Minggu, 13 Juli 2014

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (PROPOSAL TESIS)



A.    Latar Belakang

Salah satu komponen penting Sumber Daya Manusia dalam bidang pendidikan adalah pendidik.  Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 butir 6, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan istilah lainnya yang sesuai dengan kekhususannya yang juga berperan dalam pendidikan.  Mengacu pada UU sisdiknas dapat diartikan bahwa pendidik merupakan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi tertentu sebagai seorang figur yang tentunya harus mampu menetapkan dan menerapkan strategi-strategi demi tercapainya tujuan pembelajaran.  Peranan guru sesuai dengan UU Sisdiknas di atas tentunya sangat penting.  Peranan tersebut tentunya terkait dengan tugas pokok guru yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi, dan melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi yang dilakukan.  Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 pasal 1 ayat (1) yang mengatakan standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.  Lebih lanjut standar proses tersebut diperbaiki dengan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 pasal 1 ayat (1) Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Melihat tugas pokok guru tersebut, tentunya guru memiliki peranan yang strategis.  Oleh karena itu, diperlukan suatu panduan agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan secara nasional.  Untuk itu Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) mengeluarkan standar terkait dengan tugas pokok guru tersebut. Standar yang telah disahkan oleh BSNP dengan pemberlakukukan kurikulum 2013 adalah adanya perubahan terhadap PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Dalam PP tersebut dilakukan beberapa perubahan yaitu Mermendikbud nomor 54 tentang  standar kompetensi lulusan,  Permendikbud nomor 64 tentang standar isi,  Permendikbud nomor 65 standar proses, dan Permendikbud nomor 66 tentang standar penilaian.
Penstandaran pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah memiliki muara pada terciptanya kompetensi lulusan yang terstandar. Hal ini sesuai dengan  Permendikbud nomor 54 tahun 2013 pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Melihat hal di atas dapat kita ketahui bahwa
Lebih lanjut dalam lampiran Permendiknas nomor 54 dikatakan bahwa kompetensi lulusan untuk tingkat SMP terdiri dari tiga kelompok yaitu kompetensi dalam bidang sikap atau perilaku, kompetensi dalam bidang pengetahuan, dan kompetensi dalam bidang keterampilan. Dalam bidang sikap, lulusan SMP diharapkan  memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Dalam kompetensi penguasaan pengetahuan, lulusan SMP diharapkan memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. Dalam kompetensi keterampilan, lulusan SMP diharapkan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.
                  Lulusan yang berkualitas, salah satunya ditentukan oleh kompetensi guru sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan guru yang memiliki kompetensi yang baik pula sehingga  dapat merencanakan pembelajaran yang baik; melaksanakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan; melaksanakan penilaian dan tindak lanjut hasil penilaian yang telah dilakukannya.
                  Seorang guru yang baik memiliki empat kompetensi. Keempat kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi pedagogis terkait dengan kemampuan guru menguasai ilmu mengajar sehingga dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Kompetensi profesional terkait dengan kemampuan guru secara bertanggung jawab melaksanakan tugas profesinya sebagai guru atau pendidik. Kompetensi kepribadian terkait dengan kemampuan guru memanajemen dirinya sehingga tercipta karakter yang menyenangkan. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru menjalin komunikasi dengan orang lain termasuk dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua siswa yang menjadi warga masyarakat.
                  Keberadaan kompetensi yang harus dimiliki guru ternyata  belum sesuai harapan. Tenaga guru tidak pernah diukur kompetensi secara keseluruhan. Bahkan yang lebih memprihatinkan, pada pelaksanaan Uji Kompetensi Guru yang dilaksanakan dengan sasaran mengukur kompetensi pedagogik dan profesionalisme guru, terutama guru yang telah bersertifikat pendidik, dinyatakan hasilnya mengecewakan. Di Kabupaten Tegal masih banyak  guru atau pendidik memiliki skor di bawah kriteria ketuntasan yang dipersyaratkan sebesar 75%. Permasalahan yang muncul kemudian dari kondisi semacam ini adalah bagaimana guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas sementara dia sendiri tidak memahami benar tentang profesionalisme dan pedagogik secara utuh. Apalagi pada implementasi kurikulum 2013 yang pada tahun pelajaran 2014/2015 secara serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia pada seluruh siswa di tingkat VII dan VIII.
             Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini memang merupakan suatu langkah maju dari pemerintah Indonesia untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan berkualitas. Baik dan berkualitas ini ditinjau dari segi penguasaan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan juga dimilikinya karakter yang mampu memperbaiki citra bangsa Indonesia yang bermartabat. Kurikulum 2014 diciptakan sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya.
             Dalam implementasi kurikulum 2013 ini tentunya guru dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari pendidik ini sangat diperlukan agar dapat melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan amanat kurikulum. Bukankah untuk menciptakan generasi berpengetahuan tinggi, berketerampilan, dan berkarakter bagus diperlukan guru yang pengetahuan, keterampilan, dan karakternya dapat diandalkan.  Rasanya akan menjadi mustahil jika guru yang berpengetahuan terbatas, tidak memiliki keterampilan mengajar yang baik, dan berkarakter negatif akan dapat menciptakan generasi yang baik. Untuk ini, implementasi kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk mengubah paradigma negatif tentang kurikulum sehingga dengan terbuka melaksanakan kurikulum 2013 ini sesuai dengan yang seharusnya. Di samping itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas dirinya agar pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang dibutuhkan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan profesionalismenya.
Meningkatkan kualitas guru merupakan suatu sistem maka beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam pelaksanaannya harus saling bergantung (bersinergi) satu sama lain. Guru tidak dapat bekerja sendiri dalam peningkatan profesionalismenya tanpa manajemen dari kepala sekolah. Demikian pula Kepala sekolah tidak dapat bekerja sendiri untuk mencapai tujuan sekolah. Kualitas sinergi mereka memberikan kontribusi terhadap kemampuan guru dan sekolah sebagai sebuah organisasi dalam mencapai tujuan.
Namun demikian tidak selamanya kepala sekolah selaku manajer di suatu lembaga pendidikan mampu menjaga sinergi antarpersonil yang berada di bawah kepemimpinannya. Secara umum kepala sekolah menempatkan diri sebagai orang yang harus dipatuhi kebijakannya meski tanpa mengkaji kebutuhan personil di bawahnya seperti guru. Sementara itu, guru sering kali melakukan tindakan antipati terhadap kebijakan dari manajer yang ada. Sehingga apapun penggerakan dari kepala sekolah dikerjakan kurang maksimal oleh personil di bawahnya. Hasil akhirnya adalah ketidakampuhan manajemen kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja guru.
Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang kurang mampu membuat perencanaan. Ketidakmampuan membuat perencanaan tersebut tentunya akan berakibat proses pembelajaran yang dilaksanakan pun kurang terarah. Proses yang kurang terarah ini tentunya akan berakibat hasil belajar siswa pun belum sesuai harapan. Sebagai contoh nyata adalah SMP Negeri 2 Bojong. Hasil belajar siswa yang salah satunya digambarkan dengan nilai ujian nasional murni terbukti belum sesuai harapan. Pada Ujian nasional 2012/2013 perolehan rata-rata jumlah nilai UN murni hanya pada angka 20,71. Itu berarti penurunan karena pada tahun pelajaran 2011/2013 rereta jumlah nilai UN sebesar 23,96. Penurunan ini mengindikasikan bahwa kinerja guru mengalami penurunan.
Berbeda dengan SMP Negeri 1 Balapulang. SMP ini hampir setiap tahun memperoleh hasil belajar yang bagus. Hasil belajar tersebut diindikasikan dengan jumlah lulusan yang selalu 100%. Di samping itu, outcame lulusannya terserap di SMA/SMK favorit di Kabupaten Tegal yang cukup banyak. Tentunya prestasi ini menjadi salah satu indikator kualitas tenaga pendidik dan manajemen kepala sekolah yang cukup baik pula.
Untuk menciptakan kualitas pendidik beberapa regulasi sekolah telah diterapkan. Regulasi terkait dengan pengembangan kualitas tenaga pendidik antara lain diadakannya program pendidikan dan latihan (Diklat) baik pada tingkat mikro (sekolah), mezo (kabupaten), ataupun makro (provinsi dan nasional). Di samping itu, pembinaan dan pengawasan juga dilakukan kepala sekolah. Yang tak kalah penting adalah pengadaan buku-buku referensi terkait dengan tugas guru agar dapat meningkatkan pengetahuannya. Regulasi terkait dengan program tersebut tentunya memerlukan dana yang cukup besar dari penggunaan dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS). Namun demikian prestasi sekolah yang digambarkan dengan prestasi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik belum sering berjalan kurang baik.
Lalu apa yang mungkin menjadi permasalahan dari kondisi seperti ini? Regulasi sudah dilakukan dengan tujuan yang jelas; Anggaran sudah dialokasikan dengan pertimbangan dan jumlah yang memadai; pelaksana yang bertanggung jawab dalam menyukseskan kegiatan pun sudah ditunjuk. Kemungkinan yang menjadi penyebab tidak maksimalnya hasil kegiatan yang menjadi regulasi sekolah adalah pengembangan profesi guru yang lemah. Kelemahan pengembangan profesi guru, ini akan berakibat kurangnya profesionalisme guru. Hal ini diperparah dengan implementasi kurikulum 2013 yang menuntut guru untuk menjadi lebih baik.
Atas dasar hal di atas itulah penulis ingin menganalisis bagaimana manajemen pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Penelitian dilakukan dengan membandingkan manajemen pembelajaran guru pada implementasi kurikulum 2013 dengan merujuk pada standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh BSNP. Hasil analisis akan memunculkan gambaran kekuatan dan kelemahan dari kinerja guru dan manajemen pendidik yang diterapkan.
Apakah tenaga guru telah membuat perencanaan pembelajaran sesuai standar? Apakag guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar yang ditentukan? Apakah guru telah melakukan penilaian hasil dan proses pembelajaran sesuai dengan standar? Apakah kepala sekolah telah melakukan pengawasan proses pembelajaran yang dilakukan guru?  keempat hal tersebut menjadi fokus penelitian tentang manajemen pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013. Sebagus apapun guru yang dimiliki suatu organisasi pendidikan tanpa diiringi dengan manajemen kepala sekolah yang handal akan sulit diperoleh hasil yang baik. Pun begitu sebaliknya. Manajemen yang baik tanpa adanya guru yang bisa diandalkan, hasil akhirnya pun kurang dapat maksimal.
Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi real dengan kondisi terstandar sesuai dengan standarisasi yang telah ditentukan. Dari hasil analisis tersebut akan ditemukan kelemahan dan kekuatan implementasi. Kekuatan tersebut akan menjadi pelajaran bagi sekolah lain untuk bisa menerapkan manajemen serupa. Sementara itu, kelemahan akan dianalisis penyebabnya. Hasil analisis penyebab masalah kemudian akan dicarikan kemungkinan solusi yang bisa dibuat dalam bentuk rekomendasi untuk sekolah bersangkutan secara umum dan untuk guru secara khusus. Dengan rekomendasi tersebut diharapkan sekolah akan dapat merencanakan program pengembangan profesi guru dengan tepat. Bagi guru, guru akan dapat memperbaiki kompetensi yang dimilikinya dengan lebih terarah. Sebagai hasil akhir dari semua itu adalah meningkatnya hasil belajar siswa di sekolah yang pantas dibanggakan.

A.    Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang muncul dari manajemen pendidik adalah:
1.      Guru yang memiliki etos kerja yang kurang baik.
2.      Paradigma negatif terkait dengan perubahan kurikulum yang mengatakan apapun kurikulumnya, mengajarnya ya tetap begitu.
3.      Guru kurang mampu membuat perencanaan yang baik sehingga terkesan copy paste.
4.      Guru kurang mampu melaksanakan proses sesuai dengan perencanaan yang ada.
5.      Guru yang kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran
6.      Guru yang kurang mengusai didaktik metodik
7.      Guru kurang mampu membuat alat evaluasi yang baik
8.      Guru kurang mampu menganalisis hasil evaluasi
9.      Guru kurang mampu membuat perencanaan tidak lanjut terhadap hasil analisis evaluasi.
10.  Guru kurang mampu memotivasi diri dalam pengembangan profesinya.
11.  Kepala sekolah tidak melakukan manajemen personalia pendidikan dengan baik.
12.  Tidak adanya perencanaan dalam pembinaan guru.
13.  Penempatan personalia pendidikan yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
14.  Kurang efektifnya penggerakan kepala sekolah terhadap tenaga guru yang ada.
15.  Kontrol terhadap tenaga guru masih lemah

B.    Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi terkait dengan manajemen pembelajaran guru dalam implementasi kurikulum 2013. Dari pembatasan ini dirumuskan permasalahan sbb:
1.      Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru.
2.      Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
3.      Penilaian hasil dan proses pembelajaran.
4.      Pengawasan kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.     Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manajemen pembelajaran yang diterapkan guru dalam implementasi kurikulum 2013. Dengan pendeskripsian ini akan dapat diketahui kelemahan dan kekuatan dari manajemen yang telah dilakukan oleh guru. Kekuatan dan kelemahan ini akan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan perencanaan pembinaan dan pengembangan keprofesian guru oleh kepala sekolah secara khusus dan rencana kerja sekolah secara umum dalam upaya meningkatkan prestasi akademik sekolah yang dipimpinnya.

                        Tujuan Khusus

                                Tujuan penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui perencanaan pembelajaran yang dibuat guru dengan merujuk pada standar nasional.
2.      Mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
3.      Mengetahui prosedur penilaian hasil dan proses pembelajaran untuk mengukur data serap siswa terhadap kompetensi tertentu.
4.      Mengetahui pengawasan kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

2.     Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis

Manfaat Untuk Sekolah
a.       Sebagai dasar penentuan kebijakan kegiatan pada tahun selanjutnya.
Manfaat untuk kepala sekolah
a.       Memotret pelaksanaan manajemen pembelajaran guru secara umum.
b.      Memotret kekuatan dan kelemahan manajemen pembelajaran guru yang ada di sekolah tersebut.
c.       Sebagai dasar penentuan program kerja kepala sekolah.
d.      Dasar penentuan program bimbingan terhadap peningkatan profesi guru
Manfaat untuk guru
a.       Menjadi gambaran terkait kekuatan dan kelemahan dari manajemen pembelajaran guru sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
b.      Memotivasi guru untuk meningkatkan profesionalismenya.

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang :
a.       Implementasi manajemen pembelajaran guru yang ideal;
b.      Penentuan  kelemahan dan kekuatan implementasi kuriukulum 2013 di sekolah sehingga dapat dipergunakan untuk perbaikan sistem kurikulum selanjutnya.
c.       Pembanding antara fakta empiris dan teori dalam manajemen sumber daya pendidik.

D.    Asumsi dan Pertanyaan Penelitian

1.     Asumsi Penelitian

Sumber daya pendidik atau guru memiliki peranan penting dalam rangka suatu sekolah mencapai tujuan pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan yang ditetapkan di seluruh sekolah adalah tercapainya standar kompetensi lulusan yang diharapkan. Pencapaian kompetensi lulusan yang baik mengindikasikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik pula. Dengan demikian adanya pengaruh yang signifikan antara proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas oleh guru dengan hasil pencapaian kompetensi lulusan. Tanpa adanya proses pembelajaran yang berkualitas, rasanya sulit kompetsni lulusan akan dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Mengelola sumber daya guru merupakan suatu sistem maka beberapa aspek yang menjadi perhatian di atas dalam pelaksanaannya harus saling bergantung (bersinergi) satu sama lain jangan merupakan aktivitas yang berjalan sendiri-sendiri seperti dikemukakan oleh Werther and Davis (1996:18), menyatakan bahwa: “Human resources management is a system that consists of many interdependent activities. This activities do not occur in isolation virtually every one affects another human resources activity”. Dan karena setiap aktivitas yang bersinergi tersebut merupakan pelaksanaan dari setiap keputusan yang diambil maka manajemen guru itu pada dasarnya merupakan integrasi keputusan yang membentuk hubungan antarpersonalia pendidikan. Kualitas sinergi mereka memberikan kontribusi terhadap kemampuan guru dan organisasi dalam mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaan tugas pokoknya, guru juga tidak dapat berdiri sendiri dengan sekehendak hatinya merancang dan melaksanakan pembelajaran. kesemuanya harus berada di bawah kontrol dan kendali kepala sekolah. Manajemen mutu sekolah menjadi suatiu keniscayaan untuk membentuk budaya mutu dalam pembelajaran di kelas. Guru mendapatkan fasilitas, motivasi, dan  bimbingan yang kontinu untuk dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan baik. Sementara itu, kepala sekolah bertugas memberi fasilitas, bimbingan, dan motivasi untuk menjamin keterjagaan kinerja guru dalam memanajemen kelas yang dikelolanya
Namun demikian tidak selamanya kepala sekolah selaku manajer di suatu lembaga pendidikan mampu menjaga sinergi antarpersonil yang berada di bawah kepemimpinannya.  Secara umum kepala sekolah menempatkan diri sebagai orang yang harus dipatuhi kebijakannya meski tanpa mengkaji kebutuhan personil di bawahnya.  Di samping itu, kepala sekolah sering memperlakukan guru sebagai manusia dewasa yang tahu tanggung jawabnya sehingga tidak perlu membimbing, memotivasi, atau memfasilitasi kebutuhan mereka.  Sementara itu, guru sering kali melakukan tindakan antipati terhadap kebijakan dari manajer yang tidak sejalan dengan selera mereka.  Sehingga apapun penggerakan dari kepala sekolah dikerjakan kurang maksimal oleh personil di bawahnya.

2.     Pertanyaan Penelitian

a.       Bagaimana perencanaan pembelajaran yang dibuat guru dalam implementasi kurikulum 2013?
b.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam implementasi kurikulum 2013?
c.       Bagaimana penilaian hasil dan proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013?
d.      Bagaimana pengawasan kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam implementasi kurikulum 2013?

E.     Definisi Operasional

Manajemen     : merupakan pengaturan-pengaturan yang dilakukan oleh seorang  terkait dengan upaya untuk mencapai tujuan lembaga yang berada di bawah naungan tanggung jawabnya.
Pembelajaran : merupakan proses guru melakukan pembelajaran di kelas dengan mengimplementasikan kurikulum 2013.
Manajemen pembelajaran : Pengaturan yang dilakukan guru terkait dengan pelaksanaan tugas pokok guru yang meliputi pembuatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar, serta analisis dan tindak lanjut terhadap hasil analisis evaluasi hasil belajar.
Implementasi : merupakan penerapan suatu program oleh guru dalam pelaksanaan tugas pokoknya sebagai tenaga profesional.
Kurikulum 2013 : adalah seperangkat aturan terkait dengan pendidikan. sebagai suatu perangkat yang menjadi dasar pembelajaran di kelas, kurikulum ini dilengkapi dengan standarisasi pendidikan terutama dengan diterbitkannya perubahan standar pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian.
Implementasi kurikulum 2013: merupakan penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran. implementasi kurikulum dalam pembelajaran di kelas terkait dengan tugas pokok guru dengan merujuk pada standarisasi yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
SMP 2 Bojong  :  merupakan SMP negeri yang berada di wilayah Kecamatan Bojong yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
SMP 1 Balapulang : merupakan SMP negeri yang berada di wilayah Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal yang dijadikan pembanding dengan subjek penelitian.
Pengawasan : Merupakan tugas manajerial seorang pemimpin (kepala sekolah) untuk memantau keterlaksanaan program dan tugas-tugas guru yang berada di bawah bimbingan dan tanggungjawabnya.

F.     Metodologi Penelitian

1.     Pendekatan dan Metode Penelitian

a.      Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study. (Muhammad Nazir, Metode Penelitian.Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986, hlm. 159.)
Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk mengamati implementasi  manajemen pembelajaran yang diterapkan guru terkait dengan penerapan kurikulum 2013 yang ada di sekoalh tersebut. Hasil analisis implementasi mananjemen tersebut akan dirujuk pada standarisasi yang telah ditetapkan oleh mendikbud sebagai acuan plaksanaan kurikulum 2013.

b.      Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, Survey. Menurut Suharsimi Arikunto, studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung. Sementara itu survey menurut Van Dallen merupakan bagian dari studi deskriptif. Survey bukan hanya untuk mengetahui suatu gejala, tetapi juga untuk menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Dalen mengatakan bahwa survey merupakan bagian dari studi deskriptif . yang termasuk bagian dari survey adalah:
o    School survey yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan. masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar-mengajar, ciri-ciri personalia pendidikan, keadaan murid, dan hal yang menunjang proses pembelajaran.
o    Job analisis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi informasi mengenai tugas-tugas umum dan tanggung jawab para karyawan, aktivitas khusus yang dibutuhkan, keterlibatan, serta fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya, dan fasilitasnya.
o    Analisis dokumen dengan menganalisis dokumen berupa buku, konsep, diagram dan sebagainya yang bernilai dokumen.
o    Publick opinion survey untuk mengetahui pendapat umum tentang suatu hal.

2.     Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga diperlukan data yang bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru.
Penelitian tentang manajemen pembelajaran terkait dengan implementasi kurikulum 2013 ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik yang digunakan tersebut adalah:
1)      Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan beberapa guru terkait dengan manajemen pembelajaran yang dilakukannya. Wawancara dipergunakan untuk memperoleh data tentang proses pembuatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil, serta pelaksanaan analisis hasil tes dan tindaklanjutnya. Di samping itu data tentang manajemen kepala sekolah dalam melaksanakan kontrol terhadap kinerja guru juga diperoleh dengan teknik wawancara.

2)      Studi dokumentasi
Studi dokumentasi atau analisis dokumen merupakan satu teknik yang dilakukan dengan cara mempelajari data berupa dokumen yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok guru. Dokumen  tersebut antara lain:
a)      Perangkat pembelajaran yang meliputi : penghitungan hari efektif, program semester,  dan perencanaan pembelajaran.
b)      Perangkat penilaian : perencanaan penilaian, dokumen penilaian sikap, dokumen penilaian pengetahuan, dan dokumen penilaian keterampilan.

3)      Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada subjek yang diteliti. Observasi digunakan untuk melengkapi data yang belum ada pada kegiatan wawancara dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap guru melakukan pembelajaran di kelas. Untuk kegiatan ini peneliti melakukan observasi pada beberapa guru secara acak untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013.

Instrumen Pengumpulan Data

Terkait dengan penggunaan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,  ada beberapa istrumen yang digunakan. Instrumen tersebut adalah:
1)      Daftar wawancara dan tape recorder yang digunakan dalam wawancara.
2)      Daftar cek daftar analisis dokumen yang digunakan dalam teknik studi dokumen
3)      Tabel observasi yang digunakan dalam teknik observasi
4)      Tabel rekapitulasi prestasi hasil belajar siswa

3.     Lokasi dan Subyek Penelitian (atau Populasi dan Sampel)

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Bojong dan SMP Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada beberapa hal seperti :
1)      Kedekatan peneliti dengan lokasi.
2)      SMP Negeri 2 Bojong termasuk SMP dengan prestasi sekolah yang kurang baik oleh karena itu diperlukan analisis untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan. Dengan demikian hasil analisis diharapkan akan dapat membantu sekolah untuk meningkatkan manajemen yang ada.  Sebagai pembanding, adalah SMP 1 Balapulang yang berlokasi dalam di luar wilayah kecamatan Bojong.

Subyek Penelitian

Subjek Penelitian yang diajukan adalah pendidik yang berada di SMP Negeri 2 Bojong dan 1 Balapulang. Pendidik bararti guru yang memiliki tugas pokok membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi, melakukan analisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut dari hasil analisis evaluasi. Untuk keterjaminan pelaksanaan tugas, kepala sekolah selaku manajer dalam sekolah melakukan bimbingan, motivasi, dan kontrol atau pengawasan terhadap kinerja guru.

4.     Tahap-tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a.         Menyiapkan instrumen penelitian
b.        Pengurusan perizinan pengambilan data
c.         Koordinasi dengan subjek penelitian
d.        Wawancara dengan guru terkait dengan manajemen pembelajaran yang dilakukan.
e.         Analisis data wawancara I
f.         Wawancara dengan kepala sekolah terkait dengan manajemen kepala sekolah terkait dengan pembinaan, motivasi, dan pengawasan terhadap kinerja guru.
g.        Analisis data wawancara II
h.        Studi dokumentasi guru  terkait dengan tugas pokok guru
i.          Analisis Data dokumen I
j.          Studi dokumentasi kepala sekolah terkait dengan tugas kepala sekolah membina, memotivasi, dan mengontrol kinerja guru.
k.        Analisis data dokumen II
l.          Observasi
m.      Analisis data observasi
n.        Sinkronisasi data dengan standar
o.        Simpulan sementara

5.     Teknik Analisis Data

        Data penelitian dianalisis dengan menggunakan deskripsif kualitatif. Deskripsi dilakukan dengan membandingkan data yang ada dengan standar yang ditentukan. Sebagai standar digunakan adalah standar  isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan terkait dengan kinerja guru dan standar pengelolaan terkait dengan tugas penggerakan dan kontrol kepala sekolah.

G.    Jadwal Penelitian

No
Tanggal
Deskripsi Kegiatan
1
1- 14 Mei 2014
Pembuatan draft proposal tesis
2
15 Mei 2014
Pengkajian draft proposal tesis oleh dosesn UPS
3
16–31 Mei 2014
Revisi draft proposal
4
10 Juni 2014
Seminar proposal tesis
5
10-20 Juni 2014
Revisi proposal (Menyiapkan bab 1 – 3 secara lengkap)
6
21-27  Juni 2014
Konsultasi bab 1, 2, dan 3
7
28 Juni – 5 Juli 2014
Revisi bab 1, 2, dan 3

6 – 16 Juli 2014
Pembuatan instrumen
8
17-19  Juli 2014
Pengurusan perizinan penelitian di SMP 1 dan 2 Bojong Kabupaten Tegal
9
21 Juli 2014
Melakukan wawancara tahap I
10
22  Juli 2014
Melakukan wawancara tahap II
11
23 – 30 Juli 2014
Analisis hasil wawancara
12
1 - 2 Agt 2014
Studi dokumentasi tahap I
13
3 – 4  Agt 2014
Studi dokumentasi tahap II
14
5 – 12 Agt 2014
Analisis hasil studi dokumen
15
13 Agt 2014
Observasi
16
14 – 17 Agt 2014
Analisis hasil observasi
17
18 – 20 Agt 2014
Pengumpilan data  penelitian dan Simpulan sementara dari hasil analisis data
18
21 – 30 Agt 2014
Pembuatan draft bab hasil dan pembahasan
19
1 – 5 Sept 2014
Konsultasi bab hasil dan pembahasan
20
5 – 15 Sept 2014
Revisi bab hasil dan pembahasan
21
15 – 17 Sept 2014
Penulisan draft penutup
22
17 – 20 Sept 2014
Konsultasi bab penutup
23
21 – 22 Sept 2014
Revisi bab penutup
24
22- 30 Sept 2014
Penyusunan tesis lengkap
25
1 – 5 Okt 2014
Konsultasi laporan tesis
26
5 – 10 Okt 2014
Revisi laporan lengkap

H.   Sistematika Laporan

Sistematika Laporan versi Borg dan Gall
Bagian Pendahuluan
1.      Halaman Judul
2.      Kata Pengantar
3.      Daftar Isi
4.      Daftar tabel
5.      Daftar Gambar/Ilustrasi
Bagian Laporan
Bab I PENDAHULUAN
B.     Latar Belakang
C.     Identifikasi Masalah
D.    Pembatasan dan Perumusan Masalah
E.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
F.      Definisi Operasional
Bab II LANDASAN TEORI
A.    Penemuan yang lalu
B.     Kajian Teori
C.     Kerangka Berpikir
D.    Asumsi dan Pertanyaan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Subjek Penelitian
B.     Desain dan Pendekatan Penelitian
C.     Pengumpulan Data
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
A.    Validasi Instrumen
B.     Pengumpulan dan Penyajian Data
C.     Analisis data
D.    Hasil Analisis
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
B.     Pembahasan
Bahan Penunjang
A.    Kepustakaan
B.     lampiran





Daftar Pustaka


Amir, Yayat Hidayat dan Maufur .2009. Kepemimpinan Pendidikan : untuk Mengembangkan Budaya Organisasi dan Mutu Sekolah. Bandung : Bintang Warli Artika.
Arifin, Daeng dan Pipin Arifin. 2011. Keprofesionalan Seorang Guru. Bandung : Pustaka Al Kasyaf.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Creswell, John W. 2012. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Penerjemah Ahmad Fawaid. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Penerjemah Moh.Masud. Jakarta: Erlangga.
Ilitan, Lena. Praktik-Praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002: 65 – 76
Mulyasa, E. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung : Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Rosdakarya.
Nazir,  Muhammad. 1986.Metode Penelitian.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nuryanta, Nanang. “Pengelolan Sumber Daya Manusia: Tinjauan Aspek Rekruitmen dan Seleksi” Jurnal Pendidikan Islam El Tarbawi. Nomor 1 Vol. 1 Tahun 2008.
Peraturan Menteri No.16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri No.54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri No.64 tahun 2013 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Peraturan Menteri No.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008 tentang guru
PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sa’ud Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun. 2011. Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung : Rosdakarya.
Saebani, Beni Ahmad. 2012. Filsafat Manajemen. Bandung : Pustaka Setia.
Sukmadinata, Nana Syaodih.2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Undang-undang Rebuplik Indonesia Nomor 14  tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wijaya, David. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Berbasis Kompetensi Guru dalam Rangka Membangun Keunggulan Bersaing Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur Nomor 12 Tahun ke-8 Juni 2009.














LAMPIRAN


1.      Surat terkait dengan izin penelitian
2.      Profil Sekolah
3.      Daftar Wawancara
4.      Tabel Observasi
5.      Rekapitulasi Prestasi akademik siswa (nilai murni terkait dengan kegiatan: daftar nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan, midsemester)
6.      RKAS
7.      Program supervisi kepala sekolah
8.      Format supervisi


4 komentar:

  1. Izin copy ya mas :) buat referensi

    BalasHapus
  2. bagus....buat regerensi dan sangat inspiratif..makasih pak guru

    BalasHapus
  3. izin copast pak guru,,, buat referensi

    BalasHapus
  4. maam pak saya copy ya buat referensi tesisku...makasih

    BalasHapus