Alhamdulillahi
Robbil ‘alamin.
Memang Alloh
Robbul Jalal tidak pernah berbohong dengan apa yang telah dijanjikannya.
Sedekah yang pernah diberikan pada seseorang terbukti telah menyelamtkan Aku
dalam kemungkinan tertabrak kereta api. Kisah ini merupakan kisah nyata yang
saya alami sendiri. Alhamdulillah Alloh masih memberikan saya kesempatan hidup.
Semoga kesempatan ini dapat saya gunakan dengan bijak untuk mendapatkan ridlo
Alloh SWT.
Cerita berawal
dari pagi. Saat itu hari Sabtu tapi saya lupa tanggalnya. Pagi begitu cerah, dengan sinar mentari yang
hangat. Embun pagi masih setia bergelayut di dedaunan di depan rumah. Saya telah
siap untuk melaksanakan kewajibanku sebagai guru di salah satu SMP negeri di
Kabupaten Tegal. Sepeda motor telah aku bersihkan
dan dipanaskan. Jaket dan helm telah aku siapkan. Menjelang berangkat, istriku
cerita kalau salah satu tetangga kami mendapatkan musibah, smentara mau berobat
tidak punya uang. Saat itu pula jatuh rasa iba dan kasihan dalam diri saya. Tanpa
pikir panjang aku keluarkan selembar uang lima puluh ribu rupiah kemudian
menyuruh istri saya memberikan pada dia. Saya pikir uang itu cukup untuk
berobat di dokter umum yang berada di kota kecamatan atau pada mantri yang ada
di desa kami.
Saya berangkat
ke sekolah dengan sepeda motor. Waktu itu saya juga sekalian pamit pada karena
selepas pulang sekolah akan menghadiri syukuran khitanan anak teman saya yang
berada di daerah pagonga, Tegal. Jarak tempuh
hanya sekitar lima menit karena sekolah
dengan rumah sangat dekat.
Tanpa terasa
waktu pulang sekolah hampir tiba. Jam dinding menunjukkan pukul 11.15. Kebutulan sekali dua jam terakhir saya tidak
ada jadwal mengajar. Karena jarak yang cukup jauh antara Bojong dengan
Pagongan, saat itu saya memberanikan diri untuk izin pada kepala sekolah untuk
pulang lebih awal. Alhamdulillah, kepala sekolah mengizinkan.
Segera saya
kenakan jaket dan helm kemudian motor segera dikeluarkan dari tempat parkir. Motor
segera kustater dan segera melaju dengan diawali basmalah. Tanpa terasa satu
jam telah kulalui dalam deru kendaraan yang meramakan lalu lintas. Sampailah motor
saya di pertigaan Kodim di daerah Pagongan. Saya segera membelokkan motor ke arah barat
samapailah pada rel kereta api. Dari situ saya harus berbelok ke arah utara
sekitar dua meter kemudian harus menyeberangi rel kereta untuk sampai ke rumah
teman saya.
Karena jalan becek, yang
tergenang air, saya memilih jalan yang dekat rel kereta api karena daerah itu
agak tinggi. Sesaat sebelum belokan untuk menyeberangi rel kereta api, terjadi
suatu keajaiban. Tanpa bisa dikontrol
sepeda motor saya berbelok ke arah menjauhi rel kereta api. Selang beberapa
detik melajulah kereta api dengan kecepatan yang cukup tinggi. Subhanallah,
astaghfirullah, Allohu akbar. Sungguh jantung terasa berhenti berdetak.
Bagaimana tidak, kereta sedekat itu, dari arah di hadapan saya, saya tidak
mendengar suara apapun dan juga tidak melihat kereta sebesar itu. Selisih sekian detik kalau motor saya jadi
menyebarangi rel kereta api, tamatlah riwayat saya. Rasa syukur di antara rasa
lemas dan deg-degan menyelimuti seluruh
perasaan. Ya Rob, terima kasih telah engkau berikan saya kesempatan untuk
menikmati seluruh karunia-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar