PROPOSAL TESIS
MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PADA
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
(Studi Kasus
di SMP Negeri 2 Bojong dan SMP Negeri 1 Balapulang)
Disusun untuk
memenuhi tugas
mata kuliah :
Seminar Pengembangan Proposal Tesis
Dosen :
Prof.Dr.H. Sutaryat Trismansyah
DISUSN OLEH
FARICHIN
KELAS KERJA SAMA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA (UNINUS),
BANDUNG DAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI (UPS), TEGAL
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Salah satu komponen penting Sumber Daya Manusia dalam bidang pendidikan adalah pendidik. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
pasal 1 butir 6, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan istilah lainnya yang sesuai dengan kekhususannya yang juga
berperan dalam pendidikan. Mengacu
pada UU sisdiknas dapat diartikan bahwa pendidik merupakan tenaga kependidikan
yang memiliki kualifikasi tertentu sebagai seorang figur yang tentunya harus
mampu menetapkan dan menerapkan strategi-strategi demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Peranan guru sesuai dengan UU
Sisdiknas di atas tentunya sangat penting. Peranan tersebut tentunya terkait dengan tugas
pokok guru yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan
evaluasi, dan melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41
tahun 2007 pasal 1 ayat (1) yang mengatakan standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mencakup
perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran. Lebih lanjut standar proses
tersebut diperbaiki dengan Permendikbud nomor 65
tahun 2013 pasal 1 ayat (1) Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar Proses merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan
dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Melihat tugas pokok guru
tersebut, tentunya guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu, diperlukan suatu panduan agar
guru mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan
secara nasional. Untuk itu Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) mengeluarkan
standar terkait dengan tugas pokok guru tersebut. Standar yang telah disahkan
oleh BSNP dengan pemberlakukukan kurikulum 2013 adalah adanya perubahan
terhadap PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Dalam PP
tersebut dilakukan beberapa perubahan yaitu Mermendikbud nomor 54 tentang standar kompetensi lulusan, Permendikbud nomor 64 tentang standar isi, Permendikbud nomor 65 standar proses, dan Permendikbud
nomor 66 tentang standar penilaian.
Penstandaran pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah memiliki muara pada terciptanya kompetensi lulusan
yang terstandar. Hal ini sesuai dengan Permendikbud nomor 54 tahun 2013 pasal 1 ayat
(1) disebutkan bahwa standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan
sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Melihat hal di atas dapat kita ketahui bahwa
Lebih lanjut dalam lampiran Permendiknas nomor 54
dikatakan bahwa kompetensi lulusan untuk tingkat SMP terdiri dari tiga kelompok
yaitu kompetensi dalam bidang sikap atau perilaku, kompetensi dalam bidang
pengetahuan, dan kompetensi dalam bidang keterampilan. Dalam bidang sikap,
lulusan SMP diharapkan memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan
dan keberadaannya. Dalam
kompetensi penguasaan pengetahuan, lulusan SMP diharapkan memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena
dan kejadian yang tampak mata.
Dalam kompetensi keterampilan, lulusan SMP diharapkan
memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan
yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain sejenis.
Lulusan yang berkualitas,
salah satunya ditentukan oleh kompetensi guru sebagai ujung tombak pembelajaran
di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan guru yang memiliki kompetensi yang baik
pula sehingga dapat merencanakan
pembelajaran yang baik; melaksanakan proses pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan; melaksanakan penilaian dan tindak lanjut hasil penilaian yang
telah dilakukannya.
Seorang guru yang baik
memiliki empat kompetensi. Keempat kompetensi tersebut adalah kompetensi
pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi pedagogis terkait
dengan kemampuan guru menguasai ilmu mengajar sehingga dapat melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Kompetensi profesional terkait dengan kemampuan guru secara
bertanggung jawab melaksanakan tugas profesinya sebagai guru atau pendidik.
Kompetensi kepribadian terkait dengan kemampuan guru memanajemen dirinya
sehingga tercipta karakter yang menyenangkan. Kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru menjalin komunikasi dengan orang lain termasuk dengan siswa,
rekan kerja, dan orang tua siswa yang menjadi warga masyarakat.
Keberadaan kompetensi yang harus dimiliki guru ternyata belum sesuai harapan. Tenaga guru tidak pernah
diukur kompetensi secara keseluruhan. Bahkan yang lebih memprihatinkan, pada
pelaksanaan Uji Kompetensi Guru yang dilaksanakan dengan sasaran mengukur
kompetensi pedagogik dan profesionalisme guru, terutama guru yang telah
bersertifikat pendidik, dinyatakan hasilnya mengecewakan. Di Kabupaten Tegal masih
banyak guru atau pendidik memiliki skor
di bawah kriteria ketuntasan yang dipersyaratkan sebesar 75%. Permasalahan yang
muncul kemudian dari kondisi semacam ini adalah bagaimana guru mampu
menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas sementara dia sendiri tidak
memahami benar tentang profesionalisme dan pedagogik secara utuh. Apalagi pada
implementasi kurikulum 2013 yang pada tahun pelajaran 2014/2015 secara serentak
dilaksanakan di seluruh Indonesia pada seluruh siswa di tingkat VII dan VIII.
Perubahan kurikulum KTSP menjadi
kurikulum 2013 ini memang merupakan suatu langkah maju dari pemerintah
Indonesia untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan berkualitas. Baik dan
berkualitas ini ditinjau dari segi penguasaan pengetahuan, penguasaan keterampilan,
dan juga dimilikinya karakter yang mampu memperbaiki citra bangsa Indonesia
yang bermartabat. Kurikulum 2014 diciptakan sebagai penyempurna dari kurikulum
sebelumnya.
Dalam implementasi kurikulum 2013
ini tentunya guru dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dari pendidik ini sangat diperlukan agar dapat
melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan amanat kurikulum. Bukankah untuk
menciptakan generasi berpengetahuan tinggi, berketerampilan, dan berkarakter
bagus diperlukan guru yang pengetahuan, keterampilan, dan karakternya dapat
diandalkan. Rasanya akan menjadi
mustahil jika guru yang berpengetahuan terbatas, tidak memiliki keterampilan
mengajar yang baik, dan berkarakter negatif akan dapat menciptakan generasi
yang baik. Untuk ini, implementasi kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk
mengubah paradigma negatif tentang kurikulum sehingga dengan terbuka
melaksanakan kurikulum 2013 ini sesuai dengan yang seharusnya. Di samping itu,
guru juga perlu meningkatkan kualitas dirinya agar pengetahuan, keterampilan,
dan karakter yang dibutuhkan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
profesionalismenya.
Meningkatkan kualitas guru
merupakan suatu sistem maka beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam
pelaksanaannya harus saling bergantung (bersinergi) satu sama lain. Guru tidak dapat bekerja sendiri dalam peningkatan
profesionalismenya tanpa manajemen dari kepala sekolah. Demikian pula Kepala
sekolah tidak dapat bekerja sendiri untuk mencapai tujuan sekolah. Kualitas
sinergi mereka memberikan kontribusi terhadap kemampuan guru dan sekolah sebagai sebuah organisasi dalam
mencapai tujuan.
Namun demikian tidak
selamanya kepala sekolah selaku manajer di suatu lembaga pendidikan mampu
menjaga sinergi antarpersonil yang berada di bawah kepemimpinannya. Secara umum
kepala sekolah menempatkan diri sebagai orang yang harus dipatuhi kebijakannya
meski tanpa mengkaji kebutuhan personil di bawahnya seperti guru. Sementara
itu, guru sering kali melakukan tindakan antipati terhadap kebijakan dari
manajer yang ada. Sehingga apapun penggerakan dari kepala sekolah dikerjakan
kurang maksimal oleh personil di bawahnya. Hasil akhirnya adalah ketidakampuhan
manajemen kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja guru.
Hal ini dibuktikan dengan
masih banyaknya guru yang kurang mampu membuat perencanaan. Ketidakmampuan
membuat perencanaan tersebut tentunya akan berakibat proses pembelajaran yang
dilaksanakan pun kurang terarah. Proses yang kurang terarah ini tentunya akan
berakibat hasil belajar siswa pun belum sesuai harapan. Sebagai contoh nyata
adalah SMP Negeri 2 Bojong. Hasil belajar siswa yang salah satunya digambarkan
dengan nilai ujian nasional murni terbukti belum sesuai harapan. Pada Ujian
nasional 2012/2013 perolehan rata-rata jumlah nilai UN murni hanya pada angka
20,71. Itu berarti penurunan karena pada tahun pelajaran 2011/2013 rereta
jumlah nilai UN sebesar 23,96. Penurunan ini mengindikasikan bahwa kinerja guru
mengalami penurunan.
Berbeda dengan SMP Negeri 1
Balapulang. SMP ini hampir setiap tahun memperoleh hasil belajar yang bagus.
Hasil belajar tersebut diindikasikan dengan jumlah lulusan yang selalu 100%. Di
samping itu, outcame lulusannya
terserap di SMA/SMK favorit di Kabupaten Tegal yang cukup banyak. Tentunya
prestasi ini menjadi salah satu indikator kualitas tenaga pendidik dan
manajemen kepala sekolah yang cukup baik pula.
Untuk menciptakan kualitas
pendidik beberapa regulasi sekolah telah diterapkan. Regulasi terkait dengan
pengembangan kualitas tenaga pendidik antara lain diadakannya program
pendidikan dan latihan (Diklat) baik pada tingkat mikro (sekolah), mezo
(kabupaten), ataupun makro (provinsi dan nasional). Di samping itu, pembinaan
dan pengawasan juga dilakukan kepala sekolah. Yang tak kalah penting adalah
pengadaan buku-buku referensi terkait dengan tugas guru agar dapat meningkatkan
pengetahuannya. Regulasi terkait dengan program tersebut tentunya memerlukan
dana yang cukup besar dari penggunaan dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS). Namun
demikian prestasi sekolah yang digambarkan dengan prestasi siswa dalam
memperoleh hasil belajar yang baik belum sering berjalan kurang baik.
Lalu apa yang mungkin menjadi permasalahan dari
kondisi seperti ini? Regulasi sudah dilakukan dengan tujuan yang jelas;
Anggaran sudah dialokasikan dengan pertimbangan dan jumlah yang memadai;
pelaksana yang bertanggung jawab dalam menyukseskan kegiatan pun sudah
ditunjuk. Kemungkinan yang menjadi penyebab tidak maksimalnya hasil kegiatan
yang menjadi regulasi sekolah adalah pengembangan profesi guru yang lemah.
Kelemahan pengembangan profesi guru, ini akan berakibat kurangnya profesionalisme
guru. Hal ini diperparah dengan implementasi kurikulum 2013 yang menuntut guru
untuk menjadi lebih baik.
Atas dasar hal di atas itulah penulis ingin
menganalisis bagaimana manajemen pembelajaran
yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan
manajemen pembelajaran guru pada implementasi kurikulum 2013 dengan merujuk
pada standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Hasil analisis akan memunculkan gambaran kekuatan dan kelemahan dari kinerja guru dan manajemen pendidik yang diterapkan.
Apakah tenaga guru telah membuat perencanaan pembelajaran sesuai standar? Apakag
guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar yang ditentukan?
Apakah guru telah melakukan penilaian hasil dan proses pembelajaran sesuai
dengan standar? Apakah kepala sekolah telah melakukan pengawasan proses
pembelajaran yang dilakukan guru? keempat
hal tersebut menjadi fokus penelitian tentang manajemen pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013.
Sebagus
apapun guru
yang dimiliki suatu organisasi pendidikan tanpa diiringi dengan manajemen kepala sekolah yang handal akan sulit
diperoleh hasil yang baik. Pun begitu sebaliknya. Manajemen yang baik tanpa
adanya guru
yang bisa diandalkan, hasil akhirnya pun kurang dapat maksimal.
Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi real
dengan kondisi terstandar sesuai dengan standarisasi yang telah ditentukan.
Dari hasil analisis tersebut akan ditemukan kelemahan dan kekuatan
implementasi. Kekuatan tersebut akan menjadi pelajaran bagi sekolah lain untuk
bisa menerapkan manajemen serupa. Sementara itu, kelemahan akan dianalisis
penyebabnya. Hasil analisis penyebab masalah kemudian akan dicarikan
kemungkinan solusi yang bisa dibuat dalam bentuk rekomendasi untuk sekolah
bersangkutan secara umum dan
untuk guru secara khusus. Dengan rekomendasi tersebut diharapkan
sekolah akan dapat
merencanakan program pengembangan profesi guru dengan tepat. Bagi guru, guru
akan dapat memperbaiki kompetensi yang dimilikinya dengan lebih terarah.
Sebagai hasil akhir dari semua itu adalah meningkatnya hasil belajar siswa di sekolah yang
pantas dibanggakan.
A.
Identifikasi
Masalah
Beberapa permasalahan yang muncul dari manajemen pendidik
adalah:
1.
Guru
yang memiliki etos kerja yang kurang baik.
2.
Paradigma
negatif terkait dengan perubahan kurikulum yang mengatakan apapun kurikulumnya,
mengajarnya ya tetap begitu.
3.
Guru
kurang mampu membuat perencanaan yang baik sehingga terkesan copy paste.
4.
Guru
kurang mampu melaksanakan proses sesuai dengan perencanaan yang ada.
5.
Guru
yang kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran
6.
Guru
yang kurang mengusai didaktik metodik
7.
Guru
kurang mampu membuat alat evaluasi yang baik
8.
Guru
kurang mampu menganalisis hasil evaluasi
9.
Guru
kurang mampu membuat perencanaan tidak lanjut terhadap hasil analisis evaluasi.
10. Guru kurang mampu memotivasi diri dalam pengembangan
profesinya.
11. Kepala sekolah tidak melakukan manajemen personalia
pendidikan dengan baik.
12. Tidak adanya perencanaan dalam pembinaan guru.
13. Penempatan personalia pendidikan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya.
14. Kurang efektifnya penggerakan kepala sekolah terhadap
tenaga guru yang ada.
15. Kontrol terhadap tenaga guru masih lemah
B.
Pembatasan
dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi terkait dengan manajemen
pembelajaran guru dalam implementasi kurikulum 2013. Dari pembatasan ini
dirumuskan permasalahan sbb:
1.
Perencanaan
pembelajaran yang dibuat guru.
2.
Pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
3.
Penilaian
hasil dan proses pembelajaran.
4.
Pengawasan
kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
C.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan manajemen pembelajaran yang diterapkan guru dalam
implementasi kurikulum 2013. Dengan pendeskripsian ini akan dapat diketahui
kelemahan dan kekuatan dari manajemen yang telah dilakukan oleh guru. Kekuatan
dan kelemahan ini akan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan perencanaan pembinaan
dan pengembangan keprofesian guru oleh kepala sekolah secara khusus dan rencana
kerja sekolah secara umum dalam upaya meningkatkan prestasi akademik sekolah yang
dipimpinnya.
Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui
perencanaan pembelajaran yang dibuat guru dengan merujuk pada standar nasional.
2.
Mengetahui
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum
2013.
3.
Mengetahui
prosedur penilaian hasil dan proses pembelajaran untuk mengukur data serap
siswa terhadap kompetensi tertentu.
4.
Mengetahui
pengawasan kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
2.
Manfaat
Penelitian
Manfaat Praktis
Manfaat Untuk Sekolah
a.
Sebagai
dasar penentuan kebijakan kegiatan pada tahun selanjutnya.
Manfaat untuk kepala sekolah
a.
Memotret
pelaksanaan manajemen pembelajaran guru secara umum.
b.
Memotret
kekuatan dan kelemahan manajemen pembelajaran guru yang ada di sekolah
tersebut.
c.
Sebagai
dasar penentuan program kerja kepala sekolah.
d.
Dasar
penentuan program bimbingan terhadap peningkatan profesi guru
Manfaat untuk guru
a.
Menjadi
gambaran terkait kekuatan dan kelemahan dari manajemen pembelajaran guru sesuai
dengan bidang tugasnya masing-masing.
b.
Memotivasi
guru untuk meningkatkan profesionalismenya.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian
ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang :
a.
Implementasi
manajemen pembelajaran guru yang ideal;
b.
Penentuan kelemahan dan kekuatan implementasi
kuriukulum 2013 di sekolah sehingga dapat dipergunakan untuk perbaikan sistem
kurikulum selanjutnya.
c.
Pembanding
antara fakta empiris dan teori dalam manajemen sumber daya pendidik.
D.
Asumsi
dan Pertanyaan Penelitian
1.
Asumsi
Penelitian
Sumber daya
pendidik atau guru memiliki peranan penting dalam rangka suatu sekolah mencapai
tujuan pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan yang ditetapkan di seluruh
sekolah adalah tercapainya standar kompetensi lulusan yang diharapkan. Pencapaian
kompetensi lulusan yang baik mengindikasikan proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru baik pula. Dengan demikian adanya pengaruh yang signifikan antara
proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas oleh guru dengan hasil
pencapaian kompetensi lulusan. Tanpa adanya proses pembelajaran yang
berkualitas, rasanya sulit kompetsni lulusan akan dapat tercapai sesuai dengan
harapan.
Mengelola sumber daya guru merupakan suatu sistem maka beberapa
aspek yang menjadi perhatian di atas dalam pelaksanaannya harus saling
bergantung (bersinergi) satu sama lain jangan merupakan aktivitas yang berjalan
sendiri-sendiri seperti dikemukakan oleh Werther and Davis (1996:18),
menyatakan bahwa: “Human resources
management is a system that consists of many interdependent activities. This
activities do not occur in isolation virtually every one affects another human
resources activity”. Dan karena setiap aktivitas yang bersinergi tersebut
merupakan pelaksanaan dari setiap keputusan yang diambil maka manajemen guru itu pada dasarnya merupakan integrasi
keputusan yang membentuk hubungan antarpersonalia pendidikan. Kualitas sinergi mereka memberikan kontribusi
terhadap kemampuan guru dan organisasi
dalam mencapai tujuan.
Dalam
pelaksanaan tugas pokoknya, guru juga tidak dapat berdiri sendiri dengan
sekehendak hatinya merancang dan melaksanakan pembelajaran. kesemuanya harus
berada di bawah kontrol dan kendali kepala sekolah. Manajemen mutu sekolah
menjadi suatiu keniscayaan untuk membentuk budaya mutu dalam pembelajaran di
kelas. Guru mendapatkan fasilitas, motivasi, dan bimbingan yang kontinu untuk dapat
melaksanakan tugas pokoknya dengan baik. Sementara itu, kepala sekolah bertugas
memberi fasilitas, bimbingan, dan motivasi untuk menjamin keterjagaan kinerja
guru dalam memanajemen kelas yang dikelolanya
Namun demikian
tidak selamanya kepala sekolah selaku manajer di suatu lembaga pendidikan mampu
menjaga sinergi antarpersonil yang berada di bawah kepemimpinannya. Secara umum kepala sekolah menempatkan diri
sebagai orang yang harus dipatuhi kebijakannya meski tanpa mengkaji kebutuhan
personil di bawahnya. Di samping itu,
kepala sekolah sering memperlakukan guru sebagai manusia dewasa yang tahu
tanggung jawabnya sehingga tidak perlu membimbing, memotivasi, atau memfasilitasi
kebutuhan mereka. Sementara itu, guru
sering kali melakukan tindakan antipati terhadap kebijakan dari manajer yang tidak
sejalan dengan selera mereka. Sehingga
apapun penggerakan dari kepala sekolah dikerjakan kurang maksimal oleh personil
di bawahnya.
2.
Pertanyaan
Penelitian
a.
Bagaimana
perencanaan pembelajaran yang dibuat guru dalam implementasi kurikulum 2013?
b.
Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam implementasi kurikulum
2013?
c.
Bagaimana
penilaian hasil dan proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013?
d.
Bagaimana
pengawasan kepala sekolah terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dalam implementasi kurikulum 2013?
E.
Definisi Operasional
Manajemen :
merupakan pengaturan-pengaturan yang dilakukan oleh seorang terkait dengan upaya untuk mencapai tujuan
lembaga yang berada di bawah naungan tanggung jawabnya.
Pembelajaran : merupakan proses guru melakukan
pembelajaran di kelas dengan mengimplementasikan kurikulum 2013.
Manajemen pembelajaran : Pengaturan yang dilakukan
guru terkait dengan pelaksanaan tugas pokok guru yang meliputi pembuatan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi
proses dan hasil belajar, serta analisis dan tindak lanjut terhadap hasil analisis
evaluasi hasil belajar.
Implementasi : merupakan penerapan suatu program oleh
guru dalam pelaksanaan tugas pokoknya sebagai tenaga profesional.
Kurikulum 2013 : adalah seperangkat aturan terkait
dengan pendidikan. sebagai suatu perangkat yang menjadi dasar pembelajaran di
kelas, kurikulum ini dilengkapi dengan standarisasi pendidikan terutama dengan
diterbitkannya perubahan standar pendidikan yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian.
Implementasi kurikulum 2013: merupakan penerapan kurikulum
2013 dalam pembelajaran. implementasi kurikulum dalam pembelajaran di kelas
terkait dengan tugas pokok guru dengan merujuk pada standarisasi yang
direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
SMP 2 Bojong : merupakan
SMP negeri yang berada di wilayah Kecamatan Bojong yang dijadikan sebagai
subjek penelitian.
SMP 1 Balapulang
: merupakan SMP negeri yang berada di wilayah Kecamatan Balapulang Kabupaten
Tegal yang dijadikan pembanding dengan subjek penelitian.
Pengawasan :
Merupakan tugas manajerial seorang pemimpin (kepala sekolah) untuk memantau
keterlaksanaan program dan tugas-tugas guru yang berada di bawah bimbingan dan
tanggungjawabnya.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
a.
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang
dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan
penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena
orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat
kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun
di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study.
(Muhammad Nazir, Metode Penelitian.Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1986, hlm. 159.)
Dalam penelitian ini,
pendekatan kualitatif digunakan untuk mengamati implementasi manajemen pembelajaran yang diterapkan guru
terkait dengan penerapan kurikulum 2013 yang ada di sekoalh tersebut. Hasil
analisis implementasi mananjemen tersebut akan dirujuk pada standarisasi yang
telah ditetapkan oleh mendikbud sebagai acuan plaksanaan kurikulum 2013.
b.
Metode Penelitian
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, Survey. Menurut
Suharsimi Arikunto, studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung. Sementara itu survey menurut
Van Dallen merupakan bagian dari studi deskriptif. Survey bukan hanya untuk
mengetahui suatu gejala, tetapi juga untuk menentukan kesamaan status dengan
cara membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Dalen
mengatakan bahwa survey merupakan bagian dari studi deskriptif . yang termasuk
bagian dari survey adalah:
o
School
survey yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan.
masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar-mengajar,
ciri-ciri personalia pendidikan, keadaan murid, dan hal yang menunjang proses pembelajaran.
o
Job
analisis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi informasi mengenai
tugas-tugas umum dan tanggung jawab para karyawan, aktivitas khusus yang
dibutuhkan, keterlibatan, serta fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya,
dan fasilitasnya.
o
Analisis
dokumen dengan menganalisis dokumen berupa buku, konsep, diagram dan sebagainya
yang bernilai dokumen.
o
Publick
opinion survey untuk mengetahui pendapat umum tentang suatu hal.
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif sehingga diperlukan data yang bersifat kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data
kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya
wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif
adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Analisis data dalam
penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya
menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori
baru.
Penelitian tentang manajemen pembelajaran
terkait dengan implementasi kurikulum 2013 ini menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data. Teknik yang digunakan tersebut adalah:
1)
Wawancara
Teknik
wawancara dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan beberapa guru
terkait dengan manajemen pembelajaran yang dilakukannya. Wawancara dipergunakan
untuk memperoleh data tentang proses pembuatan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi
proses dan hasil, serta pelaksanaan analisis hasil tes dan tindaklanjutnya. Di
samping itu data tentang manajemen kepala sekolah dalam melaksanakan kontrol
terhadap kinerja guru juga diperoleh dengan teknik wawancara.
2)
Studi
dokumentasi
Studi
dokumentasi atau analisis dokumen merupakan satu teknik yang dilakukan dengan
cara mempelajari data berupa dokumen yang terkait dengan pelaksanaan tugas
pokok guru. Dokumen tersebut antara
lain:
a)
Perangkat
pembelajaran yang meliputi : penghitungan hari efektif, program semester, dan perencanaan pembelajaran.
b)
Perangkat
penilaian : perencanaan penilaian, dokumen penilaian sikap, dokumen penilaian
pengetahuan, dan dokumen penilaian keterampilan.
3)
Observasi
Observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung pada subjek yang diteliti. Observasi digunakan untuk melengkapi data
yang belum ada pada kegiatan wawancara dan studi dokumentasi. Observasi
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap guru melakukan
pembelajaran di kelas. Untuk kegiatan ini peneliti melakukan observasi pada
beberapa guru secara acak untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013.
Instrumen Pengumpulan
Data
Terkait dengan penggunaan teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini, ada
beberapa istrumen yang digunakan. Instrumen tersebut adalah:
1)
Daftar
wawancara dan tape recorder yang digunakan dalam wawancara.
2)
Daftar
cek daftar analisis dokumen yang digunakan dalam teknik studi dokumen
3)
Tabel
observasi yang digunakan dalam teknik observasi
4)
Tabel
rekapitulasi prestasi hasil belajar siswa
3. Lokasi dan Subyek Penelitian (atau Populasi dan Sampel)
Lokasi
Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Bojong dan SMP
Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada
beberapa hal seperti :
1)
Kedekatan
peneliti dengan lokasi.
2)
SMP
Negeri 2 Bojong termasuk SMP dengan prestasi sekolah yang kurang baik oleh
karena itu diperlukan analisis untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan. Dengan
demikian hasil analisis diharapkan akan dapat membantu sekolah untuk
meningkatkan manajemen yang ada. Sebagai
pembanding, adalah SMP 1 Balapulang yang berlokasi dalam di luar wilayah
kecamatan Bojong.
Subyek Penelitian
Subjek Penelitian
yang diajukan adalah pendidik yang berada di SMP Negeri 2 Bojong dan 1
Balapulang. Pendidik bararti guru yang memiliki tugas pokok membuat perencanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi, melakukan analisis
hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut dari hasil analisis evaluasi. Untuk
keterjaminan pelaksanaan tugas, kepala sekolah selaku manajer dalam sekolah
melakukan bimbingan, motivasi, dan kontrol atau pengawasan terhadap kinerja
guru.
4.
Tahap-tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a.
Menyiapkan
instrumen penelitian
b.
Pengurusan
perizinan pengambilan data
c.
Koordinasi
dengan subjek penelitian
d.
Wawancara
dengan guru terkait dengan manajemen pembelajaran yang dilakukan.
e.
Analisis
data wawancara I
f.
Wawancara
dengan kepala sekolah terkait dengan manajemen kepala sekolah terkait dengan pembinaan,
motivasi, dan pengawasan terhadap kinerja guru.
g.
Analisis
data wawancara II
h.
Studi
dokumentasi guru terkait dengan tugas
pokok guru
i.
Analisis
Data dokumen I
j.
Studi
dokumentasi kepala sekolah terkait dengan tugas kepala sekolah membina,
memotivasi, dan mengontrol kinerja guru.
k.
Analisis
data dokumen II
l.
Observasi
m.
Analisis
data observasi
n.
Sinkronisasi
data dengan standar
o.
Simpulan
sementara
5.
Teknik Analisis Data
Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan deskripsif kualitatif. Deskripsi
dilakukan dengan membandingkan data yang ada dengan standar yang ditentukan.
Sebagai standar digunakan adalah standar
isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan
terkait dengan kinerja guru dan standar pengelolaan terkait dengan tugas
penggerakan dan kontrol kepala sekolah.
G.
Jadwal Penelitian
No
|
Tanggal
|
Deskripsi Kegiatan
|
1
|
1- 14 Mei 2014
|
Pembuatan draft proposal tesis
|
2
|
15 Mei 2014
|
Pengkajian draft proposal tesis oleh dosesn UPS
|
3
|
16–31 Mei 2014
|
Revisi draft proposal
|
4
|
10 Juni 2014
|
Seminar proposal tesis
|
5
|
10-20 Juni 2014
|
Revisi proposal (Menyiapkan bab 1 – 3 secara
lengkap)
|
6
|
21-27 Juni
2014
|
Konsultasi bab 1, 2, dan 3
|
7
|
28 Juni – 5 Juli 2014
|
Revisi bab 1, 2, dan 3
|
|
6 – 16 Juli 2014
|
Pembuatan instrumen
|
8
|
17-19 Juli
2014
|
Pengurusan perizinan penelitian di SMP 1 dan 2
Bojong Kabupaten Tegal
|
9
|
21 Juli 2014
|
Melakukan wawancara tahap I
|
10
|
22 Juli 2014
|
Melakukan wawancara tahap II
|
11
|
23 – 30 Juli 2014
|
Analisis hasil wawancara
|
12
|
1 - 2 Agt 2014
|
Studi dokumentasi tahap I
|
13
|
3 – 4 Agt
2014
|
Studi dokumentasi tahap II
|
14
|
5 – 12 Agt 2014
|
Analisis hasil studi dokumen
|
15
|
13 Agt 2014
|
Observasi
|
16
|
14 – 17 Agt 2014
|
Analisis hasil observasi
|
17
|
18 – 20 Agt 2014
|
Pengumpilan data
penelitian dan Simpulan sementara dari hasil analisis data
|
18
|
21 – 30 Agt 2014
|
Pembuatan draft bab hasil dan pembahasan
|
19
|
1 – 5 Sept 2014
|
Konsultasi bab hasil dan pembahasan
|
20
|
5 – 15 Sept 2014
|
Revisi bab hasil dan pembahasan
|
21
|
15 – 17 Sept 2014
|
Penulisan draft penutup
|
22
|
17 – 20 Sept 2014
|
Konsultasi bab penutup
|
23
|
21 – 22 Sept 2014
|
Revisi bab penutup
|
24
|
22- 30 Sept 2014
|
Penyusunan tesis lengkap
|
25
|
1 – 5 Okt 2014
|
Konsultasi laporan tesis
|
26
|
5 – 10 Okt 2014
|
Revisi laporan lengkap
|
H.
Sistematika
Laporan
Sistematika Laporan versi Borg dan Gall
Bagian Pendahuluan
1.
Halaman
Judul
2.
Kata
Pengantar
3.
Daftar
Isi
4.
Daftar
tabel
5.
Daftar
Gambar/Ilustrasi
Bagian Laporan
Bab I PENDAHULUAN
B.
Latar
Belakang
C.
Identifikasi
Masalah
D.
Pembatasan
dan Perumusan Masalah
E.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
F.
Definisi
Operasional
Bab II LANDASAN TEORI
A.
Penemuan
yang lalu
B.
Kajian
Teori
C.
Kerangka
Berpikir
D.
Asumsi
dan Pertanyaan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Subjek
Penelitian
B.
Desain
dan Pendekatan Penelitian
C.
Pengumpulan
Data
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Validasi
Instrumen
B.
Pengumpulan
dan Penyajian Data
C.
Analisis
data
D.
Hasil
Analisis
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
B.
Pembahasan
Bahan Penunjang
A.
Kepustakaan
B.
lampiran
Daftar Pustaka
Amir, Yayat Hidayat dan Maufur
.2009. Kepemimpinan Pendidikan : untuk Mengembangkan Budaya Organisasi dan Mutu
Sekolah. Bandung : Bintang Warli Artika.
Arifin, Daeng dan Pipin
Arifin. 2011. Keprofesionalan Seorang Guru. Bandung : Pustaka Al Kasyaf.
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Creswell, John W. 2012.
Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Penerjemah
Ahmad Fawaid. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Flippo, Edwin B. 1988.
Manajemen Personalia. Penerjemah Moh.Masud. Jakarta: Erlangga.
Ilitan, Lena. Praktik-Praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan
Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002: 65 –
76
Mulyasa, E. 2012. Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Manajemen
Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung : Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Manajemen
Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru
Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung :
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Menjadi
Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Rosdakarya.
Nazir, Muhammad. 1986.Metode Penelitian.Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nuryanta, Nanang. “Pengelolan Sumber Daya Manusia: Tinjauan Aspek
Rekruitmen dan Seleksi” Jurnal Pendidikan Islam El Tarbawi. Nomor 1 Vol. 1
Tahun 2008.
Peraturan Menteri No.16
tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri No.54
tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.
Peraturan Menteri No.64
tahun 2013 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri No.65
tahun 2013 tentang Standar Proses
Peraturan Menteri No.66
tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah
Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah RI
Nomor 74 tahun 2008 tentang guru
PP 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
Sa’ud Udin Syaefudin dan Abin
Syamsudin Makmun. 2011. Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif.
Bandung : Rosdakarya.
Saebani, Beni Ahmad. 2012.
Filsafat Manajemen. Bandung : Pustaka Setia.
Sukmadinata, Nana
Syaodih.2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas
Undang-undang Rebuplik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wijaya, David. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Berbasis
Kompetensi Guru dalam Rangka Membangun Keunggulan Bersaing Sekolah. Jurnal
Pendidikan Penabur Nomor 12 Tahun ke-8 Juni 2009.
LAMPIRAN
1.
Surat
terkait dengan izin penelitian
2.
Profil
Sekolah
3.
Daftar
Wawancara
4.
Tabel
Observasi
5.
Rekapitulasi
Prestasi akademik siswa (nilai murni terkait dengan kegiatan: daftar nilai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, midsemester)
6.
RKAS
7.
Program
supervisi kepala sekolah
8.
Format
supervisi
Izin copy ya mas :) buat referensi
BalasHapusbagus....buat regerensi dan sangat inspiratif..makasih pak guru
BalasHapusizin copast pak guru,,, buat referensi
BalasHapusmaam pak saya copy ya buat referensi tesisku...makasih
BalasHapus