildan)
4.
Ilustasi perasaan menggambarkan perasaan yang dialami tokoh
cerita. Apakah sang tokoh dalam kondisi sedih, marah, rindu, dan sebagainya.
Saat kita akan membuat ilustrasi ini, kita harus bisa mendalami perasaan orang
lain. Empati dan simpati terhadap kejadian yang dialami tokoh harus kita miliki
agar tercipta sebuah ilustrasi yang bagus. Berikut ini adalah contoh ilustrasi
ini dalam sebuah cerpen
Tubuh
Larasati gemetar keras. Kepalanya mulai berat. Jantung berdegup keras. Larasati
shok mendengar pengakuan Doni yang telah menghamili Dina, sahabatnya
sendiri.matanya nanar menahan gejolak perasaan yang tak menmentu. Hancur dan remuk
redam semuanya ia rasakan.
(Di
antara dua hati, Farich Abi Wildan)
Tubuh Larasati gemetar keras. Kepalanya mulai berat.
Jantung berdegup keras. Larasati shok mendengar pengakuan Doni yang telah
menghamili Dina, sahabatnya sendiri.matanya nanar menahan gejolak perasaan yang
tak menmentu. Hancur dan remuk redam semuanya ia rasakan.
(Di antara dua hati, Farich Abi Wildan)
5.
Ilustrasi tindakan menggambarkan tindakan dan reaksi tokoh
dalam kaitannya dengan peristiwa yang terjadi.
Setelah
melemparkan tasnya begitu saja ke atas meja, yang menyebabkan dua buah buku
ensiklopedi terbang bebas dan jatuh berdebam, dengan kasar ditariknya sebuah
buku tebal dari rak. Akibatnya buku-buku yang disusun saling bertumpu itu jatuh
bergeletakan. Dan itu ternyata baru awal.
Cowok
itu membuka kemejanya dan membentangkannya di atas pot bunga! Kiara terbelalak
. orang yang paling idiot pun tahu, tidak akan memasang paku di belakang pintu kalau ternya pot bunga
bisa menggantikannya.
Tapi
ditahannya kesedihannya. Sudah dijalaninya ini selama berbulan-bulan, dan
usahanya akan jadi sia-sia kalau akhirnya dia jadi ikutan sinting.
(Satu
Bintang dari Langit Kelam, Oleh Esti Kinasih)
Dalam sebuah cerpen, ilustrasi sangat berperan penting.
Dengan ilustrasi, pembaca akan dapar merasakan, melihat, mendengar, atau
terbangkitkan emosinya sesuai peristiwa yang terjadi. Semua ini terjadi karena
saat kita membaca sebuah cerpen atau karya fiksi yang lain, pembaca cenderung
mengidentifikasikan dirinya sebagai tokoh yang bermain dalam cerita tersebut.
Karena begitu pentingnya ilustrasi dalam sebuah cerpen, terkadang ada sebuah
cerpen yang hanya menggambarkan peristiwa-peristiwa ceritanya dengan
menggunakan ilustrasi semua tanpa diikuti dialog. Model ini menenimbulkan efek
bahwa pengarang sedang menceritakan sebuah peristiwa kepada pembaca secara
sepihak berdasarkan apa yang pengarang ketahui. Tokoh yang ada dalam cerita
tersebut hanya dijadikan wayang yang tidak diperlukan dialognya. Di sini
pengarang sebagai pencerita murni layaknya seorang teman bercerita dengan teman
lainnya tentang peristiwa yang dialami oleh keluarganya.
Untuk menghadirkan
ilustrasi-ilustrasi tersebut pada alam imajinasi pembaca, diperlukan beberapa cara atau trik.
Cara tersebut adalah
- Pencurahan panca indera dengan
turut sertanya kita merasakan apa yang dialami tokoh cerita. Untuk bagian
ini, buatlah setting yang akrab dengan kita sebagai penulis. Jangan
sekali-kali kita membuat cerita dengan setting yang tidak kita kenal atau
tidak pernah kita lihat secara langsung. Bagaimana mungkin kita membuat
gambaran tentang hutan kalau kita tidak pernah pergi ke hutan.
- Pergunakan diksi dan majas atau gaya bahasa untuk memperindah
kalimat yang kita buat. Dengan majas atau gaya bahasa, ilustrasi yang kita
buat akan terasa lebih indah, dan bagus. Namun yang perlu diingat,
janganlah membuat ilustrasi dengan panjang leber sehingga cerita lebih
dominan pada ilustrasinya. Pembaca akan merasa jenuh apabila hanya
disuguhkan ilustrasi-ilustrasi semata. Pembaca menginginkan konflik yang
menjadikan cerita lebih menarik. Pembahasan tentang majas akan dibahas
lebih dalam pada pembahasan tersendiri pada buku ini.
ada software buat bikinnya gak yah
BalasHapus