Oleh : Farichin
Sekarang kita sudah memasuki bulan Dzulqoidah pada kalender Islam. Artinya, sebentar lagi kita memasuki bulan Dzulhijah. Pada bulan tersebut tepatnya tanggal 10 Dzulhijah kita akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan Idul kurban. Gema takbir, Takhmid, dan Takbir akan menggema menyambut Idul kurban tersebut.
Namun, di masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan masih muncul kesalahan persepsi terkait dengan peaksanaan kurban pada saat Idul kurban. Nah, mungkin ini adalah beberapa kesalahan persepsi yang terjadi di masyarakat (Paling tidak di desa tempat tinggal saya)
1. Hewan sembelihan kurban tidak boleh dimakan oleh yang kurban. Kalau orang yang berkurban menginginkannya, maka dia harus bertukar dengan sembelihan yang lain.
Ini adalah pendapat yang kurang tepat. Alloh telah memperbolehkan orang yang berkurban untuk menikmati daging hewan kurbannya asalkan tidak melebihi sepertiga dari daging tersebut. Coba bayangkan seandainya orang harus bertukar daging kurban untuk bisa menikmatinya, betapa repotnya petugas pembagi daging kurban tersebut.
2. Kurban dan akikah itu sama. Loh kok sama. Kurban ya kuraban dan biasanya diselenggarakan berkenaan dengan peringatan Idul Adha. Sementara akikah itu penyembelihan kambing yang terkait dengan kelahiran seorang bayi. Kurban diberikan dalam keadaan mentah sementara jumhur ulama mengatakan akikah diberikan dalam kondisi matang siap santap.
3. Kurban hanya berlaku satu kali untuk setiap orang selama hidup. Ini yang kacau. Kurban bagi orang-orang yang mampu diharapkan setiap tahun. Bukankah kurban itu sebagai tanda ketundukan manusia terhadap perintah Alloh Robbul Izzati? Kita tunduk kepada perintah Alloh selama ruh masih bersatu dengan raga.
4. Hewan kurban untuk kendaraan kita saat melewati Shirothol Mustaqim. Wallahu 'alam. Yang terpenting kita kuraban hanya untuk mengharap ridlo dari Alloh SWT. Apakah nanti kita akan menaiki hewan kurban kita atau tidak itu hak prerogratif Alloh. yang jelas Alloh tidak akan menerima kurban orang-orang yang pamrih dan melalaikan sholat.Lihatlah kisah Habil dan Kobil. Coba bayangkan sahabat nabi kalau berkurban tidak tanggung-tanggung. Ada yang sekali kurban mencapai puluhan ekor dan itu dilakukannya setriap tahun. Apa tidak bingung tuh mau naik yang mana. Malah bisa-bisa jadi pengembala (he....he..... maaf guyon)
5. Hewan kurban wajib dimandikan dan dikalungi bunga sebelum disembelih. Barangkali begini, wajib sih tidak tapi kalau dimandikan terlebih dahulu, akan membantu tukang potong hewan kurban agar tidak terlalu sering mencium aroma kurang sedap dari hewan kurban. Kalau diberi kalung bunga? ah, itu kantradisi saja yang tidak benar. Mungkin hampir sama tujuannya yaitu agar hewan kurban berbau lebih enak setelah dimandikan dan diberi bunga.
Nah, itu saja barangkali benar.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar