Minggu, 07 Juni 2020

FABEL DAN PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Farichin

Di bagian depan, kita sudah berkenalan dengan genre cerita yang disebut fabel. Di situ pula kita sudah tahu tentang manfaat fabel dalam pendidikan karakter. Dengan fabel kita bisa menasihati, mengkritik, atau memberitahu kesalahan orang dengan cara halus. Dengan demikian diharapkan perilaku atau kita kenal dengan karakter akan menjadi lebih baik.

Fabel sebuah bacaan yang biasa diminati oleh anak-anak memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan karakter. Tanpa disadari, anak-anak yang membaca fabel akan ditunjukkan suatu perbuatan itu salah atau benar. Mereka juga akan diajarkan bagaimana bersikap dalam bersosialisasi dengan lingkungan. Yang tak kalah pentingnya adalah melalui fabel mereka diajarkan bagaimana risiko yang akan diterima dengankesalahan yang dilakukan seseorang.

Tanggung jawab pendidikan karakter bukan hanya terletak pada guru, ustad, atau orang tua semata. Kita semua, orang-orang yang peduli terhadap pendidikan karakter memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan tersebut.

Kita tentunya sepakat, bahwa perkembangan karakter anak bangsa di zaman sekarang itu sungguh berat. Banyak gangguan dan godaan bagi generasi bangsa ini untuk memiliki karakter yang baik. Coba tengok anak-anak di sekitar kita. Mereka lebih suka gadget dengan game dan tontonan yang kurang mendidik. Lepas dari itu, mereka dihadirkan dengan televisi dengan sajian tontonan yang sering kali lolos sensor. Kekerasan, seksualitas, dan lain-lain secara terus menerus mendera pikiran mereka. Coba bayangkan, seseorang setiap detik setiap waktu terus disuguhi tontonan yang kurang baik, akhirnya muncullah karakter yang tidka baik tersebut dalam kehidupan mereka. Lebih parahnya lagi orang tiua kurang kontrol terhadap tindkan nak-anaknya terse but.

Mau anak-anak kiat seperti itu?

Hiiiiiiiiiiii, jangan sampai terjerumus seperti itu. Oleh karena itu, mari bersama-sama mengatasi permasalahan seperti itu.

Caranya?

Pendidikan karakter harus tertanam dalam berbagai level kehidupan. Karakter harus terinternalisasi dalam berbagai bidang kehidupan. Bukan hanya sekolah yang bertanggung jawab akan pembentukan karakter tapi semua orang memiliki tanggung jawab akan pembentukan karakter bangsa ini. Sehingga mulailah dari diri sendiri untuk memegang teguh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa ini yang pada akhirnya kita memberikan tauladan kepada orang disekitar kita.

Untuk mewujudkan pendidikan karakter, diperlukan suatu metode yang tepat agar hasil yang diperoleh lebih optimal. Dalam pendidikan Islam dikenal beberapa metode pembentukan karakter . metode tersebut antara lain:

1.      Metode perumpamaan

Metode ini adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Seperti kelemahan orang kafir yang diumpamakan dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini, sesuai sekali dengan fabel. Perumpamaan dalam fabel yang dilambangkan melalui karakter binatang akan secara efektif mendidik para pembacanya.

2.      Metode keteladanan

Metode keteladanan, adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini harus dilakukan oleh orang tua, guru, dan orang-orang dewasa di sekitar anak tinggal. Kebiasaan orang tua yang baik akan secara berlahan mebawa anak-anak untuk mengikuti tindakan tersebut.

3.      Metode ibrah dan mau`izah

Metode Ibrah dan Mau’izah. Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau keadaan yang dihadirkan. Sedangkan metode Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan perbuatan. Dalam fabel metode ini dapat dilakukan dengan tanya jawab tentang pesan moral setelah anak-anak membaca fabel. Pada tingkat lanjut, anak pada umumnya akan dapat menangkap makna sebuah cerita secara sendiri.

4.      Metode Hiwar Qurani/Kitabi (metode dialog)

Metode dialog ini begitu menyadarkan kita akan kelemahan dan kekurangan. Dalam pendidikan kita perlu melakukan dialog untuk menegtahui perkembangan anak dan mengidentifikasi masalah-masalah yang mereka alami. Untuk itu orang tua harus memiliki sikap bersahabat, kasih sayang kepada anak-anak. Inti dari metode ini adalah hubungan harmonis antara anak-anak dan orang dewasa di sekitarnya.

5.      Metode Pembiasaan

Anak diajarkan untuk membiasakan berprilaku terpuji, giat belajar, bekerja keras, berrtanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan.  Maka dari itu, jangan biarkan anak-anak melakukan kesalahan sekecil apapun. Sekecil apapun kesalahan akan berpotensi menjadikan kesalahan tersebut sebagai suatu kebiasaan. Maka dari itu, biasakanlah anak-anak dengan bacaan yang bermanfaat daripada mereka dibiasakan bermain game atau gadget.

6.      Metode Targib dan Tarhib

Metode ini dalam teori metode belajar modern dikenal dengan reward dan Punisment. Yaitu suatu metode dengan hadiah dan hukuman menjadi konsekuensi dari aktivitas belajar siswa, bila siswa dapat mencerminkan sikap yang baik maka ia berhak mendapatkan hadiah dan sebaliknya mendapatkan hukuman ketika ia tidak dapat dengan baik menjalankan tugasnya sebagai siswa. Metode reward dan punishment ini menjadi motivasi eksternal bagi siswa dalam proses belajar. Sebab, khususnya anak-anak dan remaja awal ketika disuguhkan hadiah untuk yang dapat belajar dengan baik dan ancaman bagi mereka yang tidak disiplin, mayoritas siswa termotivasi belajar dan bersikap disiplin. Hal ini bisa terjadi karena secara psikologi manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik dan mendapatkan balasan dari perbuatan baiknya.

            Lalu, apa saja pendidikan karakter yang perlu dikembangkan dalam diri seorang anak? Tentunya, banyak aspek dari pendidikan karakter tersebut. Yuk, bahas beberapa pendidikan karakter tersbut.

a.    Kereligiusan

Nilai religius berhubungan dengan ketuhanan atau keagamaan. Artinya segala pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya. Ingat, Tuhan Maha melihat. Dalam cerita fabel nilai-nilai religius ini dapat ditampilkan dengan adegan berdoa atau yang lainnya. Nilai-nilai ini cukup kuat digali pada materi yang terkait dengan sastra seperti fabel. Peran orang tua adalah mengaitkan isi cerita dengan kehidupan religi yang diharapkan muncul.

b.    Kejujuran

Nilai karakter jujur tercermin pada perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia nilai-nilai jujur dapat ditingkatkan melalui pemahaman dan pemaknaan teks sastra seperti fabel.

c.    Kecerdasan

Nilai kecerdasan tercermin pada Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat. Kecerdasan diperlukan dalam analisis struktur isi cerita yang telag dibaca. Untuk itu diperlukan pendampingan oleh orang tua.

d.    Ketangguhan

Sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan. Dalam fabel, karakter ini dapat diambilkan dari isi ceritanya yang mencerminkan ketangguhan tokoh.

e.    Kedemokratisan

Nilai demokratis tercermin pada cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.  

f.     Kepedulian

Nilai karakter kepedulian merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.

g.    Berpikir kreatif, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari  apa yang telah dimiliki. Karakter kreatif pada anak dapat dikembangkan melalui anak diminta menceritakan kembali fabel yang telah dibaca dengan cara mereka.

h.     Tanggung jawab

Karakter tanggung jawab tercermin pada sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.

i.     Kedisiplinan 

Karakter disiplin tercermin dalam tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Karakter ini sangat terkait dengan karakter tanggung jawab.

 

j.     Percaya diri

Karakter percaya diri tercermin pada sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

k.    Keingintahuan

Karakter ingin tahu tercermin pada sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

l.     Kesantunan

Karakter santun tercermin pada sifat yang halus dan baik  dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

 

Kesemua karakter ini tidak dapat berkembang dengan sendirinya pada diri anak-anak. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan dan bimbingan serta fasilitas yang mengondisikan perkembangan karakter tersebut. Itu semua merupakan tanggung jawab kita semua.

Kita semua?

Ya, kita semua. Orang tua, guru, dan juga masyarakat dewasa di lingkungan tempat tinggal anak. Ingat, luhurnya karakter mereka para generasi penerus negeri ini akan dapat menentukan kualitas dan kemajuan bangsa ini. Dan itu ada di tangan kita semua.

Oleh karena itu, yuk mulai sekarang kita memfasilitasi mereka agar dapat mengembangkan karakter luhur Indonesia. Jangan sampai menyesal. Penguasaan teknologi memang penting, tapi penguasaan tanpa karakter hanya akan merusak masa depan negeri kita tercinta, Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar