Oleh : Farichin
Di bagian depan, kita sudah berkenalan dengan genre
cerita yang disebut fabel. Di situ pula kita sudah tahu tentang manfaat fabel
dalam pendidikan karakter. Dengan fabel kita bisa menasihati, mengkritik, atau
memberitahu kesalahan orang dengan cara halus. Dengan demikian diharapkan
perilaku atau kita kenal dengan karakter akan menjadi lebih baik.
Fabel sebuah bacaan yang biasa diminati oleh anak-anak
memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan karakter. Tanpa
disadari, anak-anak yang membaca fabel akan ditunjukkan suatu perbuatan itu
salah atau benar. Mereka juga akan diajarkan bagaimana bersikap dalam
bersosialisasi dengan lingkungan. Yang tak kalah pentingnya adalah melalui
fabel mereka diajarkan bagaimana risiko yang akan diterima dengankesalahan yang
dilakukan seseorang.
Tanggung jawab pendidikan karakter bukan hanya terletak
pada guru, ustad, atau orang tua semata. Kita semua, orang-orang yang peduli
terhadap pendidikan karakter memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan tersebut.
Kita tentunya sepakat, bahwa perkembangan karakter anak
bangsa di zaman sekarang itu sungguh berat. Banyak gangguan dan godaan bagi
generasi bangsa ini untuk memiliki karakter yang baik. Coba tengok anak-anak di
sekitar kita. Mereka lebih suka gadget dengan
game dan tontonan yang kurang
mendidik. Lepas dari itu, mereka dihadirkan dengan televisi dengan sajian
tontonan yang sering kali lolos sensor. Kekerasan, seksualitas, dan lain-lain
secara terus menerus mendera pikiran mereka. Coba bayangkan, seseorang setiap
detik setiap waktu terus disuguhi tontonan yang kurang baik, akhirnya muncullah
karakter yang tidka baik tersebut dalam kehidupan mereka. Lebih parahnya lagi
orang tiua kurang kontrol terhadap tindkan nak-anaknya terse but.
Mau anak-anak kiat seperti itu?
Hiiiiiiiiiiii, jangan sampai terjerumus seperti itu. Oleh
karena itu, mari bersama-sama mengatasi permasalahan seperti itu.
Caranya?
Pendidikan
karakter harus tertanam dalam berbagai level kehidupan. Karakter harus
terinternalisasi dalam berbagai bidang kehidupan. Bukan hanya sekolah yang
bertanggung jawab akan pembentukan karakter tapi semua orang memiliki tanggung jawab akan pembentukan
karakter bangsa ini. Sehingga mulailah dari diri sendiri untuk memegang teguh
nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa ini yang pada akhirnya kita
memberikan tauladan kepada orang disekitar kita.
Untuk
mewujudkan pendidikan karakter, diperlukan suatu metode yang tepat agar hasil
yang diperoleh lebih optimal. Dalam pendidikan Islam dikenal beberapa metode
pembentukan karakter . metode tersebut antara lain:
1. Metode
perumpamaan
Metode ini adalah penyajian bahan
pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Seperti kelemahan orang kafir yang
diumpamakan dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah
sekali disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini, sesuai sekali dengan fabel. Perumpamaan dalam fabel yang dilambangkan melalui
karakter binatang akan secara efektif mendidik para pembacanya.
2. Metode
keteladanan
Metode keteladanan, adalah memberikan
teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode ini harus dilakukan oleh orang tua, guru, dan
orang-orang dewasa di sekitar anak tinggal. Kebiasaan orang tua yang baik akan
secara berlahan mebawa anak-anak untuk mengikuti tindakan tersebut.
3. Metode ibrah dan mau`izah
Metode Ibrah dan Mau’izah. Metode
Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar
pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau keadaan yang dihadirkan. Sedangkan metode
Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian
dalam melakukan perbuatan. Dalam fabel metode ini dapat dilakukan dengan tanya jawab tentang pesan
moral setelah anak-anak membaca fabel. Pada tingkat lanjut, anak pada umumnya
akan dapat menangkap makna sebuah cerita secara sendiri.
4. Metode
Hiwar Qurani/Kitabi (metode dialog)
Metode dialog ini begitu menyadarkan
kita akan kelemahan dan kekurangan. Dalam pendidikan kita perlu melakukan dialog untuk
menegtahui perkembangan anak
dan mengidentifikasi masalah-masalah yang mereka alami. Untuk itu orang tua harus memiliki sikap bersahabat, kasih
sayang kepada anak-anak.
Inti dari metode ini adalah hubungan harmonis antara anak-anak
dan orang dewasa di sekitarnya.
5. Metode
Pembiasaan
Anak
diajarkan untuk membiasakan berprilaku terpuji, giat belajar, bekerja keras,
berrtanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan. Maka dari itu, jangan biarkan anak-anak melakukan kesalahan
sekecil apapun. Sekecil apapun kesalahan akan berpotensi menjadikan kesalahan
tersebut sebagai suatu kebiasaan. Maka dari itu, biasakanlah anak-anak dengan bacaan yang
bermanfaat daripada mereka dibiasakan bermain game atau gadget.
6. Metode
Targib dan Tarhib
Metode ini dalam teori metode belajar
modern dikenal dengan reward dan Punisment. Yaitu suatu metode dengan hadiah dan hukuman menjadi konsekuensi
dari aktivitas belajar siswa, bila siswa dapat mencerminkan sikap yang baik
maka ia berhak mendapatkan hadiah dan sebaliknya mendapatkan hukuman ketika ia
tidak dapat dengan baik menjalankan tugasnya sebagai siswa. Metode reward dan
punishment ini menjadi motivasi eksternal bagi siswa dalam proses belajar.
Sebab, khususnya anak-anak dan remaja awal ketika disuguhkan hadiah untuk yang
dapat belajar dengan baik dan ancaman bagi mereka yang tidak disiplin,
mayoritas siswa termotivasi belajar dan bersikap disiplin. Hal ini bisa terjadi
karena secara psikologi manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik dan
mendapatkan balasan dari perbuatan baiknya.
Lalu, apa saja pendidikan karakter
yang perlu dikembangkan dalam diri seorang anak? Tentunya, banyak aspek dari
pendidikan karakter tersebut. Yuk, bahas beberapa pendidikan karakter tersbut.
a. Kereligiusan
Nilai religius berhubungan dengan ketuhanan atau keagamaan. Artinya segala
pikiran, perkataan, dan tindakan
seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan
dan/atau ajaran agamanya. Ingat, Tuhan Maha melihat. Dalam cerita fabel nilai-nilai religius
ini dapat ditampilkan dengan adegan berdoa atau yang lainnya. Nilai-nilai ini cukup kuat digali pada
materi yang terkait dengan sastra seperti fabel. Peran orang tua adalah mengaitkan isi cerita dengan
kehidupan religi yang diharapkan muncul.
b. Kejujuran
Nilai karakter jujur tercermin pada perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan
pihak lain. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia nilai-nilai jujur dapat
ditingkatkan melalui pemahaman dan pemaknaan teks sastra seperti fabel.
c.
Kecerdasan
Nilai kecerdasan tercermin pada
Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan
cepat. Kecerdasan diperlukan dalam analisis struktur isi cerita yang telag dibaca. Untuk itu diperlukan pendampingan oleh orang tua.
d.
Ketangguhan
Sikap dan perilaku pantang menyerah
atau tidak pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan. Dalam fabel, karakter ini dapat diambilkan dari isi
ceritanya yang mencerminkan ketangguhan tokoh.
e.
Kedemokratisan
Nilai demokratis tercermin pada cara
berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
f.
Kepedulian
Nilai karakter kepedulian merupakan
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan
dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.
g.
Berpikir
kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara
kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan
termutakhir dari apa yang telah dimiliki. Karakter kreatif pada anak dapat dikembangkan melalui
anak diminta menceritakan kembali fabel yang telah dibaca dengan cara mereka.
h.
Tanggung jawab
Karakter tanggung jawab tercermin pada
sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.
i.
Kedisiplinan
Karakter disiplin tercermin dalam tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan. Karakter ini sangat terkait dengan karakter tanggung jawab.
j.
Percaya diri
Karakter percaya diri tercermin pada sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
k.
Keingintahuan
Karakter ingin tahu tercermin pada
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
l.
Kesantunan
Karakter santun tercermin pada sifat
yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata
perilakunya ke semua orang.
Kesemua karakter ini tidak dapat berkembang dengan
sendirinya pada diri anak-anak. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan dan
bimbingan serta fasilitas yang mengondisikan perkembangan karakter tersebut.
Itu semua merupakan tanggung jawab kita semua.
Kita semua?
Ya, kita semua. Orang tua, guru, dan juga masyarakat
dewasa di lingkungan tempat tinggal anak. Ingat, luhurnya karakter mereka para
generasi penerus negeri ini akan dapat menentukan kualitas dan kemajuan bangsa
ini. Dan itu ada di tangan kita semua.
Oleh karena itu, yuk mulai sekarang kita memfasilitasi
mereka agar dapat mengembangkan karakter luhur Indonesia. Jangan sampai
menyesal. Penguasaan teknologi memang penting, tapi penguasaan tanpa karakter
hanya akan merusak masa depan negeri kita tercinta, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar