Istilah
personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung arti keseluruhan orang-orang
yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia
adalah manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai
atau personalia di dalam suatu organisasi. Menurut Fillopo manajemen personalia
adalah “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas
pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat Untuk lebih lengkapnya manajemen
personalia itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah
seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja sedemikian
rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan
berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Dalam
perusahaan kecil fungsi personalia dilaksanakan langsung oleh pucuk pimpinan,
jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja, seperti penempatan,
pelatihan, pendidikan, mutasi dan promosi, kompensasi dan pemberhentian
langsung menjadi tanggung jawab pucuk pimpinan.
Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi personalia didelegasi kepada masing-masing manajer termasuk kepada kepala departemen (bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi personalia, tidak berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah besarnya perusahaan dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja menambah kesibukan fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya unit personalia tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia hanya dikerjakan oleh unit personalia.
Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi personalia didelegasi kepada masing-masing manajer termasuk kepada kepala departemen (bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi personalia, tidak berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah besarnya perusahaan dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja menambah kesibukan fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya unit personalia tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia hanya dikerjakan oleh unit personalia.
Unit
Personalia tidak sama statusnya misalnya dengan Unit Produksi atau Unit
Pemasaran, sebab Unit Personalia merupakan sebuah “services departement”
(bagian pembantu). Unit personalia, berstatus sebagai tenaga staff, ia sering
disebit “a specialized staff”. Sebagai “a specialized staff” maka unit
personalia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ia
terbatas dalam pemberian nasihat dan bantuan dan tidak mempunyai kekuasaan
terhadap elemen-elemen lain di didalam organisasi.
b. Nasihat
dan bantuan yang diberikan ditujukan kepada seluruh bagian.
c. Ia memberikan nasihat dan bantuan khusus di
bidang personalia.
Pada umumnya yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mengenai tugas-tugas personalia ada tiga yaitu:
1.
Procuring yang terdiri dari beberapa hal seperti:
Ø
memperoleh tenaga kerja
Ø
membuat anggaran tenaga kerja
Ø
menarik tenaga kerja
Ø
membuat job analysis, job description, dan job
specification
Ø
menetapkan dan menghubungi sumber-sumber tenaga
kerja
Ø
mengadakan seleksi terhadap calon tenaga kerja
2.
Developing atau pengembangan yang meliputi:
Ø
memajukan atau mengembangkan tenaga kerja
Ø
melatih dan mendidik tenaga kerja
Ø
mempromosikan dan memindahkan tenaga kerja
Ø
mengadakan penilaian kecakapan tenaga kerja
3.
Mantaining dengan kegiatan:
Ø
memanfaatkan tenaga kerja
Ø
memberhentikan tenaga kerja
Ø
memensiunkan tenaga kerja
Ø
memberi kompensasi
Ø
mengurus kesejahteraan pegawai termasuk pembayaran
upah, perumahan, rekreasi, pengobatan dan lain sebagainya.
Dalam suatu perusahaan pada umumnya kita dapati empat macam hubungan antara petugas yaitu:
1. Line
relation
2. Functional
relation
3. Staff
relation
4. Lateral
relation
Unit kepala personalia memiliki tiga macam hubungan di atas yakni : line relation, functional relation, dan lateral relation. Dengan line relation dimaksud hubungan antara seorang atasan dengan bawahannya misalnya pemberian instruksi, pemberian saran-saran dan lain-lain. Dengan functional relation dimaksud hubungan antara sesuatu pejabat dengan pejabat-pejabat lainnya dimana pejabat pertama memberikan bantuan dan layanan kepada pejabat kedua dalam bidang keahliannya. Dengan lateral relation yang dimaksud hubungan-hubungan untuk berkoordiner dan bekerja sama antara para manager yang setingkat misalnya antara kepala-kepala bagian atau antara kepala-kepala seksi.
Ditinjau
dari fungsi yang ada, Fungsi manajemen sumber daya manusia secara umum
dibedakan menjadi fungsi manajerial dan fungsi operasional. Untuk lebih
jelasnya fungsi-fungsi tersebut adalah.
a. Empat fungsi manajerial
1)
Perencanaan (planning)
Bagi
manajemen sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan terlebih dahulu
suatu program manajemen sumber daya manusia yang akan membantu mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
2)
Pengorganisasian (organizing)
Organisasi
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Bagi seorang manajer sumber daya
manusia, membentuk suatu organisasi haruslah dengan merencanakan hubungan
antara pekerjaan dan factor-faktor fisik, hubungan antara sesama kelompok dan
hubungan antara pimpinan secara keseluruhan.
3)
Pengarahan (directing)
Fungsi
ini meliputi bagaimana cara melaksanakan pekerjaan atau bagaimana mengusahakan
agar pekerja mau bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.
4)
Pengendalian /pengawasan (controlling)
Pengendalian/pengawasan
adalah suatu fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan terhadap
berbagai kegiatan sesuai dengan rencana manajemen sumber daya manusia yang
dirumuskan.
b. Enam fungsi operasional
1)
Pengadaan tenaga kerja (procurenment)
Fungsi
pengadaan meliputi penetuan program penarikan karyawan baik jumlah, jenis,
maupun mutu atau kualitas karyawan serta seleksi dan penempatannya.
2)
Pengembangan (development)
Fungsi
pengembangan karyawan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan
melalui pelatihan atau pendidikan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan
tertentu.
3)
Kompensasi
Fungsi
kompensasi berhubungan dengan pemberian imbalan atau penghargaan yang adil dan
layak bagi kehidupan manusia dan diberikan kepada karyawan atas jasa atau
pekerjaan yang telah diberikan untuk mencapai tujuan organisasi.
4)
Integrasi
Fungsi
pengintegrasian berhubungan dengan penyesuain keinginan individual karyawan
dengan keinginan organisasi serta masyarakat.
5)
Pemeliharaan (maintenance)
Fungsi
pemeliharaan berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan
kondisi para karyawan dan pemeliharaan sifat yang menyenangkan.
6)
Pemutusan hubungan kerja (separation)
Fungsi
pemutusan hubungan kerja berhubungan dengan pemisahan karyawan dari organisasi
untuk mengembalikan sesuatu kepada masyarakat yang dapat berbentuk pensiun,
pemberhentian, pemecatan, atau penempatan diluar perusahaan.
Tantangan Manajemen Personalia
Menurut Floyd (1971;783) diantara banyak perubahan
besar yang terjadi, tiga hal yang berikut akan menjelaskan hakikat dari
tantangan personalia:
A. Perubahan bauran dalam angkatan kerja, jelas akan
membawa perkenalan nilai-nilai baru kepada organisasi. Suatu angkatan kerja
dengan perangkat nilai-nilai ini akan sangat cocok digunakan oleh perusahaan
dalam usaha mereka untuk mengejar nilai-nilai produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas. Mengingat makin meningkatnya penekanan pada individu dibanding
dengan organisasi, sejumlah perubahan program personalia telah dicoba salah
satunya adalah :
1) Waktu luwes (Flexitime)
Menurut Craig Eric Schneir, Flexitime adalah” suatu
program yang memberikan waktu untuk memulai dan mengakhiri secara fleksible
bagi karyawan” .
2)
Mempertinggi produktivitas (enhanced
production). Walaupun terdapat sedikit bukti nyata, namun penelitian-
penelitian menunjukkan kesempatan-kesempatan untuk memperbaiki produktivitas
bervariasi mulai dari sepertiga sampai setengah, dengan kemungkinan ukuran
keuntungan antara 5 persen sampai 14 persen.
Penyebab-penyebab untuk hal ini mencakup moral yang lebih baik, waktu kerja
yang lebih baik, waktu kerja yang sesuai dengan “ jam tubuh” (body clock)
karyawan, penanganan yang lebih baik atas fluktuasi beban kerja, meningkatkan
pelayanan terhadap karena perusahaan buka lebih lama, dan berkurangnya waktu
terluang menunggu jam pulang karena enggan memulai tugas baru.
3)
(2) Mengurangi
keterlambatan dan ketidakhadiran karyawan (reduced
employee tardiness and absenteeism). Karyawan yang sudah terlambat menurut
jadwal yang ketat sering akan bimbang dan akhirnya memutuskan untuk tidak masuk
kerja sama sekali. Jika waktu kedatangan di tempat kerja yang disetujui itu
berada didalam rentang dua jam yang luwes, maka keterlambatan dan
ketidakhadiran karena hal semacam ini bisa disingkirkan. Keperluan-keperluan
pribadi dapat ditanggulangi tanpa mengabaikan pekerjaan
selama setengah atau sepanjang hari.
4)
(3)Memperbaiki
moral dan mengurangi pergantian karyawan (improved
morate and reduced turnover). Dengan sistem Waktu luwes (flexitime), karyawan
mengendalikan hari kerjanya secara terbatas sehingga hal ini merupakan suatu
jenis dari pemerkayaan pekerjaan (job enrichment). Para karyawan pada dasarnya
diperlakukan sama seperti para manajer dan karyawan profesional.
B. Perubahan Harapan Karyawan- Warga masyarakat, Semakin banyak petunjuk bahwa
hak-hak warga masyarakat yang eksternal sedang menyusup kedalam perusahaan dengan
maksud memperbaiki mutu kehidupan kerja. Dua ilustrasi yang menonjol adalah:
(1) kebebasan berbicara (freedom of speech), dan (2) kebebasan pribadi (the
right to privacy). Dalam organisasi-organisasi hak untuk “meniup peluit“ ini
cukup dilindungi dengan baik . Dow Votaw berpendapat bahwa kebebasan berbicara
didalam organisasi adalah “suatu perkembangan yang mungkin akan terbukti
sebagai suatu hal yang mungkin akan terbukti sebagai suatu hal yang perlu untuk
menyertai tanggung jawab perusahaan yang efektif”
Para karyawan merasa adanya pelanggaran yang lebih besar
atas kebebasan pribadi jika (1) informasi yang sifatnya disebarluaskan kepada
orang lain tanpa izin mereka, (2) informasi pribadi, sebagaimana halnya dengan
data produktivitas perusahaan disebar disiarkan, (3) Informasi yang sifatnya
pribadi diberikan kepada orang-orang luar ketimbang kepada mereka yang bekerja
di perusahaan itu.
C. Perubahan Tingkat Produktivitas, menurut Dov
Votow, masalah paling serius yang dewasa ini dihadapi oleh manajer personalia,
adalah menurunnya produktivitas perekonomian.
Telah banyak alasan yang dikemukakan sebagai penyebab produktivitas
akhir-akhir ini seperti:
1)
Berbagai peraturan dan undang-undang
pemerintah telah menambah biaya untuk melakukan usaha tanpa meningkatkan
produktivitas dalam jangka pendek, seperti perlindungan lingkungan, kesehatan
dan keselamatan, tindakan pencegahan diskriminasi, dan sebagainya.
2)
Undang-undang semacam itu telah
menyebabkan meningkatnya jumlah karyawan baru dalam lingkup bisnis
3)
arus wanita dan minoritas mungkin
telah mengakibatkan menurunnya produktivitas selama perkenalan.
Para manajer umumnya berorientasi pada keuntungan
jangka pendek dalam mengambil keputusan- keputusan bisnis. Dengan adanya
tekanan-tekanan dari para pemegang saham, pasar surat-surat berharga, dan
lembaga-lembaga keuangan, mereka cenderung menunda penelitian, pengembangan,
dan investasi pabrik baru demi prestasi jangka pendek. Hal ini menyebabkan
penurunan produktivitas terus menerus. Diakui juga berbagai macam undang-undang
pajak telah menghambat inovasi dan investasi pabrik baru.
Hubungan yang bersifat merugikan dengan
serikat-serikat buruh mengurangi usaha kerjasama yang akan meningkatkan
produktivitas. Banyak aturan kerja yang telah dirundingkan dengan serikat buruh
yang dirancang untuk melindungi dan penghasilan jangka pendek mendatangkan
malapetaka jika para majikan harus bersaing di pasar dunia.
Aliensi karyawan menyebabkan penolakan kerjasama untuk
perbaikan produktivitas. Disebutkan bahwa sikap karyawan yang jelek disebabkan
oleh faktor-faktor seperti pekerjaan yang sangat berbahaya, pekerjaan-pekerjaan
yang rutin dan membosankan, dan para manajer yang autokratis yang mengambil
sendiri keputusan yang mempengaruhi kerja dan mutu kehidupan kerja, tanpa memperdulikan
pentingnya partisipasi karyawan.
Walaupun manajer personalia hanya dapat berbuat
sedikit untuk mengubah susunan perekonomian kita yang berdasarkan persaingan,
namun terdapat banyak bidang dimana tantangan-tantangan itu dapat dipenuhi.
disarikan dari buku Manajemen Personalia Oleh Edwin B.Fillopo
disarikan dari buku Manajemen Personalia Oleh Edwin B.Fillopo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar