Minggu, 02 September 2012

TERSELAMATKAN DARI KERETA API KARENA SEDEKAH



Alhamdulillahi Robbil ‘alamin.
Memang Alloh Robbul Jalal tidak pernah berbohong dengan apa yang telah dijanjikannya. Sedekah yang pernah diberikan pada seseorang terbukti telah menyelamtkan Aku dalam kemungkinan tertabrak kereta api. Kisah ini merupakan kisah nyata yang saya alami sendiri. Alhamdulillah Alloh masih memberikan saya kesempatan hidup. Semoga kesempatan ini dapat saya gunakan dengan bijak untuk mendapatkan ridlo Alloh SWT.

Cerita berawal dari pagi. Saat itu hari Sabtu tapi saya lupa tanggalnya.  Pagi begitu cerah, dengan sinar mentari yang hangat. Embun pagi masih setia bergelayut di dedaunan di depan rumah. Saya telah siap untuk melaksanakan kewajibanku sebagai guru di salah satu SMP negeri di Kabupaten Tegal.  Sepeda motor telah aku bersihkan dan dipanaskan. Jaket dan helm telah aku siapkan. Menjelang berangkat, istriku cerita kalau salah satu tetangga kami mendapatkan musibah, smentara mau berobat tidak punya uang. Saat itu pula jatuh rasa iba dan kasihan dalam diri saya. Tanpa pikir panjang aku keluarkan selembar uang lima puluh ribu rupiah kemudian menyuruh istri saya memberikan pada dia. Saya pikir uang itu cukup untuk berobat di dokter umum yang berada di kota kecamatan atau pada mantri yang ada di desa kami.

Saya berangkat ke sekolah dengan sepeda motor. Waktu itu saya juga sekalian pamit pada karena selepas pulang sekolah akan menghadiri syukuran khitanan anak teman saya yang berada di daerah pagonga, Tegal.  Jarak tempuh hanya sekitar  lima menit karena sekolah dengan rumah sangat dekat.
Tanpa terasa waktu pulang sekolah hampir tiba. Jam dinding menunjukkan pukul 11.15.  Kebutulan sekali dua jam terakhir saya tidak ada jadwal mengajar. Karena jarak yang cukup jauh antara Bojong dengan Pagongan, saat itu saya memberanikan diri untuk izin pada kepala sekolah untuk pulang lebih awal. Alhamdulillah, kepala sekolah mengizinkan.

Segera saya kenakan jaket dan helm kemudian motor segera dikeluarkan dari tempat parkir. Motor segera kustater dan segera melaju dengan diawali basmalah. Tanpa terasa satu jam telah kulalui dalam deru kendaraan yang meramakan lalu lintas. Sampailah motor saya di pertigaan Kodim di daerah Pagongan.  Saya segera membelokkan motor ke arah barat samapailah pada rel kereta api. Dari situ saya harus berbelok ke arah utara sekitar dua meter kemudian harus menyeberangi rel kereta untuk sampai ke rumah teman saya. 

Karena jalan becek,  yang tergenang air, saya memilih jalan yang dekat rel kereta api karena daerah itu agak tinggi. Sesaat sebelum belokan untuk menyeberangi rel kereta api, terjadi suatu keajaiban.  Tanpa bisa dikontrol sepeda motor saya berbelok ke arah menjauhi rel kereta api. Selang beberapa detik melajulah kereta api dengan kecepatan yang cukup tinggi. Subhanallah, astaghfirullah, Allohu akbar. Sungguh jantung terasa berhenti berdetak. Bagaimana tidak, kereta sedekat itu, dari arah di hadapan saya, saya tidak mendengar suara apapun dan juga tidak melihat kereta sebesar itu.  Selisih sekian detik kalau motor saya jadi menyebarangi rel kereta api, tamatlah riwayat saya. Rasa syukur di antara rasa lemas dan deg-degan  menyelimuti seluruh perasaan. Ya Rob, terima kasih telah engkau berikan saya kesempatan untuk menikmati seluruh karunia-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar