Oleh : Farichin
A. Argumentasi
Salah satu tolak
ukur keberhasilan suatu pembelajaran adalah prestasi belajar siswanya. Prestasi
belajar dapat diindikasikan dengan beberapa hal seperti tingkat kelulusan, daya
saing siswa di antara siswa lain dalam satu wilayah, tingkat keterserapan siswa
dalam melanjutkan studi di sekolah yang memiliki prestise bagus (sekolah
favorit). Untuk menciptakan prestasi belajar tersebut, diperlukan kemampuan
awal siswa yang bagus pula. Tanpa kemampuan awal yang bagus, rasanya agak sulit
suatu sekolah mendapatkan prestasi belajar siswa yang bagus. Namun, yang tidak
kalah penting adalah proses pembelajaran
yang berkualitas. Lalu manakah yang paling menentukan prestasi belajar siswa di
antara dua hal tersebut. Apakah kemampuan awal ataukah proses belajar yang
berkualitas?
Proses belajar
menjadi sangat penting dan memegang peranan yang sangat strategis dalam
mencapai presatsi belajar siswa. Hal tersebut terjadi karena sebagus apapun
kemampuan awal siswa di suatu sekolah, tanpa diperlakukan dalam suatu proses
pembelajaran yang bagus, akan menjadi tidak optimal. Siswa bagaimanapun
bagusnya, masih memerlukan pendampingan dari luar seperti orang dewasa atau
pendidik dalam rangka mengembangkan potensi dirinya. Sebagai contoh, sebagian
besar siswa pada sekolah-sekolah favorit masih membutuhkan pembelajaran
tambahan dengan melakukan les, kursus, atau bimbingan belajar. Itu menunjukkan
mereka masih membutuhkan proses pembelajaran yang mampu memperkaya pengetahuan
mereka.
Dalam kaitannya
dengan proses yang berkualitas, guru memiliki peranan yang strategis. Peranan
tersebut adalah terciptanya iklim kelas yang kondusif yang mampu mengoptimalkan
kemampuan awal siswa menuju pencapaian prestasi belajar yang baik. Tanpa adanya
proses pembelajaran yang kondusif, siswa akan sulit mengembangkan potensi
dirinya.
Iklim pembelajaran yang kondusif dapat tercipta apabila guru dapat
mengelola kelas secara efektif. Pengelolaan kelas yang efektif harus dilakukan
dengan perencanaan pembelajaran yang matang, pengorganisasian sumber daya yang
tepat, penggerakkan sumber daya secara konsisten, serta pengendalian perilaku
dan lingkungan belajar siswa dengan cermat. Pembelajaran yang kondusif akan
memberi pengaruh positif terhadap siswa dalam belajar di kelas. Siswa akan
dapat memanfaatkan waktu dan berbagai sumber daya untuk mempelajari materi
pelajaran dengan optimal. Pemanfaatan waktu dan sumber daya pembelajaran secara
optimal oleh siswa tentu saja akan menyebabkan tercapainya prestasi belajar
yang maksimal. Dengan demikian, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
berjalan efektif. Dampak pengiring dari hal tersebut adalah tumbuhnya kepuasan
belajar dan kepercayaan diri siswa. Kedua hal yang terakhir tersebut dapat
menjadi landasan untuk melejitkan prestasi belajar siswa selanjutnya.
B. Kajian Hasil Penelitian
Dalam research
pendidikan, banyak hasil temuan yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran
menjadi salah satu unsur utama penentu tercapainya proses pembelajaran. Penelitian
yang terkait dengan proses pembelajaran tersebut umumnya dilakukan untuk
menciptakan iklim atau proses pembelajaran yang kondusif. Beberapa cara
dilakukan. Di anataranya dengan menghadirkan model pembelajaran yang inovatif
agar proses belajar siswa lebih bagus atau dengan penggunaan media pembelajaran
yang menarik sehingga siswa lebih termotivasi mengikuti proses pembelajaran.
Dalam jurnal penelitian Wolfgang Heiden mengatakan bahwa
It is a
well-known fact that people memorize facts and ideas better when they are
emotionally involved. In addition, memorization is supported by reception of content through
multiple sensory channels. Various Elearning Tools make use of this knowledge. However, the success of
E-Learning often suffers from a lack of motivation for self-conducted studies .( http://www2.inf.fh-brs.de/~wheide2m/publ/ShkodraICT07/acadeduShkodra07.pdf
Dari
pendapat di atas kita dapat mengetahui bahwa memori dan daya pikir manusia akan
lebih baik dan berkembang apabila mereka terlibat secara emosional dalam suatu
proses pembelajaran. Salah satu yang diajukan Wolfgang untuk menciptakan proses
pembelajaran yang berkualitas adalah dengan penggunaan edutainment dalam proses
pembelajaran. hasil kesimpulan penelitian yang dilakukan wolfgang adalah
“All participants expressed their preference in terms of
motivation for this edutainment approach to academic learning compared to
traditional lecture-and-practice courses” (Heiden, Wolfgang, A European
Informational Website.Download tanggal 23 Agustus 2010.http://www2.inf.fh-brs.de/~wheide2m/publ/ShkodraICT07/acadeduShkodra07.pdf
)
pendapat
ini menginformasikan pada kita bahwa dengan pemanfaatan edutainmen siswa lebih
tertarik dan termotivasi daripada penggunaan cara yang tradisional atau
praktik.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa edutainmen adalah pemanfaatan entertainmen
dalam dunia pendidikan untuk menciptakan suatu suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa. Berkaitan dengan itu media yang berorientasi
edutainmen adalah sarana pembelajaran yang diciptakan dengan pemanfaatan
entertaimen untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Selain wolfgang, Nuryani Y. Rustaman juga melakukan
penelitian terkait dengan proses pembelajaran di kelas. Penelitian dengan judul
Perkembangan Penelitian Pembelajaran
Inkuiri dalam Pendidikan Sain menghasilkan bahwa kemampuan berinkuiri yang
terinternalisasi pada diri seseorang akan mendorong seseorang untuk mencari
fenomena dan mencari jawaban akan fenomena tersebut dalam rangka mengembangkan
potensi dirinya. Kesimpulan dari Nuryani ini tentunya menunjukkan proses
pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri akan membentuk suatu konsep
pengembangan diri pada seseorang. Dengan konsep itu kemampuan awal seseorang
akan berkembang dengan lebih optimal.
Penelitian lainnya terkait dengan proses pembelajaran
adalah penelitian yang dilakukan oleh Atma Murni, Nurul Yusra T., dan Titi
Solfitri. Penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Aktif Tipe GGE (Group to Group Exchange) di Kelas X
IPS 1 MAN Model Pekanbaru menekankan pada pemanfaatan model
pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik dari
sebelumnya. Dari
data analisis yang didapat, penerapan metoda pembelajaran aktif GGE bisa
meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam mencapai KKM matematika pada
ulangan harian pertama sebesar 60,6% dan di ulangan harian kedua meningkat menjadi
75,8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model GGE dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Implikasi Proses Pembelajaran di Sekolah
Karena pentingnya proses pembelajaran yang berkualitas
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar, maka perlu dilakukan beberapa hal
seperti:
1.
Pelatihan
terhadap pendidik untuk berkreasi dalam menciptakan proses pembelajaran yang
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pelatihan ini tentunya akan membuka
wawasan bagi pendidik dalam membuat desain instruksional yang berkualitas.
2.
Pengadaan
sarana penunjang yang dibutuhkan oleh guru dalam mengupakan terciptanya proses
pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran yang baik tentunya tidak dapat
terlepas dari penggunaan media pembelajaran. oleh karena itu sudah menjadi
tanggung jawab sekolah untuk menyediakannya.
3.
Memberikan
bimbingan dan monitoring secara kontinu agar guru mengutamakan proses
pembelajaran yang mampu menggerakkan siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar