Minggu, 20 Maret 2011

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh : Farichin
A. Pengantar
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi. Salah satu alasannya, kemampuan berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat sebagian besar iptek itu “terdokumentasi”dalam bentuk referensi yang bermedia bahasa Indonesia. Sebagai konsekuensi dari itu, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai salah satu bagian dari jenjang pendidikan dasar, juga memasukkan mata pelajaran tersebut ke dalam kurikulumnya, yaitu Kerikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Salah satu hal yang sangat urgen kaitannya dengan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah bagimana caranya agar pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dapat berhasil dengan baik? Jawaban untuk pertanyaan seperti itu tentu banyak sekali variasinya, mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia,. Salah satunya adalah perlu adanya pemahaman mengenai karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia oleh praktisi pendidikan, khususnya guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dengan memahami karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia, seorang guru paling tidak akan mampu (1) memilih bahan materi yang tepat, (2) memilih metode dan strategi yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan, dan sebagainya, serta pada muara akhirnya adalah (3) dapat mengantarkan pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Lalu, bagaimanakah karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan seperti itu tentu harus dikaitkan dengan hakikat bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa dan bahasa Indonesia sebagai suatu mata pelajaran.

B. Bahasa Indonesia sebagai Suatu Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia berupa bunyi simbol yang mengandung makna. Dengan bahasa, manusia dapat mengaktualisasikan pikiran dan perasaannya, serta dapat berinterakasi dengan sesamanya untuk berbagai keperluan hidup. Demikian pula bahasa Indonesia, sebagai sebuah bahasa, peran dan fungsinya tidak akan jauh berbeda dengan hal tersebut. Itulah sebabnya, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus mengaitkan dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi. Oleh karena itu, pendekatan dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran berpedoman pada fungsi bahasa tersebut, yaitu metode atau pendekatan komunikatif.
Bahasa merupakan sebuah sistem. Di dalam bahasa terdapat berbagai komponen yang membentuk sistem bahasa, di antaranya adalah komponen pada tataran bunyi (fonologi), kata (morfologi), kalimat (sintaksis), makna (semantik), dan sebagainya. Setiap komponen bukannya berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan. Dengan memahami bahwa bahasa Indonesia sebagai sebuah sistem, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang baik dilakukan secara terpadu (terintegrasi), bukan secara terpisah-pisah (parsial). Keterpaduan itu tidak hanya lintas materi, bila perlu lintas bidang atau lintas mata pelajaran.
Bahasa akan muncul salah satunya dipengaruhi oleh situasi atau konteks tertentu. Faktor konteks ini akan turut memberi kontribusi dalam proses “pembentukan makna” pada bentuk bahasa yang muncul. Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang baik di sekolah dilakukan tanpa meninggalkan konteks berbahasa. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual akan menjadi sebuah alternatif yang tepat untuk digunakan dalam praktik pembelajaran bahasa Indonesia.
Di samping hal di atas, bahasa diperoleh seseorang melalui beberapa cara. Salah satunya adalah melalui kegiatan pembelajaran. Agar pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dapat berhasil dengan baik, pemahaman terhadap terhadap teori pemerolehan bahasa perlu dimiliki oleh para guru bahasa Indonesia.

C. Bahasa Indonesia sebagai Suatu Mata Pelajaran di Sekolah
Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), termasuk KTSP, pada dasarnya adalah sebuah program pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa (dan sastra) Indonesia di kalangan para peserta didik. Mata pelajaran tersebut mengemban fungsi sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan kesatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia yang baik unutk berbagai keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman keberagaman budaya Indonesia melalui khasanah kesastraan. Tujuan dan fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut akan menjadi pedoman dan arah dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Di antara tujuan yang diemban oleh mata pelajaran bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki keterampilan dalam berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara reseptif (membaca dan menyimak) maupun secara produktif (berbicara dan menulis). Aspek keterampilan, termasuk keterampilan berbahasa Indonesia, biasanya akan dimiliki seseorang apabila ia rajin berlatih. Berdasarkan asumsi tersebut, konsekuensi pembelajaran bahasa Indonesia lebih berorientasi pada praktik berbahasa daripada teori pengetahuan bahasa. Hal itu dilakukan agar tujuan terampil berbahasa Indonesia di kalangan peserta didik dapat terwujud.
Selain hal di atas, ada sesuatu yang sangat unik dan berbeda dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu “yang diajarkan” dan “media ajarnya” sama, bahasa Indonesia. Hal ini berbeda kasusnya dengan pembelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran lain (kecuali bahasa Inggris?). Kondisi tersebut akan membawa pada sebuah konsekuensi bagi guru bahasa Indonesia. Konsekuensi tersebut adalah bahwa guru bahasa Indonesia harus bisa menjadi teladan atau figur pemakai bahasa Indonesia yang baik, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.


D. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran dilakukan secara terintegrasi atau terpadu, mengingat bahasa merupakan sistem.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan komunikatif.
3. Kegiatan pembelajaran mendasarkan diri pada teori pemerolehan bahasa.
4. Pelaksanaan pembelajaran lebih menekankan pada komponen praktik berbahasa daripada teori kebahasaan.
5. Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
6. Dalam pembelajaran, baik “yang diajarkan” maupun “ media ajarnya” sama, yaitu bahasa Indonesia.



Daftar Pustaka
Depdiknas, 2005. Prinsip dan Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2005. Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia. Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2005. Landasan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia .Bahan pelatihan terintegrasi Berbasis kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar